Kamis, 13 Desember 2018

Kajian hadits ikaba 312-319

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 312 :*

*وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( أَوْتِرُوا قَبْلَ أَنْ تُصْبِحُوا )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

*وَلِابْنِ حِبَّانَ: ( مَنْ أَدْرَكَ الصُّبْحَ وَلَمْ يُوتِرْ فَلَا وِتْرَ لَهُ)*

_Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat witir-lah sebelum engkau masuk waktu Shubuh." Diriwayatkan oleh Muslim._

_Menurut Riwayat Ibnu Hibban: "Barangsiapa telah memasuki waktu Shubuh sedang dia belum sholat witir, maka tiada witir baginya."_

*HADITS KE 313 :*

*وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ نَامَ عَن الْوِتْرِ أَوْ نَسِيَهُ فَلْيُصَلِّ إِذَا أَصْبَحَ أَوْ ذَكَرَ )  رَوَاهُ الْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيّ*

_Darinya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang luput sholat witir karena tidur atau lupa hendaknya ia sholat waktu Shubuh atau ketika ingat." Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i._

*MAKNA HADITS :*

```Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan waktu shalat witir, yaitu bermula sesudah mengerjakan shalat Isyak sampai dengan terbitnya fajar. Adapun shalat witir yang terlepas, maka dalam hal ini ada beberapa keadaan. Adakalanya seseorang
meninggalkannya dengan sengaja, maka orang ini telah menyia-nyiakan sunat yang mulia dan pahala yang berlimpah yang tidak lagi bakal dapat diraih olehnya.
Inilah yang diisyaratkan oleh hadis yang mengatakan: “Barang siapa yang menjumpai waktu subuh, sedangkan dia belum mengerjakan shalat witir, maka tidak ada witir baginya.” Adakalanya seseorang tertidur atau lupa hingga shalat witir tertinggal. Inilah hukum dimana seseorang itu dianjurkan mengerjakannya selagi bangun dari tidur atau ingat bahwa dia belum mengerjakan shalat witir. Dia tetap mendapat pahala yang sama dengan pahala orang yang mengerjakannya pada waktunya.
Sudah mencukupi uzur baginya karena tertidur atau lupa. Dia sama dengan orang yang meninggalkan shalat fardu karena tertidur atau lupa. Inilah yang diisyaratkan
oleh hadis: “Barang siapa yang meninggalkan shalat witir karena tertidur atau lupa, maka hendaklah dia mengerjakannya pada waktu subuh atau selagi dia ingat.”```

*FIQH HADITS :*

1. Waktu akhir shalat witir ialah sebelum subuh.

2. Orang yang meninggalkan shalat witir dengan sengaja disyariatkan supaya mengqadha'nya.

3. Wajib mengerjakan shalat witir jika berlandaskan kepada makna zahir hadis: " فليصل ".

4. Orang yang meninggalkan shalat witir karena tertidur atau lupa disyariatkan mengqadha'nya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 314 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ, وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ, فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ, وَذَلِكَ أَفْضَلُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

_Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa khawatir tidak bangun pada bagian akhir malam, hendaknya ia sholat witir pada awal malam dan barang siapa sangat ingin bangun pada akhirnya hendaknya ia sholat witir pada akhir malam karena sholat pada akhir malam itu disaksikan (oleh malaikat), dan hal itu lebih utama." Riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Bagi orang yang mengerjakan sgolat witir ada dua keadaan; keadaan hazm dan keadaan 'azm. Barang siapa yang tidak yakin dirinya bakal bangun di akhir malam, maka hendaklah dia berpegang dengan keadaan pertama, yaitu mengerjakan sholat witir di permulaan malam supaya waktunya tidak tertinggal. Barang siapa yang yakin dirinya mampu bangun di akhir malam, maka hendaklah dia bertekad untuk
meraih pahala yang lebih utama, yaitu mengakhirkan sholat witir di penghujung malam, sebab melakukan sholat di penghujung malam disaksikan oleh para malaikat yang bertugas pada waktu malam dan para malaikat siang hari (malaikat yang
menggantikan malaikat yang bertugas pada waktu malam). Waktu tersebut merupakan waktu turunnya rahmat Allah. Pada waktu inilah Rasulullah (s.a.w) selalunya mengerjakan sholat witir.

Sungguhpun begitu, Nabi (s.a.w) pernah mengerjakannya pada permulaan malam hari dan pada pertengahannya. Apa yang baginda lakukan pada hakikatnya
menjelaskan bahwa itu dibolehkan sekaligus menunjukkan waktu sholat witir itu luas.```

*FIQH HADITS :*

1. Keutamaan mengakhirkan sholat witir hingga sampai akhir malam bagi orang yang yakin dirinya mampu bangun tidur tepat pada waktunya.

2. Keutamaan mendahulukan sholat witir bagi orang yang merasa kawatir tidak
dapat bangun di akhir malam.

3. Sholat di akhir malam merupakan amalan yang digalakkan karena ia jatuh pada
waktu malam yang paling afdhal di samping disaksikan oleh malaikat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 315 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-, عَن النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ فَقَدْ ذَهَبَ كُلُّ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالْوَتْرُ، فَأَوْتِرُوا قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ )  رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika fajar telah terbit maka habislah seluruh waktu sholat malam dan sholat witir. Maka berwitirlah sebelum terbitnya fajar." Diriwayatkan oleh Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Pada waktu malam terdapat bebeapa sholat sunat yang disyariatkan, diantaranya yang paling afdhal ialah sholat witir. Waktu sholat witir habis apabila waktu malam berakhir. Barang siapa yang meninggalkannya karena tertidur atau lupa, maka
hendaklah dia mengerjakannya apabila bangun dari tidur atau ingat sebagaimana yang telah diuraikan sebelum ini. Dalam satu hadis dinyatakan:

انه صلى الله عليه وسلم إذا لم يصل من الليل صلى من النهار اثنى عشر ركعة

“Nabi (s.a.w) apabila tidak mengerjakan sholat pada waktu malam, baginda mengerjakan sholat pada waktu siang hari sebanyak dua belas rakaat.”
(Diriwayatkan oleh al-Tirmizi dan berkata: “Hadis ini sahih dan hasan.”)

Ini dilakukan untuk mengqadha' sholat sunat yang tidak sempat dikerjakan pada waktu malam.```

*FIQH HADITS :*

1. Sholat witir merupakan sholat sunat malam yang paling penting.

2. Waktu sholat witir habis dengan berakhirnya waktu malam dan terbitnya fajar.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 316 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

*وَلَهُ عَنْهَا: ( أَنَّهَا سُئِلَتْ: هَلْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: لَا، إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ )*

*وَلَهُ عَنْهَا: ( مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ، وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا )*

_‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasanya sholat Dhuha empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki Allah. Riwayat Muslim._

_Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah: Bahwa ‘Aisyah pernah ditanya: Apakah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasa menunaikan sholat Dhuha? Ia menjawab: Tidak, kecuali bila beliau pulang dari bepergian._

_Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah: Aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dengan tetap melakukan sholat Dhuha, tetapi sungguh aku melakukannya dengan tetap._

*MAKNA HADITS :*

```Antara keistimewaan agama Islam ialah menjadikan setiap waktu memiliki tugas ibadah tersendiri, baik ibadah wajib maupun ibadah sunat supaya jiwa
seseorang tidak terlampau jenuh lantaran hanya melakukan satu jenis ibadah ini tertentu. Ini merupakan satu rahmat terhadap hamba Allah.

Waktu sholat dhuha bermula apabila matahari agak tinggi dan semua ternakan dilepaskan di kawasan gembala. Ringkasnya, waktu sholat dhuha apabila matahari nampak kelihatan setinggi satu tombak dari ufuk timur. Syariat telah mensunatkan
sholat dhuha dan bilangan rakaatnya sekurang-kurangnya dua rakaat. Ini berlandaskan kepada sabda dan perbuatan Nabi (s.a.w). Apa yang disebut dalam hadis Aisyah (r.a) yang isinya mengingkari syariat sholat dhuha, maka itu dapat disanggah dengan alasan-alasan berikut:

1. Apa yang dikatakan oleh Aisyah bahwa beliau tidak pernah melihat Nabi (s.a.w) melakukan sholat dhuha, maka itu tidak berarti Nabi (s.a.w) sama sekali tidak pernah mengerjakan sholat dhuha.

2. Dalam salah satu hadis, Aisyah (r.a) menafikan (meniadakan) pelaksanaan sholat dhuha, tetapi dalam hadis yang lain beliau menetapkannya. Dalam kaitan ini,
hadis yang menetapkan mestilah diutamakan ke atas hadis yang meniadakan.

3. Aisyah (r.a) sendiri pernah mengerjakan sholat dhuha karena berlandaskan kepada hadis yang telah diterimanya bahwa sholat dhuha disyariatkan dan Nabi (s.a.w) telah menganjurkannya. Ini dengan tegas menyanggah perkataannya yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah melihat baginda
melakukannya.

4. Apa yang dimaksudkan oleh Aisyah (r.a) bahwa beliau tidak pernah melihat Nabi (s.a.w) melakukannya bermaksud baginda tidak mengerjakannya secara
terus menerus. Rasulullah (s.a.w) memang pernah mengerjakannya, namun tidak terus menerus. Ini tidak berarti meniadakan bukti yang menyatakan bahwa sholat
dhuha disyariatkan.

5. Hadis Aisyah (r.a) yang menetapkan sholat dhuha disyariatkan telahpun
diketengahkan oleh al-Syaikhain (al-Bukhari dan Muslim). Jadi, hadis ini mesti diutamakan dibanding hadis yang menafikannya yang hanya diriwayatkan oleh Muslim seorang diri. Dengan demikian, ketiga-tiga hadis di atas yang
seakan bertentangan dapat disatukan.

Hikmah sholat dhuha ialah untuk menyatakan rasa syukur tubuh di atas nikmat sehat yang dianugerahkan oleh Allah (s.w.t). Ini berlandaskan hadis lain yang
mengatakan:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ صَدَقَةٌ

“Setiap pergelangan tubuh manusia pada waktu pagi harinya dibebani untuk bersedekah.”

Kemudian Nabi (s.a.w) bersabda:

وَيَقُوْمُ مَقَامَ ذٰلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحٰى

“Itu dapat diganti dengan mengerjakan dua rakaat yang dilakukan oleh seseorang
pada waktu dhuha.”

Antara faedah sholat dhuha adalah menghapuskan dosa kecil sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis lain yang mengatakan:

مَنْ حَافَظَ عَنْ شَفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ ذُنُوْبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barang siapa yang senantiasa mengerjakan dua rakaat sholat sunat dhuha, maka diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.”

Sanad hadis ini memang dha'if, tetapi dapat dijadikan dalil untuk
memperkukuh fadhail al-a'maal (keutamaan beramal). Antara dalil yang menunjukkan keutamaan sholat dhuha ini adalah wasiat Nabi (s.a.w) yang ditujukan kepada Abu Hurairah (r.a). Di dalamnya disebutkan bahwa Abu Hurairah tidak diperbolehkan sama sekali meninggalkan dua rakaat sholat dhuha. Hadis ini disebut di dalam kitab al-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih
Muslim).```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan mengerjakan sholat dhuha dan menjelaskan bilangan rakaatnya.

2. Menambahkan sholat dhuha menjadi empat rakaat dan jumlah bilangan rakaatnya tidak terbatas.

3. Disunatkan mengerjakan sholat dhuha apabila baru tiba dari suatu perjalanan.

4. Menjelaskan sejauh mana kasih sayang Rasulullah (s.a.w) kepada umatnya.

5. Menghimpun semua pengertian yang terdapat di dalam hadis Aisyah baik yang menafikan dan yang mengukuhkan sholat dhuha. Rasulullah (s.a.w) seringkali mengerjakan sholat dhuha pada sebagian waktunya karena ia memiliki keutamaan dan adakalanya baginda meninggalkannya karena kawatir itu kelak dianggap fardu oleh umatnya.

6. Aisyah (r.a) rajin mengerjakan sholat dhuha dan ini menunjukkan sholat dhuha memang disunatkan. Apa yang dilakukannya itu tidak lain bersumber dari Nabi (s.a.w) yang intinya menganjurkan supaya sholat dhuha dilaksanakan disamping diperkuatkan lagi dengan amal perbuatan Nabi (s.a.w) sendiri.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 317 :*

*وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ اَلْفِصَالُ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ*

_Dari Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatnya orang-orang yang bertaubat itu ketika anak-anak unta merasa panas." Riwayat Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat al-Awwabin disunatkan oleh Rasulullah (s.a.w) yang waktunya ialah sesudah tengah hari, yaitu pada waktu itu dimana seluruh pintu langit dibuka dan Allah menurunkan rahmat-Nya kepada segenap makhluk-Nya. Dengan demikian, seseorang yang mengerjakan sholat ketika itu dicucuri rahmat Allah dalam waktu yang dipenuhi dengan keridhaan-Nya. Dia kembali bertaubat kepada Allah dari semua dosa dengan penuh penyesalan diatas segala kesalahan yang telah dilakukannya. Akan tetapi, hadis ini tidak menyebutkan berapa bilangan rakaat sholat al-Awwabin ini, meskipun dalam hadis yang lain disebutkan bahwa bilangan
rakaatnya ada empat.```

*FIQH HADITS :*

Menjelaskan waktu sholat al-Awwabin.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 318 :*

*وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ صَلَّى اَلضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي اَلْجَنَّةِ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ*

_Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menunaikan sholat Dluha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga." Hadits Gharib diriwayatkan oleh Tirmidzi._

*HADITS KE 319 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( دَخَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَيْتِي, فَصَلَّى اَلضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ )  رَوَاهُ اِبْنُ حِبَّانَ فِي "صَحِيحِهِ"*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumahku, kemudian beliau sholat Dluha delapan rakaat. Riwayat Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya._

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) menjelaskan bahwa Allah akan membangunkan satu istana di dalam surga bagi orang yang senantiasa mengamalkan sholat dhuha. Inilah satu penghormatan dan karunia Allah. Kebanyakan ulama Mazhab al-Syafi'i menyatakan bahwa sebanyak-banyak bilangan rakaat sholat dhuha ialah delapan rakaat, dan sebagian mereka mengatakan pula bahwa yang paling afdhal adalah delapan rakaat karena inilah yang paling kerap dilakukan oleh Nabi (s.a.w) menurut keterangan hadis yang sahih.```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan mengerjakan sholat dhuha disamping menjelaskan bilangan rakaat dan hikmah yang terdapat di dalam perbedaan jumlah rakaatnya yaitu bertujuan
memberi kemudahan kepada umat Islam. Setiap orang Islam hendaklah mengerjakannya sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya dan mereka yang mampu hendaklah bersaing dengan yang lain dalam melakukan amal
kebaikan.

Al-Tabarani meriwayatkan satu hadis dari Abu al-Darda secara marfu':

من صلى الضحى ركعتين ؛ لم يكتب من الغافلين ، ومن صلى أربعاً ؛ كتب من العابدين ، ومن صلى ستاً ؛ كفي ذلك اليوم ، ومن صلى ثمانياً؛ كتبه الله من القانتين ، ومن صلى ثنتي عشرة ركعة ؛ بنى الله له بيتاً في الجنة ، وما من يوم ولا ليلة إلا لله من يمن به على عباده صدقة، وما من الله على أحد من عباده أفضل من أن يلهمه ذكره

“Barang siapa yang mengerjakan sholat dhuha sebanyak dua rakaat, maka dia tidak dimasukkan ke dalam golongan orang yang lalai. Barang siapa yang mengerjakan
sholat dhuha sebanyak empat rakaat, maka dia dimasukkan kedalam golongan orang yang ahli ibadah. Barang siapa yang mengerjakannya sebanyak enam rakaat, maka pada hari itu dia diberi kecukupan. Barang siapa yang mengerjakannya
sebanyak delapan rakaat, maka dia dimasukkan Allah kedalam golongan orang yang khusyuk (taat). Barang siapa yang mengerjakannya sebanyak dua belas rakaat, Allah membangunkan baginya sebuah istana di dalam surga. Tiada suatu siang dan malam pun melainkan Allah mempunyai anugerah yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya dan juga sedekah. Dan tiada suatu anugerah pun yang diberikan Allah kepada salah seorang di antara hamba-hamba-Nya lebih baik
selain daripada diberi ilham untuk berzikir kepada-Nya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar