Minggu, 17 Maret 2019

Kajian hadits Ikaba Jilid II, 31-38

[15/03 9:34 AM] K Adnan: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 32 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: ( مَضَتِ السُّنَّةُ أَنَّ فِي كُلِّ أَرْبَعِينَ فَصَاعِدًا جُمُعَةً )  رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيف ٍ*

_Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Sunnah telah berlaku bahwa pada setiap empat puluh orang ke atas wajib mendirikan sholat Jum'at. Riwayat Daruquthni dengan sanad lemah._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat Jum'at merupakan salah satu syiar Islam yang paling mulia. Oleh itu, sholat Jum'at hanya dilakukan secara berjemaah dan mesti ada dua khutbah untuk
memberikan pelajaran dan nasihat kepada segenap kaum muslimin. Tetapi tidak ada keterangan yang tegas yang menentukan berapa batasan minimum orang yang
mesti menghadiri sholat Jum'at itu dan oleh karenanya, ulama berbeda pendapat mengenainya.

Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad mengatakan bahawa solat Jum'at tidak sah kecuali dihadiri oleh empat puluh orang laki-laki. Imam Malik mengatakan dua belas
orang laki-laki selain imam dan ini adalah pendapat yang kedua dari Imam al-Syafi’i. Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa sholat Jum'at sah dengan adanya tiga orang laki-laki termasuk imam.```

*FIQH HADITS :*

Menjelaskan bilangan yang sah untuk mengerjakan sholat Jum'at, yaitu sebanyak empat puluh orang laki-laki. Inilah menurut pendapat Imam al-Syafi’i dan Imam Ahmad berdasarkan hadis ini.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
[15/03 9:34 AM] K Adnan: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 30 :*

*وَعَنْهُ; أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ: ( فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي, يَسْأَلُ الله تعالى شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه. ِ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: ( وَهِيَ سَاعَةٌ خَفِيفَةٌ )*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah menyebut hari Jum'at beliau bersabda: "Pada hari itu ada suatu saat jika bertepatan seorang hamba muslim berdiri untuk sholat memohon kepada Allah, maka niscaya Allah akan memberikannya sesuatu." Kemudian beliau memberi isyarat dengan tangannya bahwa saat itu sebentar. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim: "Ia adalah saat yang pendek."_

*HADITS KE 31 :*

*وَعَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِيهِ سَمِعْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ, وَرَجَّحَ الدَّارَقُطْنِيُّ أَنَّهُ مِنْ قَوْلِ أَبِي بُرْدَةَ. وفي حديث عبد الله ابن سلام عند ابن ماجة، وجابر عند أبي دود والنسائي: أنها ما بين صلاة العصر الى غروب الشمس. وقد اختلف فيها أكثر من أربعين قولا، أمليتها في شرح البخاري*

_Abu Burdah dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu berkata: "Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Saat (waktu) itu ialah antara duduknya imam hingga dilaksanakannya sholat." Riwayat Muslim. Daruquthni menguatkan bahwa hadits tersebut dari perkataan Abu Burdah sendiri.

Dalam hadis Abdullah ibn Salam yang ada pada Ibn Majah dan dalam hadis Jabir yang ada pada Abu Dawud dan al-Nasa’i disebutkan seperti berikut bahwa
saat (mustajab) tersebut terletak di antara sholat Asar hingga matahari terbenam. Lebih empat puluh pendapat yang memperdebatkan waktu saat (do'a mustajab)
ini. Semua itu kami uraikan dalam kitab Syarh al-Bukhari.

*MAKNA HADITS :*

```Hari Jum'at mempunyai beberapa keistimewaan yang antara lain ialah sa’ah al-
mubarakah (waktu yang penuh dengan keberkahan). Pada waktu itu do'a dikabulkan selagi tidak  melakukan dosa atau memutuskan ikatan silaturahim. Waktu
ini amatlah singkat dimana Nabi (s.a.w) menganjurkan agar ia diberi perhatian mengingat waktunya yang sempit itu.

Ulama berselisih pendapat mengenai ketentuannya, hingga ada empat puluh tiga pendapat yang membahas masalah ini. Tetapi menurut pendapat yang sahih,
waktu tersebut masih belum dapat dipastikan, namun waktu antara sholat Asar hingga matahari tenggelam merupakan waktu yang paling diharapkan supaya do'a
dikabulkan. Ada pula kemungkinan bahwa waktu ituberpindah-pindah, tetapi itu masih berlaku pada hari Jum'at. Hikmah merahasiakan waktu mustajab do'a ini
ialah supaya seluruh hari Jum'at diisi dengan dengan ibadah.```

*FIQH HADITS :*

1. Keutamaan hari Jum'at adalah adanya sa’ah al-ijabah dimana pada waktu do'a dikabulkan.

2. Boleh menggunakan isyarat untuk mengungkapkan isi hati sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang Arab dalam pembicaraan mereka.

3. Menentukan sa’ah al-ijabah pada hari Jum'at yaitu antara imam mulai duduk di atas mimbar hingga dia selesai mengerjakan sholat Jum'at. Menurut hadis Abdullah ibn Salam (r.a), ia terletak pada akhir siang hari, sedangkan menurut hadis Jabir (r.a), ia terletak antara sholat Asar hingga matahari
terbenam.

4. Syariat yang dibawa oleh Rasulullah (s.a.w) membenarkan kitab-kitab suci yang terdahulu.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..[15/03 12:00 AM] Adiy: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 33 :*

* عن سمرة بن جندب أن رسول الله  صلى الله عليه وسلم  كان يستغفر للمؤمنين والمؤمنات كل جمعة رواه البزار بإسناد لين*

_Dari Samurah ibn Jundub (r.a) bahwa Nabi (s.a.w) selalu memohonkan ampunan bagi kaum mukminin lelaki dan perempuan setiap Jum'at. (Diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan sanad berkedudukan lemah)_

*MAKNA HADITS :*

```Khatib disunatkan berdo'a untuk dirinya sendiri dan memohonkan ampunan
bagi kaum mukminin lelaki dan perempuan, karena khutbah merupakan masa yang tepat supaya do'a-do'a dikabulkan oleh-Nya.```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan berdo'a dan memintakan ampun bagi kaum mukminin lelaki dan perempuan.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
[15/03 12:01 AM] Adiy: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 34 :*

*وَعَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ رَضِيَ ا عَنْهُمَا ( أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ فِي الْخُطْبَةِ يَقْرَأُ آيَاتٍ مِنَ الْقُرْآنِ, وَيُذَكِّرُ اَلنَّاسَ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُد َ. وَأَصْلُهُ فِي مُسْلِم ٍ*

_Dari Jabir Ibnu Samurah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada saat khutbah membaca ayat-ayat Qur'an untuk memberi peringatan kepada orang-orang. Riwayat Abu Dawud dan asalnya dalam riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Membaca satu ayat Al-Qur’an pada salah satu dari dua khutbah Jum'at merupakan salah satu rukun khutbah. Inilah pendapat Imam al-Syafii, sedangkan menurut ulama yang lainnya, ia hanyalah sunat. Rasulullah (s.a.w) senantiasa membaca ayat-ayat Al-Qur’an diwaktu menyampaikan khutbah untuk tujuan mengingatkan umat manusia, karena Al-Qur’an merupakan nasehat yang paling baik.```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan membaca ayat al-Qur’an ketika khutbah untuk mengingatkan dan
menganjurkan umat manusia beramal kebaikan.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
[15/03 12:01 AM] Adiy: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 35 :*

*وَعَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ; أَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( الْجُمُعَةُ حَقٌّ وَاجِبٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فِي جَمَاعَةٍ إِلَّا أَرْبَعَةً: مَمْلُوكٌ, وَاِمْرَأَةٌ, وَصَبِيٌّ, وَمَرِيضٌ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَقَالَ: لَمْ يَسْمَعْ طَارِقٌ مِنَ النَّبِيِّ . وَأَخْرَجَهُ الْحَاكِمُ مِنْ رِوَايَةِ طَارِقٍ الْمَذْكُورِ عَنْ أَبِي مُوسَى *

_Dari Thariq Ibnu Syihab bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat Jum'at itu hak yang wajib bagi setiap Muslim dengan berjama'ah kecuali empat orang, yaitu: budak, wanita, anak kecil, dan orang yang sakit." Riwayat Abu Dawud. Dia berkata: Thoriq tidak mendengarnya dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dikeluarkan oleh Hakim dari riwayat Thariq dari Abu Musa._

*HADITS KE 36 :*

*وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ( لَيْسَ عَلَى مُسَافِرٍ جُمُعَةٌ )  رَوَاهُ الطَّبرَانِيُّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيف*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang yang bepergian itu tidak wajib sholat Jum'at." Riwayat Thabrani dengan sanad lemah._

*MAKNA HADITS :*

```Islam senantiasa mengambil berat kemaslahatan umat manusia ketika menetapkan sebuah hukum syariat tanpa memuatkan unsur yang akan memudharatkan
mereka apabila mereka berhalangan sehingga tidak dapat menunaikan kewajiban
tersebut. Halangan tersebut ada kalanya bersifat pribadi atau bersifat mendatang. Anak-anak yang belum mencapai batas usia baligh tidak diwajibkan mengerjakan sholat Jum'at. Wanita selalu sibuk dengan urusan rumah tangga dan mengasuh anaknya di samping dikawatiri menimbulkan fitnah apabila keluar rumah dan oleh karenanya, dia tidak diwajibkan mengerjakan sholat Jum'at.

Seorang yang musafir tidak wajib mengerjakan sholat Jum'at, karena fikirannya sibuk dengan perjalanannya sehingga diapun turut memperoleh keringanan untuk tidak mengerjakan kewajiban ini. Orang yang sedang sakit tidak
mampu menghadiri sholat Jum'at dan oleh karenanya, dia tidak wajib mengerjakan sholat Jum'at dan tidak berdosa apabila tidak menghadirinya. Hamba sahaya
mempunyai kewajiban melayan majikannya, sehingga sholat Jum'at pun tidak diwajibkan ke atasnya.

Ketika haji wada’, Nabi (s.a.w) tidak mengerjakan sholat Jum'at di Arafah karena baginda sedang dalam keadaan bermusafir. Dengan demikian, jelaslah kemudahan hukum-hukum Islam.```

*FIQH HADITS :*

Sholat Jum'at adalah fardu ain bagi setiap orang mukmin selain hamba sahaya, karena jika itu diwajibkan ke atasnya maka keadaan ini boleh meninggalkan banyak pekerjaan dan tugas majikannya. Begitu juga, jika majikannya membenarkannya
untuk turut hadir mengerjakan sholat Jum'at, maka dia dibolehkan menghadirinya dan sholat Jum'atnya itu tetap dianggap sah. Wanita tidak diwajibkan mengerjakan sholat Jum'at karena dia sibuk dengan segala pekerjaan rumah tangga. Anak-anak juga tidak diwajibkan mengerjakan sholat Jum'at karena dia masih belum diwajibkan mengerjakan sholat, apalagi sholat Jum'at. Begitu juga orang sakit tidak wajib menghadirinya karena sakit yang dialaminya. Orang yang sedang
musafir pun tidak diwajibkan mengerjakan sholat Jum'at karena fikirannya senantiasa disibukkan oleh urusan perjalanannya dan diselimuti oleh perasaan
kawatir ditinggal oleh rombongannya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
[15/03 9:57 AM] Musthofa AB: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID KE II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 37 :*

*وَعَنْ عَبْدِ الله بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إِذَا اسْتَوَى عَلَى الْمِنْبَرِ اسْتَقْبَلْنَاهُ بِوُجُوهِنَا )  رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ, بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ.*

*وَلَهُ شَاهِدٌ مِنْ حَدِيثِ الْبَرَاءِ عِنْدَ اِبْنِ خُزَيْمَة َ*

_Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila telah duduk di atas Mimbar, maka beliau berhadapan dengan muka kami. Riwayat Tirmidzi dengan sanad lemah._

_Menurut Ibnu Khuzaimah hadits tersebut mempunyai saksi dari hadits Bara'._

*MAKNA HADITS :*

```Para jamaah yang mendengarkan khutbah pada dasarnya dianjurkan untuk
menghadapkan muka ke arah khatib sehingga dia pun dapat mengarahkan
khutbahnya kepada mereka. Adalah tidak mungkin khutbah disampaikan
sedangkan mereka memalingkan muka atau membelakangi khatib. Menghadapkan
muka ke arah khatib merupakan perkara yang senantiasa dilakukan oleh para sahabat
dan oleh kerananya, ia pun dianggap sebagai satu ijmak.```

*FIQH HADITS :*

Kaum muslimin yang menghadiri sholat Jum'at disyariatkan menghadapkan
muka mereka ke arah khatib. Seandainya mereka memalingkan muka ke arah lain,
siapa yang menjadi sasaran khutbah?

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
[17/03 9:40 AM] Musthofa AB: *السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

*《JILID II (DUA)》*

_*BAB SHALAT JUM'AT*_

*HADITS KE 38 :*

*وَعَنِ الْحَكَمِ بْنِ حَزْنٍ رضي الله عنه قَالَ: ( شَهِدْنَا الْجُمُعَةَ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَامَ مُتَوَكِّئًا عَلَى عَصًا أَوْ قَوْسٍ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُد*

_Hakam Ibnu Hazn Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami mengalami sholat Jum'at bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, beliau berdiri dengan memegang tongkat atau busur panah." Riwayat Abu Dawud._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) melakukan khutbah Jum'at dengan mengekalkan tradisi orang Arab
berkhutbah dengan tujuan untuk membujuk mereka. Oleh itu, baginda selalu
memelihara tata cara yang biasa dipakai oleh mereka. Di kalangan mereka seorang
khatib melakukan khutbah sambil berdiri dan tangan kanannya bersandar atau
memegangi sebuah tongkat atau sebuah busur panah. Tujuannya ialah untuk menjaga agar khutbah tidak disepelekan dan meneguhkan hati khatib agar tidak
gentar sehingga penampilannya kelihatan berwibawa dan penuh dengan keteguhan
hati. Oleh itu, disyariatkan berdiri ketika melakukan dua khutbah dan bersandar
pada busur atau tongkat serta menghadapkan muka ke arah kaum muslimin yang hadir di hadapannya.```

*FIQH HADITS :*

1. Seorang khatib disunatkan berpegang pada sebuah tongkat atau busur
panah ketika sedang menyampaikan khutbah. Hikmahnya ialah supaya
tangan khatib tidak melakukan perkara-perkara yang dianggap sia-sia.

2. Disyariatkan memulai khutbah dengan membaca hamdalah dan sanjungan kepada Allah (s.w.t).

3. Khatib dianjurkan memberikan bimbingan kepada umat manusia untuk melakukan perkara-perkara yang bisa mendatangkan maslahat bagi diri mereka dan menyampaikan berita gembira kepada mereka bahwa mereka akan memperoleh ganjaran pahala dari amal kebaikannya, supaya mereka bersemangat untuk terus beramal. Selain itu, khatib hendaklah
menganjurkan mereka bersikap sederhana dalam beramal, yakni tidak
memandangnya remeh dan tidak pula berlebihan.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar