Jumat, 19 Oktober 2018

Kajian Hadits Ikaba 261-267

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 261 :*

*وَعَنْ ثَوْبَانَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اِسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثًا  وَقَالَ : " اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ . تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

_Tsauban Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam jika telah selesai dari sholatnya beristighfar (memohon ampunan) kepada Allah tiga kali dengan membaca: (artinya = Ya Allah Engkaulah keselamatan dan dari-Mu jualah segala keselamatan. Maha Berkah Engkau wahai Dzat yang memiliki segala keagungan dan kemuliaan). Diriwayatkan oleh Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Betapa pun taat hamba-hamba Allah kepada Tuhan yang menciptakan mereka
sesungguhnya mereka tidak akan dapat menghormati-Nya dengan penghormatan yang selayaknya dan mereka tidak akan dapat mensyukuri-Nya dengan syukur
yang semestinya. Allah (s.w.t) berfirman:

 وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ (٩١)

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang mestinya.” (Surah al-An‟am: 91)

Tidak diragukan lagi bahwa kebanyakan orang yang sholat tidak terlepas dari fikiran dan godaan ketika dalam sholat, maka disyariatkan baginya membaca
istighfar sesudah selesai mengerjakan sholat untuk menyempurnakan sebagian
khusyuk yang tidak dilaksanakan dan untuk menambal beberapa kecacatan yang dia kerjakan di dalam sholat. Inilah rahasia yang disyariatkan membaca istighfar
sesudah salam.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan membaca istighfar dan berzikir sesudah selesai mengerjakan sholat.

2. Menjelaskan kalimat istighfar yang biasa diucapkan oleh Nabi (s.a.w) sesudah mengerjakan sholat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 262 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( مَنْ سَبَّحَ اَللَّهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ  وَحَمِدَ اَللَّهِ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ  وَكَبَّرَ اَللَّهُ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ  فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ  وَقَالَ تَمَامَ اَلْمِائَةِ : لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ  لَهُ اَلْمُلْكُ  وَلَهُ اَلْحَمْدُ  وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ  غُفِرَتْ لَهُ خَطَايَاهُ  وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ اَلْبَحْرِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ.وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى : أَنَّ اَلتَّكْبِيرَ أَرْبَعٌ وَثَلَاثُونَ* 

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang pada tiap-tiap usai sholat bertasbih (membaca subhanallah) sebanyak 33 kali bertahmid (membaca alhamdulillah) sebanyak 33 kali dan bertakbir (membaca Allahu akbar) sebanyak 33 kali maka jumlahnya 99 kali lalu menyempurnakannya menjadi 100 dengan bacaan: (artinya = tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya bagi-Nya kerajaan dan segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) maka diampunilah kesalahan-kesalahannya walaupun kesalahannya seperti buih air laut." Hadits riwayat Muslim. Dalam riwayat lain: Bahwa takbirnya sebanyak 34 kali._

*MAKNA HADITS :*

```Hadis ini mempunyai latar belakang bahwa sejumlah kaum muslimin hartawan hidup dengan penuh kenikmatan dan kesejahteraan. Mereka mendapat pahala karena sedekah mereka. Inilah yang membuat kaum fakir miskin merasa keberatan, lalu mereka menceritakan kepada Nabi (s.a.w) apa yang bergejolak di
dalam hati mereka dan mereka berkata kepada Rasulullah (s.a.w): “Sesungguhnya orang kaya dapat bersedekah dan memerdekakan hamba sedangkan kami tidak
mempunyai apa-apa harta untuk mengimbangi pahala yang mereka peroleh.” Mendengar itu, Rasulullah (s.a.w) memberitahukan mereka bahwa apabila mereka mengamalkan bacaan tasbih, tahmid, dan takbir serta tahlil setiap kali selesai mengerjakan solat fardu, nescaya mereka mendapat ganjaran pahala yang
sama dengan orang yang menyedekahkan hartanya. Tidak seorang pun yang lebih utama dari mereka kecuali orang yang berbuat amal yang serupa. Dosa-dosa
mereka diampuni, betapa pun besarnya dan kemurahan Allah itu memangMaha Luas. Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.```

*FIQH HADITS :*

1. Para sahabat sangat mengambil berat perkara kebaikan. Mereka memiliki keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengerjakan amal soleh dan berlomba untuk mengerjakannya.

2. Berlomba dalam amal soleh menjadikan seseorang berada di kedudukan yang tinggi dan memperoleh fadhilah yang dengannya memperoleh pahala.

3. Keutamaan bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil serta menjelaskan bilangannya mengikut ketentuan yang telah dinukil dari Nabi (s.a.w).

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 263 :*

*وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ لَهُ : " أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ : لَا تَدَعَنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولُ : اَللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَأَبُو دَاوُدَ  وَالنَّسَائِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ*

_Dari Muadz Ibnu Jabal bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: "Aku wasiatkan kepadamu wahai Muadz agar engkau jangan sekali-kali setiap sholat meninggalkan doa: (artinya = Ya Allah tolonglah aku untuk selalu mengingat-Mu bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadah pada-Mu)." Diriwayatkan oleh Ahmad Abu Dawud dan Nasa'i dengan sanad yang kuat._

*MAKNA HADITS :*

```Adalah satu kehormatan bagi Mu'adz ibn Jabal, seorang sahabat yang paling alim dalam masalah halal dan haram, karena telah mendapat pengiktirafan secara terus terang dari Rasulullah (s.a.w) bahwa baginda mencintainya.

Dalam riwayat yang lain Rasulullah (s.a.w) pernah bersabda kepada Mu'adz: “Sesungguhnya aku
mencintaimu.” Wasiat yang ditujukan kepadanya menerusi sabdanya: “Wahai Mu'adz, aku
berwasiat kepadamu.” Ini menunjukkan Rasulullah (s.a.w) sangat memperhatikan
Mu'adz dan baginda amat mencintainya. Baginda menyuruhnya menghafal do'a
yang hendak diajarkan kepadanya dan dia dikehendaki mengamalkannya supaya menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa berzikir mengingat-Nya dan bersyukur kepada-Nya.```

*FIQH HADITS :*

1. Disunatkan berwasiat dengan perkara yang baik.

2. Disunatkan mengamalkan do'a yang telah disebutkan di dalam hadis atas setiap kali selesai mengerjakan sholat.

3. Menggugah pendengar untuk menerima apa yang hendak disampaikan agar fikiran dan hatinya dapat memberi tumpuan terhadapnya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 264 :*

*وَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ  وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَزَادَ فِيهِ اَلطَّبَرَانِيُّ : ( وَقُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ )*

_Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat fadlu maka tiada yang menghalanginya masuk syurga kecuali maut." Diriwayatkan oleh Nasa'i dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Thabrani menambahkan: "Dan bacalah surat al-Ikhlas."_

*MAKNA HADITS :*

```Sebagian al-Qur'an mempunyai kelebihan ke atas sebagian yang lain. Ayat al-Kursi merupakan ayat paling mulia karena di dalamnya mengandungi asas-asas yang mengesakan Allah, mengagungkan-Nya, dan menyebut asma-asma serta
sifat-sifat-Nya Yang Maha Tinggi.

Di dalam ayat al-Kursi disebutkan bahwa hanya Allah yang mempunyai sifat uluhiyah. Dia Maha Hidup lagi Maha Suci dari segala bentuk tempat dan
bertempat tinggal dan Maha Suci dari perubahan. Dialah yang menguasai alam sejagat, yang mempunyai pembalasan yang keras, yang maha mengetahui
segala sesuatu yang jelas dan yang samar, secara keseluruhan atau secara terperinci. Kekuasaan dan kerajaan-Nya Maha Luas, Maha Tinggi dari segala sesuatu yang
tidak layak bagi-Nya lagi Maha Besar. Semua akal dan fikiran tidak akan mampu mengetahui hakikat zat dan sifat-sifat-Nya.

Surah al-Shamad yakni al-Ikhlas, meskipun pendek tetapi isinya mencakupi sifat-sifat Allah Yang Maha Esa dan ia merupakan ayat yang meniadakan segala
sesuatu yang tidak layak bagi keagungan-Nya, seperti anak, ibu bapa dan tandingan. Tiada yang mencegah-Nya karena tidak ber ibu bapak, dan tiada yang
menyamai-Nya karena tiada tandingan, serta tiada yang membantu-Nya karena tidak beranak.```

*FIQH HADITS :*

1. Keutamaan ayat al-Kursi adalah di dalamnya terdapat makna tauhid yang tidak terdapat pada ayat yang lain. Keistimewaannya ialah apabila dibaca di dalam rumah yang terdapat jin, maka jin itu akan keluar meninggalkan rumah itu.

2. Keutamaan Surah al-Ikhlas ialah di dalamnya terdapat makna menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 265 :*

*وَعَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي )  رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ*

_Dari Malik Ibnu al-Khuwairits Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatlah kamu sekalian dengan cara sebagaimana kamu melihat aku sholat." Riwayat Bukhari._

*MAKNA HADITS :*

```Hadis ini merupakan salah satu asas penting Islam, karena di dalamnya menjelaskan kewajiban mengikuti setiap perbuatan dan ucapan Rasulullah (s.a.w).
Allah (s.w.t) menyuruh kita untuk berbuat demikian dalam firman-Nya:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ (٢١)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kamu…” (Surah al-Ahzab: 21)

Semua perbuatan Rasulullah (s.a.w) menjadi syariat bagi umatnya. Oleh itu, haji wada' merupakan amalan praktikal bagi para sahabat untuk mempelajari manasik haji. Nabi (s.a.w) memerintahkan mereka melalui sabdanya:

خُذُوا عَنِّي مَناسِكَكُمْ

“Ambillah dariku manasik (haji) kamu”.

Nabi (s.a.w) bertugas menyampaikan ajaran dari Allah dan beliau adalah seorang yang maksum. Jadi tidaklah heran apabila semua perbuatannya
merupakan syariat yang sekali gus menjelaskan apa yang bersifat umum di dalam al-Qur'an.
Kita wajib mengikuti Nabi (s.a.w) dalam perkataan dan perbuatan kecuali perkara-perkara yang telah dikhususkan bagi diri baginda atau perkara-perkara yang telah dimansukh, sebab sahabat tidak mengamalkan apa-apa yang telah dilakukan oleh baginda melainkan amalan yang paling akhir dilakukan oleh baginda.```

*FIQH HADITS :*

Wajib mengikuti segala apa yang telah dinukil dari Nabi (s.a.w) baik
berupa bacaan maupun perbuatan di dalam sholat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 266 :*

*وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( قَالَ لِيَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم " صَلِّ قَائِمًا  فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا  فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ وَإِلَّا فَأَوْمِ)  رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ*

*Dari Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatlah dengan berdiri jika tidak mampu maka dengan duduk jika tidak mampu maka dengan berbaring dan jika tidak mampu juga maka dengan isyarat." Diriwayatkan oleh Bukhari.*

*MAKNA HADITS :*

```Sholat merupakan salah satu rukun Islam. Orang yang mengingkari kewajipan sholat
menjadi kafir, dan orang yang meninggalkannya berhak menerima siksaan Allah.
Sholat tidak boleh ditinggalkan walau dalam keadaan apapun.

Apa yang wajib dilakukan ketika sholat adalah berdiri bagi orang yang mampu. Jika tidak mampu berdiri kerana sakit, maka dia boleh mengerjakannya dalam
keadaan duduk. Jika tidak mampu duduk, maka dia boleh mengerjakannya dalam keadaan berbaring miring dan menghadapkan dadanya ke arah kiblat. Jika masih tidak mampu berbuat demikian, maka dia hendaklah mengerjakannya dengan cara memberi isyarat kepalanya untuk rukun qauli dan fi'li-nya.

Hadits ini mendorong kepada siapa pun untuk tetap senantiasa mengerjakan sholat sekaligus memudahkan hukum-hukum syariat bagi orang yang keadaannya sedang tidak sehat. Allah samasekali tidak mau menjadikan suatu itu sukar untuk
kita laksanakan meskipun ia ada kaitannya dengan masalah agama.```

*FIQH HADITS :*

1. Sholat fardu adalah wajib. Ia sama sekali tidak dapat digugurkan walau apapun keadaannya.

2. Menjelaskan cara mengerjakan sholat bagi orang sakit dan orang yang udzur.

3. Berdiri ketika mengerjakan sholat fardu tidak dapat digugurkan kecuali karena
udzur, seperti sakit, pening kepala atau kawatir tenggelam.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 267 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ لِمَرِيضٍ - صَلَّى عَلَى وِسَادَةٍ  فَرَمَى بِهَا - وَقَالَ : " صَلِّ عَلَى اَلْأَرْضِ إِنْ اِسْتَطَعْتَ  وَإِلَّا فَأَوْمِئْ إِيمَاءً  وَاجْعَلْ سُجُودَكَ أَخْفَضَ مِنْ رُكُوعِكَ )  رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ بِسَنَدٍ قَوِيٍّ وَلَكِنْ صَحَّحَ أَبُو حَاتِمٍ وَقْفَهُ*

*Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepada seseorang yang sakit yang sholat di atas bantal beliau melempar bantal itu dan bersabda: "Sholatlah di atas tanah bila engkau mampu jika tidak maka pakailah isyarat dan jadikan (isyarat) sujudmu lebih rendah daripada (isyarat) ruku'mu." Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad yang kuat namun Abu Hatim mensahkan mauquf-nya hadits ini.*

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) memberi kemudahan bagi orang sakit dengan membolehkannya
memberi isyarat sebagai ganti sujud dan rukuk apabila dia tidak mampu sujud di atas tanah. Nabi (s.a.w) memberikan petunjuk kepadanya bahwa dia mesti
membedakan isyarat untuk rukuk dan sujud. Caranya, isyarat sujud hendaklah lebih rendah berbanding isyarat rukuk. Dalam isyarat itu, dia tidak dibolehkan
memegang sesuatu objek termasuk tanah untuk dijadikan sebagai tempat sujud.
Oleh itu, Nabi (s.a.w) mengingkari perbuatan seseorang yang baginda lihat membawa bantal lalu sujud di atasnya, maka Nabi (s.a.w) membuang bantalnya itu.```

*FIQH HADITS :*

Orang sakit tidak dibebani untuk membawa sesuatu sebagai tempat sujud apabila dia tidak mampu sujud di atas tanah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar