Sabtu, 18 Agustus 2018

Kajian Hadits IKABA 200-210

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 200 :*

*‏عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( أَمَرَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِبِنَاءِ اَلْمَسَاجِدِ فِي اَلدُّورِ  وَأَنْ تُنَظَّفَ  وَتُطَيَّبَ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَأَبُو دَاوُدَ  وَاَلتِّرْمِذِيُّ  وَصَحَّحَ إِرْسَالَهُ*

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung dan hendaknya dibersihkan dan diharumkan. Riwayat Ahmad Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi menilainya hadits mursal.

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) amat mementingkan sholat yang merupakan rukun Islam yang kedua. Dalam hal itu, baginda memerintahkan membangun masjid dan tempat untuk
mengumandangkan azan. Baginda memerintahkan supaya setiap daerah dan kota mesti dibangun sebuah masjid untuk mendirikan sholat lima waktu dalam sehari
semalam. Baginda memerintahkan membangun masjid besar untuk melaksanakan sholat Jum'at yang dapat menampung seluruh penduduk kota yang ada.

Mengingat surau-surau yang ada di setiap daerah kadang kala kurang
diperhatikan kebersihannya, Nabi (s.a.w) memerintahkan agar setiap masjid dan surau dibersihkan dan diberi wewangian, begitu pula dengan masjid besar. Nabi
(s.a.w) di sini mengungkapkan kota dengan istilah al-Dur, sedangkan daerah yang merupakan bagian dari kota) disebut dengan istilah al-Dar.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan membangun surau di setiap kampung dan menggunakannya sebagai tempat beribadah dan sholat berjamaah lima waktu agar penduduk
setempat tidak ketinggalan untuk mendapat keutamaan pahala berjamaah, karena kedudukan tempat tinggal mereka yang berjauhan dengan masjid besar.

2. Dianjurkan membersihkan masjid-masjid dari kotoran.

3. Dianjurkan memberikan wewangian yang sewajarnya untuk masjid.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 201 :*

*‏وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( قَاتَلَ اَللَّهُ اَلْيَهُودَ : اِتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه وَزَادَ مُسْلِمُ ( وَالنَّصَارَى )*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah memusuhi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai masjid." Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: "Dan orang-orang Nasrani."

*وَلَهُمَا مِنْ حَدِيثِ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- ( كَانُوا إِذَا مَاتَ فِيهِمْ اَلرَّجُلُ اَلصَّالِحُ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا )  وَفِيهِ ( أُولَئِكَ شِرَارُ اَلْخَلْقِ )*

Menurut Bukhari-Muslim dari hadits 'Aisyah r.a: "Apabila ada orang sholeh di antara mereka yang meninggal dunia mereka membangun di atas kuburannya sebuah masjid." Dalam hadits itu disebutkan: "Mereka itu berakhlak buruk."

*MAKNA HADITS :*

```Ummu Salamah dan Ummu Habibah yang merupakan Ummahat al-Mu'minin
menceritakan kepada Nabi (s.a.w) tentang apa yang pernah mereka saksikan di negeri Habsyah. Masyarakat Habsyah menyembah dan mengagungkan patung dan
gambar manusia di dalam gereja. Rasulullah (s.a.w) menegaskan kepada mereka bahawa dorongan membuat patung dan gambar tersebut pada hakikatnya baik,
yaitu untuk meneladani amal kebajikan yang pernah dilakukan oleh orang soleh di kalangan mereka yang telah meninggal dunia. Tetapi mereka tidak menyadari perbuatan itu kerana dengan cara ini mereka telah membuka pintu kekufuran bagi
generasi berikutnya. Akhirnya patung itu diagungkan dan disembah. Oleh sebab itu, mereka menjadi sejahat-jahat atau seburuk-buruk makhluk Allah pada hari kiamat kelak.

Di sini Rasulullah (s.a.w) ingin mengingatkan para sahabat supaya tidak menjadikan kuburannya seperti apa yang telah dilakukan dengan kuburan orang soleh itu. Ini merupakan langkah berjaga-jaga baginda sekali gus menjauhkan
perbuatan yang menyerupai para penyembah berhala di samping mengingatkan agar harta tidak dimubazirkan dan disia-siakan untuk sesuatu yang tidak ada
manfaatnya.```

*FIQH HADITS :*

1. Dilarang menjadikan kuburan sebagai masjid.

2. Boleh menceritakan keanehan yang telah disaksikan oleh seseorang.

3. Dilarang membuat patung malah diharamkan membuat patung atau gambar makhluk yang bernyawa, khususnya patung atau gambar orang soleh.

4. Haram membangun (membuat) kuburan di dalam masjid. Q

5. Orang yang melakukan perbuatan yang diharamkan hendaklah dicela.

6. Apa yang mesti menjadi kaedah dalam menentukan sesuatu hukum adalah syariat, bukan adat kebiasaan.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 202 :*

*‏وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( بَعَثَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم خَيْلاً  فَجَاءَتْ بِرَجُلٍ  فَرَبَطُوهُ بِسَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي اَلْمَسْجِدِ )  اَلْحَدِيثَ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengirim pasukan berkuda lalu mereka datang membawa seorang tawanan mereka mengikatnya pada salah satu tiang masjid. Muttafaq Alaihi.

*MAKNA HADITS :*

```Hadis ini telah diterangkan sebelum ini dalam bab mandi dalam kaitannya orang kafir disyariatkan jika masuk Islam. Dalam bab ini kami sengaja mengulanginya lagi dalam kaitannya orang kafir boleh diikat sebagai tawanan di dalam masjid.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh mengikat tawanan di dalam masjid, meskipun tawanan itu orang kafir.

2. Orang musyrik dibolehkan memasuki masjid kecuali Masjid al-Haram.

Imam Malik berkata: “Orang musyrik tidak boleh memasuki masjid kecuali karena
ada satu keperluan yang teramat penting.”

Imam al-Syafi‟i berkata: “Orang musyrik baik ahli kitab ataupun selainnya boleh memasuki masjid setelah mendapat kebenaran orang muslim kecuali Masjid al-Haram di Mekah dan
tanah suci.”

Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa ahli kitab boleh memasuki semua masjid namun kafir selain ahli kitab tidak dibolehkan.

Imam Abu Hanifah mengemukakan hujah untuk menguatkan pendapatnya dengan satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab al-Musnad dengan sanad jayyid melalui Jabir (r.a) bahwa Rasulullah (s.a.w)
pernah bersabda:

لايدخل مسجدنا هذا بعد عامنا هذا مشرك الا أهل العهد وخدمهم

“Sesudah tahun kita sekarang ini orang musyrik tidak boleh lagi memasuki masjid kita, kecuali ahli kitab dan para pembantu mereka.”

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 203 :*

*‏وَعَنْهُ رضي الله عنه ( أَنَّ عُمَرَ رضي الله عنه مُرَّ بِحَسَّانَ يَنْشُدُ فِي اَلْمَسْجِدِ  فَلَحَظَ إِلَيْهِ  فَقَالَ : "قَدْ كُنْتُ أَنْشُدُ  وَفِيهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ )  . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Umar Radliyallaahu 'anhu melewati Hassan yang sedang bernyanyi di dalam masjid lalu ia memandangnya. Maka berkatalah Hassan: Aku juga pernah bernyanyi di dalamnya dan di dalamnya ada orang yang lebih mulia daripada engkau. Muttafaq Alaihi.

*MAKNA HADITS :*

```Syair adalah kalimat-kalimat yang sengaja disusun dengan menggunakan irama tertentu. Syair dianggap baik apabila di dalamnya memuatkan makna pujian
kepada Allah, memuji Rasul-Nya, memperjuangkan syariat dan lain-lain seumpamanya yang mengandung tujuan yang dibenarkan, bahkan syair seperti itu boleh didendangkan di dalam masjid. Jika syair mengandungi celaan, mempropagandakan perkara bid'ah atau memberi semangat untuk melakukan
maksiat, maka syair seperti itu dianggap buruk sama dengan syair di zaman Jahiliah yang dilakukan oleh pelaku kebatilan. Dengan demikian, maka hadis yang
melarang mendendangkan syair di dalam masjid dan hadis membolehkannya dapat
digabungkan.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh mendendangkan syair di dalam masjid untuk kepentingan yang ada kaitannya dengan nasihat dan tazkirah.

2. Berhujah dengan pangakuan Rasulullah (s.a.w) karena baginda tidak pernah memperakui sesuatu melainkan ia telah diakui oleh syariat.

3. Dianjurkan membela Islam dan menjawab tantangan musuh, baik melalui syair ataupun prosa, karena itu termasuk jihad fi sabilillah.

4. Seseorang dibolehkan menjawab (menyanggah) orang yang lebih utama darinya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 204 :*

*‏وَعَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ سَمِعَ رَجُلاً يَنْشُدُ ضَالَّةً فِي اَلْمَسْجِدِ فَلْيَقُلْ : لَا رَدَّهَا اَللَّهُ عَلَيْكَ  فَإِنَّ اَلْمَسَاجِدَ لَمْ تُبْنَ لِهَذَا )  رَوَاهُ مُسْلِم*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid hendaknya mengatakan: Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal demikian." Riwayat Muslim.

*HADITS KE 205 :*

*وَعَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلميَقُوْلُ ( إِذَا رَأَيْتُمْ مَنْ يَبِيعُ  أَوْ يَبْتَاعُ فِي اَلْمَسْجِدِ  فَقُولُوا : لَا أَرْبَحَ اَللَّهُ تِجَارَتَكَ )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ  وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika engkau melihat seseorang berjual beli di dalam masjid maka katakanlah padanya: (Semoga Allah tidak menguntungkan perdaganganmu." Riwayat Nasa'i dam Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi.

*MAKNA HADITS :*

```Masjid dibangun untuk berzikir kepada Allah dan pengajian, karena masjid adalah rumah Allah. Allah memerintahkan supaya asma-Nya disebut di dalam masjid.
Oleh yang demikian, tidak boleh melakukan transaksi jual beli di dalam masjid dan tidak boleh pula mendendangkan syair-syair yang sesat. Jadi, apabila seseorang
ada yang melihat dua orang sedang melakukan transaksi di dalamnya, maka hendaklah
dia berkata kepada mereka berdua: “Semoga Allah tidak memberikan keuntungan kepada jual belimu itu.” Ini sebagai peringatan keras ke atas mereka berdua agar
tidak lagi melakukan perkara yang serupa, sekalipun transaksi jual beli yang dilakukan oleh mereka berdua tetap sah.

Barang siapa merasa kehilangan sesuatu di dalam masjid, maka hendaklah bertanya kepada juru kuncinya dan tidak perlu mencarinya di dalam masjid,
sekalipun barangnya itu hilang di dalam masjid. Barang siapa yang mendengar seruannya, maka hendaklah dia mengatakan kepadanya sebagai satu peringatan: “Semoga Allah tidak mengembalikan barang hilang itu kepadamu".```

*FIQH HADITS :*

1. Dilarang mencari barang yang hilang di dalam masjid. Barang siapa yang mendengar ada seseorang mencari barang yang hilang di dalam masjid, maka
hendaklah dia mengatakan kepadanya: “Semoga Allah tidak
mengembalikannya kepadamu.”

2. Haram melakukan jual beli di dalam masjid. Barang siapa yang melihatnya dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli, maka hendaklah dia mengucapkan
kepada mereka berdua: “Semoga Allah tidak memberikan keuntungan ke atas
perniagaan kamu.” Ini sebagai peringatan keras ke atas mereka berdua.

3. Masjid tidak dibangun untuk berniaga dan melakukan urusan-urusan duniawi yang lain, sebaliknya ia dibangun untuk ibadah dan berzikir kepada Allah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 206 :*

*‏وَعَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا تُقَامُ اَلْحُدُودُ فِي اَلْمَسَاجِدِ  وَلَا يُسْتَقَادُ فِيهَا )  رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَأَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ ضَعِيف*

Dari Hakim Ibnu Hizam Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak diperbolehkan melaksanakan hukuman had di dalam masjid dan begitu pula tuntut bela di dalamnya." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang lemah.

*MAKNA HADITS :*

```Masjid adalah rumah Allah yang wajib senantiasa diagungkan. Oleh sebab itu, tidak boleh dilaksanakan hukuman hudud di dalamnya mengingat itu menjadikan masjid dihinakan. Ini karena ada ketika  aurat orang yang bakal dijatuhi hukumannya terpaksa dibuka, ada kalanya orang yang dijatuhi hukuman mengeluarkan kotoran di dalam masjid atau ada kalanya pula orang yang dijatuhi hukuman
mengeluarkan jeritan kesakitan. Ini  jelas mengganggu orang yang sedang sholat dan orang yang sedang membaca al-Qur'an. Masjid harus dipelihara daripada hal-hal seperti itu demi mengagungkannya.```

*FIQH HADITS :*

Haram melakukan hukuman qisas dan hukuman hudud di dalam masjid.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 207 :*

*‏وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ ( أُصِيبَ سَعْدٌ يَوْمَ اَلْخَنْدَقِ  فَضَرَبَ عَلَيْهِ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَيْمَةً فِي اَلْمَسْجِدِ  لِيَعُودَهُ مِنْ قَرِيبٍ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Sa'ad terluka pada waktu perang khandaq lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendirikan tenda untuknya di dalam masjid agar beliau dapat menengoknya dari dekat. Muttafaq Alaihi.

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) memberikan keringanan untuk tidur di dalam masjid, sebagaimana
baginda memberikan keringanan kepada orang yang sakit boleh tinggal di dalam masjid dan membuat tempat khusus untuknya sebagaimana yang terjadi di zaman Nabi (s.a.w) di mana Sa'd ibn Mu'adz ketika itu sedang sakit akibat luka peperangan. Ini dilakukan untuk memastikan Nabi (s.a.w) menjenguknya dari dekat
dan memantau keadaannya dari masa ke masa.

Ini merupakan rumah sakit pertama dalam Islam yang secara langsung dikendalikan oleh Nabi (s.a.w). Hukum boleh tidur dan merawat orang sakit di dalam
masjid adalah terikat dengan ketentuan apabila kedua orang ini tidak mencemari atau mengotori masjid. Jika keduanya bisa menimbulkan pencemaran, maka dilarang tinggal di dalam masjid.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh tidur di dalam masjid.

2. Orang sakit diperbolehkan tinggal di dalam masjid, sekalipun dia dalam keadaan luka.

3. Disyariatkan menjenguk orang sakit.

4. Boleh membuat tenda di dalam masjid kerana ada suatu keperluan memandang tenda bersifat sementara. Lain halnya dengan bangunan, maka ia dilarang secara mutlak.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 208 :*

*‏وَعَنْهَا قَالَتْ : ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَسْتُرُنِي  وَأَنَا أَنْظُرُ إِلَى اَلْحَبَشَةِ يَلْعَبُونَ فِي اَلْمَسْجِدِ  )  اَلْحَدِيثَ  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menghalangiku ketika aku sedang melihat orang-orang habasyah tengah bermain di dalam masjid. Hadits Muttafaq Alaihi

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) diutus membawa agama yang mengamalkan prinsip toleransi. Oleh itu, didalam Islam terdapat prinsip kemudahan dan dilarang bersikap ekstrim
dalam beragama apa lagi menyiksa diri sendiri. Dalam hadis ini diceritakan Rasulullah (s.a.w) mengakui permainan orang Habsyah ketika memainkan tombak di dalam masjid. Baginda melarang Umar al-Faruq yang ingin melarang mereka dari meneruskan permainan itu kerana berpegang kepada satu kaedah di mana masjid mesti dibersihkan dari segala bentuk permainan.

Nabi (s.a.w) bersabda kepada Umar (r.a): “Biarkan mereka bermain,” kerana sekarang adalah hari raya dan hari gembira. Baginda tidak suka mengganggu atau menyekat
kegembiran mereka. Tidak hanya sampai di situ, baginda malah membolehkan keluarganya untuk menyaksikan pertunjukan tersebut. Pertunjukan tersebut hanyalah untuk menyaksikan permainan mereka semata dan bukan menyaksikan keadaan diri mereka. Ini tentu tidak mengandung unsur yang boleh membahayakan agama.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh menyaksikan pertunjukan yang diperbolehkan oleh syariat.

2. Wanita boleh menyaksikan pertunjukan kaum lelaki yang bukan mahramnya.

3. Boleh bermain (memainkan) senjata untuk latihan berperang dan melatih diri dalam menggunakannya.

4. Mencontohi kemuliaan akhlak Rasulullah (s.a.w) di kalangan keluarganya dan sikapnya yang terpuji dalam bergaul bersama mereka.

5. Menjelaskan keutamaan dan kedudukan Aisyah (r.a).

6. Hamba sahaya dibolehkan memainkan permainan dan pertunjukan yang tidak
boleh dilakukan oleh selain mereka.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 209 :*

*‏وَعَنْهَا قَالَتْ : ( أَنَّ وَلِيْدَةَ سَوْدَاءَ كَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي الْمَسْجِدِ، فَكَانَتْ تَأتِيْنِيْ، فَتَحَدَّثُ عِنْدِيْ (الحديثَ، متفق عليه)*

'Dari Aisyah (r.a) bahwa ada seorang hamba sahaya wanita berkulit hitam yang mempunyai tenda di dalam masjid. Dia senantiasa datang kepadaku
dan berbincang-bincang denganku...” hingga akhir hadis. (Muttafaq 'alaih)

*MAKNA HADITS :*

```Orang asing yang tidak mempunyai tempat tinggal dan orang miskin yang tidak
mempunyai rumah dibolehkan beristirahat dan tidur di dalam masjid, tetapi dengan syarat mereka tidak mengotori masjid, mengganggu ahli masjid atau
menimbulkan fitnah agama. Telah diceritakan oleh hadis ini bahwa ada seorang hamba sahaya wanita berkulit hitam tinggal di dalam masjid. Dia mempunyai tenda yang terbuat dari bulu domba pada salah satu sudut masjid sebagai
tempat tinggalnya, dan tidak ada seorang pun yang melarangnya.```

*FIQH HADITS :*

1. Menjelaskan tentang keutamaan bersifat jujur. Kejujuran dapat
menyelamatkan diri seseorang dari kebinasaan.

2. Do'a orang yang dianiaya akan dikabulkan.

3. Boleh membuat kemah di dalam masjid.

4. Boleh tidur dan istirahat di dalam masjid bagi orang yang tidak mempunyai tempat tinggal, baik lelaki ataupun perempuan, tetapi dengan syarat-syarat tertentu.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB MASJID*_

*HADITS KE 210 :*

*‏وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْبُصَاقُ فِى الْمَسْجِدِ خَطِيْئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنُهَا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

Dari Anas Radliyallahu 'Anhu bahwa Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "meludah dalam mesjid adalah suatu kesalahan, maka untuk menebus (dendanya) ialah menimbunnya (menutupnya) dengan tanah." Dikeluarkan oleh Muttafaqun 'Alaihi.

*MAKNA HADITS :*

```Allah (s.w.t) memerintahkan agar masjid senantiasa dijaga kebersihannya dan diagungkan. Untuk itu, Allah (s.w.t) berfirman :

....... وطهر بيتي للطائفين ......

“… Dan sucikanlah rumahku ini bagi orang yang thawaf...” (Surah al-Hajj: 26)

Allah melarang segala sesuatu yang membuat masjid menjadi kotor. Dia menjadikan perbuatan meludah di dalam masjid sebagai satu dosa, sekalipun orang
itu ada niat untuk memendamnya. Jika dia memendamnya maka dosanya itu dihapuskan darinya.
Di dalam kitab Sunan Sa'id ibn Manshur disebutkan satu hadis dari Abu Ubaidah ibn al-Jarrah (r.a) bahwa beliau pernah meludah di dalam masjid pada suatu malam dan beliau lupa memendamnya hingga terus pulang menuju rumahnya. Kemudian beliau mengambil obor dan langsung mencari ludahnya (dahaknya) itu
dan segera memendamnya. Beliau berkata: “Segala puji bagi Allah yang tidak mencatatkan satu dosa ke atas diriku malam ini.”```

*FIQH HADITS :*

1. Air ludah itu suci hukumnya.

2. Meludah di dalam masjid merupakan satu dosa yang mesti ditebus dengan cara
membersihkannya.

3. Rasulullah (s.a.w) mengajarkan umatnya hukum-hukum agama bagi mereka, walaupun itu perkara kecil.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar