Jumat, 19 Oktober 2018

Kajian Hadits Ikaba 251-260

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 251 :*

*‏وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا قَعَدَ لِلتَّشَهُّدِ وَضَعَ يَدَهُ اَلْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ اَلْيُسْرَى  وَالْيُمْنَى عَلَى اَلْيُمْنَى  وَعَقَدَ ثَلَاثَةً وَخَمْسِينَ  وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ اَلسَّبَّابَةِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ( وَقَبَضَ أَصَابِعَهُ كُلَّهَا  وَأَشَارَ بِاَلَّتِي تَلِي اَلْإِبْهَامَ )*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam apabila duduk untuk tasyahhud meletakkan tangannya yang kiri di atas lututnya yang kiri dan tangannya yang kanan di atas lututnya yang kanan beliau membuat genggaman lima puluh tiga dan beliau menunjuk dengan jari telunjuknya. Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayat Muslim yang lain: Beliau menggenggam seluruh jari-jarinya dan menunjuk dengan jari yang ada di sebelah ibu jari._

*MAKNA HADITS :*

```Duduk dengan cara apapun yang dilakukan oleh seseorang yang sedang sholat untuk bertasyahhud sudah dianggap mencukupi, tetapi cara yang lebih sempurna adalah sebagaimana yang diterangkan oleh hadis ini, yaitu jika hendak duduk untuk tasyahhud, baginda meletakkan tangan kiri di atas lutut kiri dan tangan kanan di atas lutut kanan seraya menggenggam bilangan tiga dan lima puluh. Bilangan tiga dengan menggenggam jari manis, kelingking, dan jari tengah,
sedangkan bilangan lima puluh diisyaratkan dengan jemari tangan kiri yang tidak digenggam. Ini merupakan cara menghitung yang berlaku di kalangan masyarakat
Arab.```

*FIQH HADITS :*

1. Disunatkan meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut ketika duduk untuk tasyahhud.

2. Disunatkan menggenggam jari tangan kanan dan berisyarat dengan jari telunjuk.

Ulama berselisih pendapat mengenai cara memberi isyarat dengan jari telunjuk ini :

- Imam Malik mengatakan bahwa orang yang sholat hendaklah berisyarat dengan jari telunjuk dan menggerak-gerikannya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri. Hikmah gerakan ini ialah untuk mengingatkan orang yang
sedang sholat kepada keadaan sholat yang sedang dikerjakannya, karena urat-urat jari telunjuk berhubungan secara terus dengan hati. Jika jari telunjuk bergerak,
maka hati pun turut tergugah hingga orang tersebut ingat bahwa dia sedang sholat. Di dalam satu riwayat yang disebut oleh Imam Ahmad daripada Ibn Umar (r.a) bahwa gerakan ini amat menyiksa syaitan.

- Mazhab al-Syafi'i mengatakan bahwa seseorang hendaklah berisyarat dengan jari telunjuk ketika mengucapkan kalima "الا الله" tetapi dia tidak boleh menggerak-gerikannya dan hendaklah dia tetap mengangkatnya hingga bangkit dari tasyahhud pertama atau hingga mengucapkan salam dalam tasyahhud akhir. Hendaklah dia berniat mengisyaratkan kepada tauhid ketika mengangkat jari
telunjuknya itu.

- Mazhab Hanafi mengatakan, hendaklah seseorang menegakkan jari telunjuknya ketika mengucapkan kalimat "لا اله" dan
menurunkannya ketika mengucapkan lafaz "الا الله" dengan tujuan ketika mengangkatnya menunjukkan kepada pengertian nafi (penafian) dan ketika
menurunkannya menunjukkan kepada pengertian itsbat (penetapan).

- Mazhab Hanbali mengatakan bahwa seseorang hendaklah mengisyaratkan dengan jari telunjuknya ketika membaca lafaz al-Jalalah untuk mengingatkan kepada tauhid dan tidak menggerak-gerikannya.

Mereka turut berbeda pendapat
mengenai waktu menggenggam jemari. Jumhur ulama mengatakan, hendaklah seseorang menggenggam jemarinya ketika duduk untuk tasyahhud. Mazhab
Hanafi mengikut pendapat yang terpilih di kalangan mereka mengatakan bahwa seseorang hendaklah membuka kedua telapak tangan di atas kedua pahanya, kemudian menggenggam jari tangan yang sebelah kanan ketika
mengisyaratkan dengan jari telunjuk, yakni ketika mengucapkan kalimah syahadat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 252 :*

*‏وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ : ( اِلْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : " إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اَلتَّحِيَّاتُ لِلَّهِ  وَالصَّلَوَاتُ  وَالطَّيِّبَاتُ  اَلسَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا اَلنَّبِيُّ وَرَحْمَةَ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ  اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اَللَّهِ اَلصَّالِحِينَ  أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ  ثُمَّ لِيَتَخَيَّرْ مِنْ اَلدُّعَاءِ أَعْجَبُهُ إِلَيْهِ  فَيَدْعُو )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ  وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ )*

*وللنسائي : كنا نقول قبل أن يفرض علينا التشهد. وَلِأَحْمَدَ : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَهُ اَلتَّشَهُّد  وَأَمَرَهُ أَنْ يُعَلِّمَهُ اَلنَّاسَ )*

_Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berpaling pada kami kemudian bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sholat hendaknya ia membaca: (Artinya = Segala penghormatan sholawat dan kebaikan itu hanya bagi Allah semata. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga selamat sejahtera dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba-Nya yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya) kemudian hendaknya ia memilih doa yang ia sukai lalu berdoa dengan doa itu." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari._

_Menurut riwayat Nasa'i: Kami telah membaca doa itu sebelum tasyahud itu diwajibkan atas kami. Menurut riwayat Ahmad: bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah mengajarinya tasyahhud dan beliau memerintahkan agar mengajarkannya kepada manusia._

*MAKNA HADITS :*

```Kalimat tasyahhud memiliki banyak bentuk lafaz yang kesemuanya disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh dua puluh empat orang sahabat.

Jumhur ulama memilih salah satu diantaranya sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Ibn Mas'ud (r.a). Dengan membaca salah satu lafaz tasyahhud,
maka itu sudah dianggap mencukupi. Nabi (s.a.w) amat mementingkan tasyahhud
dan mengajarkannya kepada para sahabatnya di samping mereka berkewajiban mengajarkannya kepada orang lain.```

*FIQH HADITS :*

1. Seseorang dilarang mengucapkan "السلام على الله"

2. Disyariatkan membaca tasyahhud menurut kalimat yang pernah diajarkan oleh Rasulullah (s.a.w). Ini menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad.

3. Disunatkan memulai do'a terlebih dahulu untuk diri sendiri, lalu berdo'a untuk orang lain secara umum.

4. Disyariatkan membaca do'a sesudah tasyahhud dan sebelum salam, yaitu mana yang berkaitan dengan kebaikan dunia dan akhirat, namun do'a itu tidak
boleh memuatkan dosa. Inilah pendapat jumhur ulama. Imam Abu Hanifah berkata: “Tidak boleh membaca do'a kecuali lafaz do'a yang terdapat di dalam al-Qur'an atau Sunnah atau lafadz do'a yang serupa dengan lafaz al-Qur'an,
namun tidak boleh membaca lafadz do'a yang mempunyai kesamaan dengan percakapan manusia.”

5. Wajib membaca tasyahhud pada tempatnya di dalam sholat. Tasyahhud merupakan rukun sholat dalam rakaat terakhir dan sunat dalam rakaat kedua.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 253 :*

*‏ولمسلم عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا التَّشَهُّدَ  "التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ........ الى أخره.*

_Menurut riwayat Muslim dari Ibn Abbas (r.a), beliau berkata: “Rasulullah (s.a.w) dahulu mengajarkan kami tasyahhud, yaitu:_  التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ لِلَّهِ
_(Semua penghormatan, keberkatan, sholat lima waktu dan kebaikan hanyalah milik Allah….) hingga akhir hadis.”_

*MAKNA HADITS :*

```Tasyahhud yang diajarkan oleh Nabi (s.a.w) kepada para sahabatnya menunjukkan
betapa besar perhatian baginda terhadap tasyahhud ini. Banyak riwayat yang menceritakan Nabi (s.a.w) mengajarkan para sahabatnya bacaan tasyahhud dalam bentuk lafaz yang beragam, hingga hadis mengenai tasyahhud ini telah diriwayatkan dengan lafaz yang berbeda-beda antara satu sama lain oleh dua puluh
empat orang sahabat. Walaupun, membaca salah satu lafaz tasyahhud ini sudah dianggap mencukupi, meskipun apa yang terdapat di dalam hadis Ibn Abbas ini paling kuat.```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan membaca tasyahhud dengan kalimat yang telah disebutkan di dalam hadis ini. Ini menjadi pilihan Imam al-Syafii memandang di dalamnya ada
tambahan lafaz “المباركات ,“ karena kalimat ini sesuai dengan apa yang disebut di dalam firman-Nya:

*تحية من عند الله مباركة طيبة*

“…salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkah lagi baik…” (Surah al-Nuur: 61)

Al-Baihaqi turut mengutamakan hadis ini dan berkata: “Rasulullah (s.a.w) pernah mengajarkannya kepada Ibn Abbas dan rekan-rekan yang sebaya dengannya dari kalangan sahabat yang masih berusia muda. Dengan demikian,
hadis ini adalah hadis terakhir dalam masalah tasyahhud dan lebih baru dibandingkan dengan tasyahhud yang disebutkan dalam hadis Ibn Mas'ud dan lainnya.
Tetapi Imam Malik memilih tasyahhud Umar r.a yang lafaznya ialah seperti berikut:

*التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالزاكيات لله، السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ*

“Semua penghormatan adalah milik Allah, semua sesuatu yang suci adalah milik Allah, semua  sholat dan sesuatu yang baik adalah milik Allah. Semoga kesejateraan berlimpah kepadamu, wahai Nabi, begitu pula rahmat Allah dan keberkatannya...”
hingga akhir tasyahhud.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 254 :*

*‏وَعَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ : ( سَمِعَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رِجْلاً يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ  لَمْ يَحْمَدِ اَللَّهَ  وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : " عَجِلَ هَذَا " ثُمَّ دَعَاهُ  فَقَالَ : " إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيدِ.  رَبِّهِ وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ  ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ يَدْعُو بِمَا شَاءَ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَالثَّلَاثَةُ  وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ  وَابْنُ حِبَّانَ  وَالْحَاكِمُ*

_Fadlolah Ibnu Ubaidah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mendengar seseorang berdo'a dalam sholatnya dengan tidak memuji Allah dan tidak membaca sholawat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam maka bersabdalah beliau: "Orang ini tergesa-gesa." Kemudian beliau memanggilnya seraya bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu sholat maka hendaknya ia memulai dengan memuji Tuhannya dan menyanjung-Nya kemudian membaca sholawat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berdoa dengan do'a yang dikehendakinya." Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Tirmidzi Ibnu Hibban dan Hakim._

*MAKNA HADITS :*

```Do'a mempunyai etika tersendiri yang mesti ditaati apabila ingin doanya dimakbulkan, antara lain adalah memulainya dengan membaca hamdalah dan
memanjatkan sanjungan kepada-Nya serta bersholawat ke atas Nabi (s.a.w), karena baginda merupakan wasilah al-'uzhma (perantara yang paling agung) dalam memperoleh hidayah dan bimbingan. Sesudah itu barulah seseorang berdoa
memohon apa yang dikehendakinya.

Rasulullah (s.a.w) pernah mendengar seorang lelaki yang tidak tahu bagaimana cara berdoa yang betul, kerana tidak mengindahkan etika tersebut
dalam do'anya. Melihat itu, Nabi (s.a.w) menyebutnya sebagai orang yang terburu-buru dalam berdo'a dan tidak ada jaminan yang dia tidak akan melakukan kesalahan. Baginda bersabda: “Lelaki ini terlampau tergesa-gesa.” Kemudian baginda memanggil lelaki itu dan mengajarkan kepadanya etika yang mesti ditaati ketika berdo'a.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan membaca hamdalah dan salawat ke atas Nabi (s.a.w) ketika bertasyahhud.

2. Do'a dibaca sesudah tasyahhud dan sebelum salam. Dalam kaitan ini dianjurkan hanya sebatas menurut apa yang disebutkan di dalam hadis.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 255 :*

*‏وَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( قَالَ بَشِيرُ بْنُ سَعْدٍ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَمَرَنَا اَللَّهُ أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ  فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ ? فَسَكَتَ  ثُمَّ قَالَ : " قُولُوا : اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ  كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ  وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ  كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي اَلْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ . وَالسَّلَامُ كَمَا عَلَّمْتُكُمْ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ.  وَزَادَ اِبْنُ خُزَيْمَةَ فِيهِ : (فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ  إِذَا نَحْنُ صَلَّيْنَا عَلَيْكَ فِي صَلَاتِنَا)*

_Dari Abu Mas'ud bahwa Basyir Ibnu Sa'ad bertanya: Wahai Rasulullah, Allah memerintahkan kepada kami untuk bersholawat padamu bagaimanakah cara kami bersholawat padamu? beliau diam kemudian bersabda: "Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarganya sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat atas Ibrahim. Berkatilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim. Di seluruh alam ini Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung) kemudian salam sebagaimana yang telah kamu ketahui." Diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits tersebut Ibnu Khuzaimah menambahkan: "Bagaimanakah cara kami bersholawat padamu jika kami bersholawat padamu pada waktu sholat."_

*MAKNA HADITS :*

```Wajib membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w) ketika dalam tasyahhud akhir, menurut pendapat Imam al-Syafi'i, sebagai membalas sebagian jasa perjuangan baginda kepada kita. Oleh itu, sahabat bertanya kepada Nabi (s.a.w) tentang cara
membaca sholawat tersebut, kemudian Rasulullah (s.a.w) mengajarkan kepadanya
cara yang disyariatkan. Sholawat ini juga mengandung permohonan sholawat untuk keluarga baginda, yaitu ahli baitnya yang suci, sebagaimana terkandung pula di
dalamnya keutamaan Nabi Ibrahim, bapak sekalian para nabi.```

*FIQH HADITS :*

1. Barang siapa yang diperintahkan melakukan sesuatu, sedangkan dia masih belum faham cara untuk melakukannya, maka hendaklah dia bertanya kepada ahli al-dzikir.

2. Disyariatkan membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w) dengan shighat (kalimat) yang tersebut di atas.

3. Menerangkan kemuliaan para sahabat dan sejauh mana perhatian mereka yang sangat dalam meneliti hukum-hukum agama.

4. Menerangkan kemuliaan Nabi Ibrahim yang senantiasa bertambah dengan membaca sholawat ini.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 256 :*

*‏وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاَللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ  يَقُولُ : اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ  وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ  وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ  وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَفِي رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ : ( إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنْ اَلتَّشَهُّدِ اَلْأَخِيرِ )*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu bertasyahhud maka hendaklah ia memohon perlindungan pada Allah dari empat hal dengan mengucapkan: (Artinya = Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan pada-Mu dari siksa neraka jahannam siksa kubur cobaan hidup dan mati dan dari fitnah dajjal)." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Muslim disebutkan: "Jika seseorang antara kamu telah selesai dari tasyahhud akhir."_

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) senantiasa berbelas kasih dan amat memperhatikan umatnya
supaya mereka tidak melakukan perbuatan maksiat dan setiap perkara yang bisa menjerumuskan mereka ke dalam lembah dosa. Untuk itu, baginda memberikan
mereka cara membahagiakan mereka di dunia dan akhirat melalui do'a yang baginda ajarkan. Do'a itu merupakan jami' al-kalim yang di dalamnya mengandung perlindungan daripada siksa neraka Jahannam dan dari segala
fitnah yang melanda manusia sepanjang masa hidup dan ketika menjelang mati.

Hidup manusia senantiasa terdedah kepada bahaya dan kejahatan apabila tidak
mendapat perlindungan dari Allah Yang Maha Pernurah lagi Maha
Penyayang. Pada akhir do'a tersebut disebutkan permohonan perlindungan kepada Allah
dari fitnah yang paling besar, paling merbahaya, dan paling luas mudharat (bahaya)nya. Umat ini pada akhir zaman kelak akan mendapat cobaan fitnah
tersebut, yaitu kemunculan al-masih al-Dajjal yang menyeru manusia kepada kebatilan dan perbuatan dosa. Kebenaran pun menjadi pudar bagi mereka dan
segala urusan umat manusia menjadi kacau balau. Pada zaman itu mereka hampir tidak dapat membedakan lagi antara mana yang bermanfaat dan mana yang
mudharat, mana yang baik dan mana yang buruk. Semoga Allah melindungi kita dari fitnah ini dan menunjukkan kita ke arah jalan yang lurus.```

*FIQH HADITS :*

1. Azab kubur itu memang ada.

2. Al-Dajjal itu ada dan fitnahnya pasti terjadi ketika dia telah muncul di akhir zaman nanti.

3. Disyariatkan memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah, kejahatan, dan memohon agar semua tersebut ditolak-Nya.

4. Disunatkan berdo'a sesudah selesai membaca tasyahhud sebelum melakukan salam.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 257 :*

*‏وَعَنْ أَبِي بَكْرٍ اَلصِّدِّيقِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ قَالَ لِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلَاتِي . قَالَ قُلْ : " اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا  وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ  فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ  وَارْحَمْنِي  إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه*

_Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Radliyallaahu 'anhu bahwa dia berkata kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: Ajarkanlah padaku doa yang aku baca dalam sholatku. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ucapkanlah: (artinya = Ya Allah sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)." Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) dianugerahkan jawami' al-kalim dan ilmu mengenai perkara-perkara
yang belum diketahui. Tiada satu kebaikan pun dari kebaikan dunia dan akhirat melainkan baginda menunjukkannya kepada kita, dan tiada satu keburukan pun dari keburukan dunia dan akhirat melainkan baginda mengingatkan kita supaya berwaspada terhadapnya. Dari sini Abu Bakar al-Shiddiq meminta kepada
Rasulullah (s.a.w) agar mengajarkan kepadanya suatu doa yang seharusnya beliau baca ketika dalam sholat. Nabi (s.a.w) kemudian mengajarkan kepadanya do'a ini yang di dalamnya mengandungi permohonan ampun. Tidak diragukan lagi bahwa
permohonan ampun merupakan permintaan yang paling tinggi dan paling besar untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.```

*FIQH HADITS :*

1. Meminta pengajaran dari orang alim lebih-lebih lagi berkaitan do'a yang disebutkan di dalam hadits yang di dalamnya terkandung jawami' al-kalim.

2. Bertawassul, yakni memohon kepada Allah dengan menyebut asma-Nya yang sesuai dengan kedudukan ketika meminta hajat dan berdo'a supaya diselamatkan dari hal-hal yang tidak disukai, seperti menyebut lafaz “ْالغفور رحيم “ ketika memohon ampunan atau menyebut lafaz: “ وارزقنا وأنت خير الرازقين " ketika memohon supaya dianugerahkan rezeki. Betapa banyak kalimat seperti ini di dalam al-Qur'an dan do'a-do'a yang pernah dibaca oleh Rasulullah (s.a.w).

3. Disyariatkan berdo'a ketika dalam sholat secara mutlak tanpa perlu ditentukan tempat dimana mesti berdo'a. Dalam hadis sebelum ini disebutkan bahwa do'a ketika dalam sholat dilakukan sesudah tasyahhud, membaca sholawat ke atas Nabi (s.a.w) dan isti'adzah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 258 :*

*‏وَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه قَالَ : ( صَلَّيْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ : " اَلسَّلَام عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ " وَعَنْ شِمَالِهِ : " اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اَللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ*

_Wail Ibnu Hujr Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah shalat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beliau salam ke sebelah kanan dan kiri dengan (ucapan): Assalamu'alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh (artinya = Semoga salam sejahtera atasmu beserta rahmat Allah dan berkah-Nya). Riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih._

*MAKNA HADITS :*

```Salam merupakan salah satu rukun sholat yang mesti dilakukan apabila telah mengerjakan sholat. Di dalam hadis yang lain disebutkan:

تحريمها التكبير وتحليلها التسليم

“Sholat itu dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.”

Salam sudah mencukupi dengan mengucapkan "السلام عليكم" sedangkan bentuk salam yang paling sempurna ialah “ السلام عليكم ورحمة الله وبركاته " dengan ditambahkan perkataan al-rahmah dan al-barakah. Sahabat senantiasa memperhatikan setiap
ucapan dan perbuatan Nabi (s.a.w) untuk mereka ikuti. Oleh itu, Wa'il
ibn Hujr tentu gembira ketika menukil salah satu dari perbuatan baginda ini.```

*FIQH HADITS :*

1. Orang yang sholat disyariatkan membaca dua kali salam ketika selesai mengerjakan sholat, baik dia sebagai imam, makmum ataupun orang yang sholat sendirian. Ulama bersepakat bahwa salam pertama itu adalah wajib, meskipun mereka berselisih pendapat mengenai hukum salam kedua. Imam Ahmad mengatakan bahwa salam kedua itu hukumnya wajib, sedangkan menurut jumhur ulama adalah sunat.

2. Disunatkan menambahkan kalimat “ وبركاته “ ketika mengucapkan salam dan
tidak benar pendapat orang yang mengatakan bahwa menambahkan lafaz ini ketika mengucapkan salam hukumnya bid'ah. Manakala Imam Malik pula membatasinya hingga perkataan " السلام عليكم " karena itu berlandaskan kepada amalan masyarakat Madinah dan mereka tidak ada yang menambahkan perkataan " ورحمة الله وبركاته " ketika mengucapkan salam.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 259 :*

*‏وَعَنْ اَلْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم ( كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةِ مَكْتُوبَةٍ : " لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ  لَهُ اَلْمُلْكُ  وَلَهُ اَلْحَمْدُ  وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  اَللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ  وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ  وَلَا يَنْفَعُ ذَا اَلْجَدِّ مِنْكَ اَلْجَدُّ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

_Dari al-Mughirah Ibnu Syu'bah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada setiap selesai sholat fardlu selalu membaca: (artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tiada orang yang kuasa menolak terhadap apa yang Engkau berikan dan tiada orang yang kuasa memberi terhadap apa yang Engkau cegah dan tiada bermanfaat segala keagungan karena keagungan itu hanyalah dari Engkau). Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) senantiasa membiasakan diri membaca satu zikir sebaik selesai mengerjakan sholat fardu. Inilah zikir yang paling mulia yang pernah disampaikan oleh baginda. Zikir mulia ini bertujuan mengesakan Allah, meniadakan sekutu
dari-Nya, mengukuhkan sifat keperkasaan, kekuasaan, dan kebesaran bagi-Nya di atas semua makhluk. Dia Maha Kuasa ke atas segala sesuatu, lagi Maha berbuat
terhadap semua yang dikehendaki-Nya. Dia memberi siapa yang dikehendaki-Nya dan mencegah siapa yang dikehendaki-Nya. Dialah yang mengatur semua urusan
makhluk-Nya, tiada lagi manfaat harta, anak, dan kedudukan bagi hamba-hamba ketika mereka menghadapi hisab-Nya. Sesungguhnya yang bermanfaat bagi seseorang hanyalah apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya selama hidup di alam dunia.

Melalui do'a ini Rasulullah (s.a.w) memberikan petunjuk kepada orang yang mengerjakan sholat dan menganjurkan kepada mereka supaya menghadap dengan
sepenuh hati dalam berbuat ketaatan kepada Allah Tuhan semesta alam, supaya kelak di hari kiamat mereka dihimpun bersama orang yang bertaubat lagi suci.```

*FIQH HADITS :*

_1. Disunatkan membaca do'a ini setiap kali selesai mengerjakan sholat fardu lima waktu._

_2. Dianjurkan mengerjakan amal sholeh dan amal ibadah yang dapat membawa seseorang memperoleh keridhaan dan kecintaan Allah memandangkan segala jerih payahnya tidak dapat memberi manfaat di hadapan-Nya, tidak pula kedudukan dan harta bendanya._

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 260 :*

*وَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ : ( إِنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ اَلصَّلَاةِ : " اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ اَلْجُبْنِ  وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ اَلْعُمُرِ  وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ اَلدُّنْيَا  وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ )  رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ*

_Dari Sa'ad Ibnu Waqqash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setiap selesai sholat selalu memohon perlindungan dengan doa-doa: (artinya = Ya Allah sungguh aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur). Diriwayatkan Bukhari._

*MAKNA HADITS :*

```Barang siapa yang dianugerahkan harta benda oleh Allah, namun dia tidak mau
menggunakannya untuk membantu kaum fakir miskin, tidak pula mau
membantu mujahidin dan tidak pula membelanjakannya untuk kepentingan umum, maka dia adalah orang yang bakhil.

Salah seorang penyair berkata: “Barang siapa yang memiliki kelebihan harta, lalu dia kikir dengan kelebihan hartanya itu karena mendermakannya ke atas kaumnya, maka dia akan dikucilkan dan menjadi orang yang tercela.”

Barang siapa yang tidak memiliki keberanian melawan nafsu syahwat dirinya dan godaan syaitan atau kehilangan keberanian untuk mempertahankan diri menghadapi musuh atau mematahkan hujah lawan yang membela kebatilan, maka dia adalah seorang pengecut.

Seorang penyair berkata: “Orang yang berani itu bukanlah orang yang gemar mengembara, sebaliknya orang yang berani adalah orang yang bertakwa kepada Allah.” Tua bangka, daya fikir yang lemah, fungsi panca indera yang terus merosot dan kulit yang berkeriput menyebabkan lemah pula dalam mengerjakan amal ibadah, malah kerap berlaku remeh dalam beberapa perbuatannya. Ini kerana usia
yang terlampau tua dan telah mencapai usia nyanyuk.

Gemerlap duniawi dengan segala perhiasannya merupakan dugaan, hingga seseorang boleh terpedaya oleh pujuk rayunya dan rela meninggalkan kewajiban-
kewajiban yang mesti dia kerjakan. Ini merupakan fitnah dunia.

Selain itu siksa kubur pun merupakan sesuatu yang pasti dijumpai oleh seseorang sebagai balasan terhadap apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya
selama hidup di alam dunia.```

*FIQH HADITS :*

_1. Mengukuhkan adanya siksa kubur._

_2. Memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah-fitnah yang telah
disebutkan di dalam hadis tersebut._

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar