Selasa, 22 Januari 2019

Kajian Hadits IKABA 320-330

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 320 :*

*عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

*وَلَهُمَا عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: ( بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا )*

*وَكَذَا لِلْبُخَارِيِّ: عَنْ أَبِي سَعِيدٍ, وَقَالَ: "دَرَجَةً "*

_Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat berjama'ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian." Muttafaq Alaihi._

_Menurut riwayat Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu : "Dua puluh lima bagian."_

_Demikian juga menurut riwayat Bukhari dari Abu Said, dia berkata: Derajat._

*MAKNA HADITS :*

```Mengerjakan shalat berjamaah di dalam masjid mimang disyariatkan, karena banyak mengandung hikmah dan keistimewaan antara lain adalah pahala kian bertambah sebanding dengan banyaknya kaki melangkah menuju masjid, terlebih lebih lagi pada waktu kegelapanya malam. Dalam hadis yang lain disebutkan seperti berikut:

بَشِّرِ المَشَّائِيْن فِي الظُّلَمِ إلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Sampaikan berita gembira kepada orang yang berjalan di kegelapan malam menuju ke masjid-masjid bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna kelak pada hari kiamat.”

Di dalam berjamaah wujudlah keharmonisan di antara kaum muslimin, hati mereka bersatu padu dalam naungan ibadah yang paling mulia. Di dalamnya orang
yang besar berdiri sejajar dengan orang kecil, dan orang kaya berdiri sejajar dengan orang miskin. Kepala mereka berdiri sejajar sebagaimana telapak kaki pun
sejajar di dalam shaf dan mereka mempelajari agama berdasarkan praktikal amali.

Selain itu, shalat berjemaah mengandung makna persatuan, latihan menyelesaikan satu tugas secara gotong royong serta melatih disiplin dibawah pimpinan
seorang komando (imam).```

*FIQH HADITS :*

1. Shalat seorang diri hukumnya sah.

2. Keutamaan shalat berjamaah dan pahalanya dilipatgandakan oleh Allah (s.w.t).

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 321 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْتَطَبَ, ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا, ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ, ثُمَّ أُخَالِفُ إِلَى رِجَالٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ, فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ, وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَرْقًا سَمِينًا أَوْ مِرْمَاتَيْنِ حَسَنَتَيْنِ لَشَهِدَ الْعِشَاءَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya aku menyuruh mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan sholat dan diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama'ah itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan mendapatkan tulang berdaging gemuk atau tulang paha yang baik niscaya ia akan hadir (berjamaah) dalam sholat Isya' itu. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari._

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) bersumpah dalam salah satu sholatnya ketika baginda merasa kehilangan orang yang biasa mengerjakan sholat berjamaah. Baginda berniat
melakukan suatu perkara besar untuk menghukum mereka karena tidak hadir dalam sholat berjamaah. Baginda berkeinginan mengumpulkan kayu, lalu menyuruh seorang lelaki untuk menjadi imam sholat kepada orang banyak sebagai pengganti dirinya, sementara baginda sendiri pergi mendatangi mereka yang tidak menghadiri sholat berjamaah tersebut. Baginda ingin membakar rumah-rumah mereka sebagai hukuman diatas perbuatan mereka karena tidak menghadiri sholat berjamaah sekaligus mengingatkan betapa penting sholat berjamaah itu.

Nabi (s.a.w) mengulangi sumpahnya seraya menegaskan bahwa mereka yang tidak menghadiri sholat berjamaah itu hanya mengutamakan urusan duniawi. Jika mereka tahu bahwa dalam sholat berjamaah itu mereka memperoleh kepentingan
duniawi, niscaya mereka menghadiri sholat berjamaah tersebut. Mereka melakukannya karena tujuan duniawi itu, bukan karena inginkan pahala akhirat
serta kenikmatan yang ada padanya. Disini terdapat kecaman pedas terhadap  mereka yang tidak menghadirinya karena mereka lebih gemar menerima balasan
sesuatu yang tidak kekal dari memperoleh pahala yang berlimpah dan kedudukan mulia di hari kemudian.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan bersumpah dengan menyebut asma Allah, sekalipun tanpa diminta terlebih dahulu dengan tujuan menarik perhatian lawan bicara dan mengukuhkan apa yang akan dibicarakannya.

2. Disyariatkan meminta tolong kepada orang lain dalam mengatasi berbagai perkara.

3. Boleh melantik seseorang menjadi imam, sekalipun ada orang yang lebih utama daripada dirinya selagi tindakan tersebut mengandung maslahat.

4. Boleh menjatuhkan hukuman ke atas harta milik terdakwa, bukan kepada anggota tubuhnya. Ini dikatakan oleh segolongan ulama dan mazhab Maliki, sedangkan jumhur ulama mengatakan bahwa sesungguhnya peraturan ini
hanya berlaku pada zaman permulaan Islam dan setelah itu tidak berlaku lagi.

5. Boleh mendahulukan ancaman dan peringatan sebelum menjatuhkan hukuman. Jika mudharat dapat dielakkan dengan cara yang lebih ringan
berupa peringatan maupun larangan, maka cukuplah menggunakan cara yang
ringan itu tanpa menjatuhkan hukuman yang lebih berat.

6. Imam resmi boleh melantik seseorang untuk mengimami sholat orang banyak sebagai pengganti dirinya untuk sementara waktu apabila dia mempunyai
kesibukan yang datang secara mengejut.

7. Boleh pergi setelah sholat diiqamahkan (didirikan) apabila ada halangan yang menyebabkannya tidak dapat mengikuti sholat berjamaah.

8. Boleh seseorang yang berada di dalam rumahnya dikeluarkan selagi ada alasan yang dibenarkan untuk berbuat demikian. Jika orang itu bersembunyi di dalam rumahnya dan bersikokoh tidak mau keluar rumah, maka dibolehkan
melakukan cara apapun untuk mengeluarkannya.

9. Boleh menghukum pelaku kejahatan dan kemaksiatan dengan cara yang bersifat mendadak tanpa pengetahuannya terlebih dahulu.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 322 :*

*وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ( أَثْقَلُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِينَ: صَلَاةُ الْعِشَاءِ, وَصَلَاةُ الْفَجْرِ, وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik ialah sholat Isya' dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang ada pada kedua sholat itu, mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak." Muttafaq Alaihi.

*MAKNA HADITS :*

```Sholat berjamaah dirasa amat berat bagi orang munafik. Allah (s.w.t) berfirman:

*وَإِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلاَّ عَلَى الْخٰشِعِيْنَ (45)*

“… Dan sesungguhnya yang demikian itu (sholat) sungguh berat, kecuali bagi orang
yang khusyuk.” (Surah al-Baqarah: 45)

Dalam ayat yang lain Allah (s.w.t) berfirman:

*وَإِذَا قَامُوْا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰى (١٤٢)*

“… Apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas...” (Surah al-Nisa‟: 142)

Rasulullah (s.a.w) secara khusus menyebut kedua sholat tersebut; sholat Isyak dan sholat Subuh, karena kuatnya dorongan yang membuat seseorang memilih
untuk tidak menghadiri sholat berjamaah. Waktu Isyak adalah waktu kembali ke rumah, berkumpul bersama keluarga dan beristirahat dari kesibukan bekerja sepanjang siang hari. Waktu subuh adalah waktu dimana seseorang sedang lelap tidur. Oleh karena faktor yang memalingkan seseorang dari mengerjakan sholat berjamaah itu sangat kuat, maka itu lebih berat lagi bagi orang munafik. Tetapi seandainya mereka mengetahui apa yang telah disediakan oleh Allah bagi mereka
berupa ganjaran pahala dan kebaikan bagi orang yang mengerjakan sholat berjamaah di masjid, niscaya dia segera menghadirinya, sekalipun untuk sampai ke masjid dia terpaksa merangkak seperti kanak-kanak. Ini tidak lain demi memperoleh ganjaran pahala yang berlimpah dari Allah (s.w.t) karena ia sebagai
perantara baginya untuk mendapatkan ridha Allah, Tuhan semesta alam.```

*FIQH HADITS :*

1. Anjuran menghadiri sholat Isyak dan Subuh berjamaah di masjid, yakni mengerjakannya dengan berjamaah.

2. Boleh meredah kesulitan demi memperoleh pahala.

3. Dilarang meniru sikap dan kelakuan orang munafik.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 323 :*

*وَعَنْهُ قَالَ: ( أَتَى اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ أَعْمَى فَقَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ!  إِنَّهُ لَيْسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إِلَى اَلْمَسْجِدِ, فَرَخَّصَ لَهُ, فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ, فَقَالَ: "هَلْ تَسْمَعُ اَلنِّدَاءَ بِالصَّلَاةِ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَأَجِبْ )  رَوَاهُ مُسْلِم*

_Dari Abu Hurairah r.a: Ada seorang laki-laki buta menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Ya Rasulullah, sungguh aku ini tidak mempunyai seorang penuntun yang menuntunku ke masjid. Maka beliau memberi keringanan padanya. Ketika ia berpaling pulang beliau memanggilnya dan bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan untuk sholat?" Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu, datanglah." Riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat berjamaah hukumnya sunnah mu'akkad. Namun bagi orang buta yang tidak menemukan seseorang yang dapat membimbingnya datang ke masjid diberikan keringanan untuk tidak menghadiri sholat berjamaah. Jika ada orang lain yang membimbingnya atau rumahnya berdekatan dengan masjid dan dia mendengar suara azan, sedangkan dia mampu pergi ke masjid seorang diri tanpa merasa kawatir salah jalan, maka tidak ada keringanan baginya untuk meninggalkan sholat berjamaah. Tetapi Nabi (s.a.w) tidak menjelaskan sesuatu pun kepadanya yang menunjukkan bahwa sholat berjamaah itu wajib. Mengakhirkan keterangan
daripada waktu yang diperlukan pada hakikatnya tidak dibolehkan. Ini menunjukkan bahwa sholat berjamaah adalah sunat mu'akkad. Akan tetapi, ada orang yang beranggapan bahwa sholat berjamaah hukumnya wajib, karena berlandaskan kepada makna dzahir hadis ini.```

*FIQH HADITS :*

1. Dianjurkan bertanya kepada orang alim apabila seseorang merasa kebinguhgan mengenai suatu urusan duniawi.

2. Mengukuhkan yang sholat berjamaah itu sunat mu'akkad.

3. Imam dianjurkan meminta izin apabila hendak meninggalkan sholat berjamaah karena ada uzur.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 324 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله  عَنْهُمَا, عَن النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ )  رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ, وَالدَّارقُطْنِيُّ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ, وَإِسْنَادُهُ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ, لَكِنْ رَجَّحَ بَعْضُهُمْ وَقْفَه ُ*

_Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mendengar adzan tetapi ia tidak datang, maka tidak ada sholat baginya kecuali lantaran udzur." Riwayat Ibnu Majah, Daruquthni, Ibnu Hibban, dan Hakim dengan sanad yang menurut syarat Muslim. Sebagian menguatkan bahwa hadits ini mauquf._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat berjamaah hukumnya sunnah muakkad. Oleh itu, Nabi (s.a.w) tidak memberikan keringanan untuk meninggalkannya kecuali karena udzur yang diakui oleh syariat.

Udzur yang diakui oleh syariat beraneka ragam, diantaranya adalah karena adanya perasaan takut atau sakit. Hadis ini menganjurkan untuk mengerjakan sholat berjamaah, tetapi ada sebagian ulama yang berpegang pada makna dzahirnya
bahwa sholat berjamaah itu hukumnya fardhu 'ain.```

*FIQH HADITS :*

1. Mengukuhkan sholat berjamaah. Barangsiapa yang meninggalkannya tanpa
udzur, maka dia tidak mendapat pahala yang berlimpah.

2. Jika ada udzur, maka disyariatkan untuk tidak mengikuti sholat berjamaah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 325 :*

*وَعَنْ يَزِيدَ بْنِ الْأَسْوَدِ رضي الله عنه ( أَنَّهُ صَلَّى مَعَ رَسُولِ الله  صلى الله عليه وسلم صَلَاةَ الصُّبْحِ, فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم إِذَا هُوَ بِرَجُلَيْنِ لَمْ يُصَلِّيَا, فَدَعَا بِهِمَا, فَجِيءَ بِهِمَا تَرْعَدُ فَرَائِصُهُمَا, فَقَالَ لَهُمَا: "مَا مَنَعَكُمَا أَنْ تُصَلِّيَا مَعَنَا?" قَالَا: قَدْ صَلَّيْنَا فِي رِحَالِنَا. قَالَ: "فَلَا تَفْعَلَا, إِذَا صَلَّيْتُمَا فِي رِحَالِكُمْ, ثُمَّ أَدْرَكْتُمْ الْإِمَامَ وَلَمْ يُصَلِّ, فَصَلِّيَا مَعَهُ, فَإِنَّهَا لَكُمْ نَافِلَةٌ" )  رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَاللَّفْظُ لَهُ, وَالثَّلَاثَةُ, وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّان َ*

_Dari Yazid Ibnu al-Aswad bahwa dia pernah sholat Shubuh bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah usai sholat beliau bertemu dengan dua orang laki-laki yang tidak ikut sholat. Beliau memanggil kedua orang itu, lalu keduanya dihadapkan dengan tubuh gemetaran. Beliau bertanya pada mereka: "Apa yang menghalangimu sehingga tidak ikut sholat bersama kami?" Mereka menjawab: Kami telah sholat di rumah kami. Beliau bersabda: "Jangan berbuat demikian, bila kamu berdua telah sholat di rumahmu kemudian kamu melihat imam belum sholat, maka sholatlah kamu berdua bersamanya karena hal itu menjadi sunat bagimu." Riwayat Imam Tiga dan Ahmad dengan lafadz menurut riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Tidak mengikuti sholat berjamaah bersama imam sholat di dalam masjid termasuk perbuatan mengingkari imam sekaligus memecah belah persatuan di samping membuka peluang bagi ahli bid'ah untuk menampilkan perbuatan bid'ah mereka
dan membentuk jamaah tersendiri. Di sini Rasulullah (s.a.w) melarang perbuatan memisahkan diri dari jamaah. Ini diungkapkan oleh Nabi (s.a.w) melalui bimbingannya kepada kedua orang lelaki yang tidak faham itu.```

*FIQH HADITS :*

1. Menjelaskan tentang betapa hebat wibawa Rasulullah (s.a.w).

2. Menanyakan apa penyebab yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pelanggaran.

3. Memperhatikan keadaan orang banyak ketika mengerjakan sholat serta memberikan bimbingan dan penyuluh kepada mereka yang melakukan pelanggaran agar kembali ke jalan yang benar.

4. Boleh melakukan sholat fardu di luar masjid.

5. Barang siapa telah melaksanakan sholat di luar masjid, kemudian dia menjumpai
sholat berjamaah di dalam masjid, maka disunatkan baginya mengerjakan sholat lagi bersama jamaah. Sholat yang pertama merupakan sholat fardu, sedangkan sholat kedua yang dia lakukan secara berjamaah itu dianggap sholat sunat.

Imam Abu Hanifah mengkhususkan disyariatkannya pengulangan sholat itu hanya untuk selain sholat Subuh dan Maghrib.

Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad juga mengatakan bahwa pengulangan ini boleh dilakukan ke semua sholat tanpa terkecuali karena berdasarkan kepada makna dzahir hadis tersebut.

Imam Malik berkata: “Jika seseorang telah mengerjakan sholat secara berjamaah (di luar masjid), maka dia tidak perlu lagi mengulanginya. Jika tidak, maka dia dianjurkan untuk mengulanginya, kecuali sholat Maghrib.”

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 326 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ( إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ, فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا, وَلَا تُكَبِّرُوا حَتَّى يُكَبِّرَ, وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا, وَلَا تَرْكَعُوا حَتَّى يَرْكَعَ, وَإِذَا قَالَ سَمِعَ الله لِمَنْ حَمِدَهُ, فَقُولُوا: اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ, وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا, وَلَا تَسْجُدُوا حَتَّى يَسْجُدَ, وَإِذَا صَلَّى قَائِمًا فَصَلُّوا قِيَامًا, وَإِذَا صَلَّى قَاعِدًا فَصَلُّوا قُعُودًا أَجْمَعِينَ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَهَذَا لَفْظُه ُوَأَصْلُهُ فِي الصَّحِيحَيْن*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti. Maka apabila ia telah bertakbir, bertakbirlah kalian dan jangan bertakbir sebelum ia bertakbir. Apabila ia telah ruku', maka ruku'lah kalian dan jangan ruku' sebelum ia ruku'. Apabila ia mengucapkan (sami'allaahu liman hamidah) maka ucapkanlah (allaahumma rabbanaa lakal hamdu). Apabila ia telah sujud, sujudlah kalian dan jangan sujud sebelum ia sujud. Apabila ia sholat berdiri maka sholatlah kalian dengan berdiri dan apabila ia sholat dengan duduk maka sholatlah kalian semua dengan duduk." Riwayat Abu Dawud. Lafadznya berasal dari Shahih Bukhari-Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) adalah guru yang bijaksana dan seorang panglima yang mahir. Baginda memberi pelajaran kepada para makmum supaya mereka mengikuti
imam sholat mereka, karena imam adalah pemimpin mereka. Untuk itu, mereka tidak boleh mendahuluinya, bahkan tidak boleh menyamainya dalam setiap
gerakan sholat, melainkan mesti harus mengikutinya tanpa melambatkan dan mendahuluinya.

Nabi (s.a.w) mengajarkan kepada mereka dzikir-dzikir yang dibaca oleh imam dan makmum sesudah bangkit dari rukuk. Kemudian pada akhir himbawan itu baginda melarang makmum berbeda gerakan dengan imam walau dalam keadaan apa sekalipun.```

*FIQH HADITS :*

1. Makmum wajib mengikuti imam.

2. Kalimat tasmi سمع الله لمن حمده khusus dibaca oleh imam, sedangkan kalimat tahmid اللهم ربنا لك الحمد khusus dibaca oleh makmum. Jumhur ulama
mengatakan bahwa imam dan orang yang sholat sendirian dihimbau membaca kalimat:
سمع الله لمن حمده
sedangkan makmum hanya membaca:
اللهم ربنا لك الحمد
Imam al-Syafi'i dan riwayat kedua menurut Imam Malik menyebutkan bahwa orang yang sholat hendaklah menggabungkan bacaan tasbih dan tahmid tanpa ada perbedaan antara imam, makmum, dan orang yang sholat sendirian. Dengan arti kata lain, apabila seseorang ketika sholat
mengangkat kepalanya dari rukuk, maka hendaklah dia membaca:
سمع الله لمن حمده
Jika dia telah berdiri tegak, maka hendaklah dia membaca:
اللهم ربنا لك الحمد 
Imam Malik dalam riwayat yang ketiga menyebutkan bahwa imam
hendaklah menggabungkan tasbih dan tahmid, sedangkan makmum hanya membaca tahmid.

3. Hukum sholat bagi makmum yang mampu berdiri di belakang imam yang tidak mampu berdiri. Menurut mazhab Hanbali, makmum dibolehkan mengikuti
imam yang tidak mampu berdiri itu sebagai satu keringanan yang
menggugurkan kewajipan berdiri dengan syarat imam tersebut termasuk imam kampung dan penyakit yang dideritanya bersifat sementara serta diharapkan
dapat disembuhkan. Sedangkan menurut jumhur ulama, makmum tidak dibolehkan mengikuti imam dalam keadaan sholat, sebaliknya mereka tetap diwajibkan berdiri.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 327 :*

*وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَأَى فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا. فَقَالَ: تَقَدَّمُوا فَائْتَمُّوا بِي, وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ" )  رَوَاهُ مُسْلِم*

_Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melihat para sahabatnya mundur ke belakang. Maka beliau bersabda: "Majulah kalian dan ikutilah aku, dan hendaknya orang-orang di belakangmu mengikuti kalian." Riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) menganjurkan umatnya secara umum dan sahabatnya secara khusus
supaya senantiasa mengisi kekosongan yang ada pada shaf pertama, kerana shaf pertama
dekat dengan imam, dapat mendengar bacaan dan hampir dengan rahmat Allah yang dicurahkan kepada orang yang sedang sholat.

Di dalam hadis yang lain disebutkan:

اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى أَهْلِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya senantiasa bersholawat kepada orang
yang berada pada shaf pertama.”

Nabi (s.a.w) mengingatkan supaya tidak menjauhi imam dan dimakruhkan menjauhi shaf pertama. Kemudian Rasulullah (s.a.w) menetapkan jika tidak ada
muballigh (juru penyampai imam), maka setiap shaf diikuti oleh shaf yang berikutnya dalam mengerjakan pekerjaan sholat, tetapi jika ada mubaligh, maka mereka mesti mengikuti gerakannya.```

*FIQH HADITS :*

1. Anjuran untuk senantiasa mengisi kekosongan shaf pertama dan makruh menjauhinya.

2. Makmum boleh memperhatikan muballigh atau shaf yang yang berada di belakang imam apabila dia tidak dapat melihat maupun mendengar suara imam.

3. Imam hendaklah menyuruh orang yang berada pada shaf pertama agar benar-benar berdekatan dengannya demi kebaikan mereka.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 328 :*

*وَعَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رضي الله عنه قَالَ: ( اِحْتَجَرَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم حُجْرَةً بِخَصَفَةٍ, فَصَلَّى فِيهَا, فَتَتَبَّعَ إِلَيْهِ رِجَالٌ, وَجَاءُوا يُصَلُّونَ بِصَلَاتِهِ... )  اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ: ( أَفْضَلُ صَلَاةِ اَلْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا اَلْمَكْتُوبَةَ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه*

_Zaid Ibnu Tsabit Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah membuat bilik dari tikar, lalu beliau sholat di dalamnya. Orang-orang mengetahuinya dan mereka datang untuk sholat bersama beliau. Hadits, dan di dalamnya disebutkan: "Sebagik-baik sholat seseorang itu di rumahnya kecuali sholat fardlu." Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Seseorang dibolehkan membuat ruangan khusus di dalam masjid untuk dirinya sendiri, tetapi dengan syarat tidak mempersempit tempat bagi orang yang mengerjakan sholat dan ruangan itu tidak terbuat dari  bahan yang kuat supaya mudah untuk dibereskan seperti tikar dan kain dan hendaklah ia dilakukan pada waktu malam hari. Begitulah apa yang dilakukan oleh Rasulullah (s.a.w). Baginda membuat sebuah rumah yang terbuat dari pelepah daun kurma pada waktu malam hari. Pada waktu siang hari ruangan tersebut baginda jadikan sebagai hamparan tikar. Apa yang baginda lakukan itu tentu tidak mengganggu siapapun, dan bahannya pula tidak terbuat dari bahan yang kuat.

Nabi (s.a.w) menganjurkan agar sholat sunat dilakukan di dalam rumah. Baginda membuat rumah di dalam masjid karena baginda tidak menginginkan apa yang dilakukannya itu dianggap fardu oleh mereka atau mereka menganggap bahwa apa yang baginda lakukan itu adalah wajib.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh membuat rumah pada sebagian tempat di dalam masjid selagi tidak mempersempit tempat bagi orang yang sholat.

2. Disyariatkan mengerjakan sholat sunat secara berjamaah.

3. Sholat sunnah lebih utama dilakukan di dalam rumah, karena cara ini lebih mendekatkan diri pada keikhlasan serta dapat menyemarakkan rumah dengan
bacaan dzikir.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 329 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: ( صَلَّى مُعَاذٌ بِأَصْحَابِهِ الْعِشَاءَ, فَطَوَّلَ عَلَيْهِمْ, فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم "أَتُرِيدُ أَنْ تَكُونَ يَا مُعَاذُ فَتَّانًا؟ إِذَا أَمَمْتَ النَّاسَ فَاقرَأْ: بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا، وَ: سَبِّحْ اِسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَ: اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ, وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى" )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ*

_Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Muadz pernah sholat Isya' bersama para shahabatnya dan ia memperlama sholat tersebut. Maka bersabdalah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Apakah engkau mau wahai Muadz menjadi seorang pemfitnah? Jika engkau mengimami orang-orang maka bacalah (washamsyi wadluhaaha), (sabbihisma rabbikal a'laa), (Iqra' bismi rabbika), dan (wallaili idzaa yaghsyaa)." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Memperpanjang bacaan sholat boleh menyebabkan makmum tersiksa dan menderita. Adakalanya mereka meninggalkan sholat berjamaah sebagaimana yang dilakukan oleh seorang lelaki badawi yang bermakmum di belakang Mu'adz ibnu Jabal, karena Mu'adz telah memperpanjang bacaan sholat hingga membuat lelaki badawi merasa kecapean setelah bekerja keras mencari nafkah sepanjang siang hari itu lalu meninggalkan sholatnya. Perkara ini kemudian disampaikan kepada
Rasulullah (s.a.w). Baginda merasa iba setelah mendengar aduan dan pengakuan yang dibuat oleh lelaki badawi. Baginda segera menasehati para imam sholat supaya tidak memperpanjang bacaan sholatnya disamping mesti mengambil berat keadaan
orang yang berada di belakangnya.```

*FIQH HADITS :*

1. Hukuman takzir boleh dilakukan hanya sekadar dengan kata-kata dengan cara memberikan kecaman.

2. Disyariatkan memprotes perbuatan seseorang yang menjurus kepada pepecahan jamaah.

3. Dalam sholat berjamaah dianjurkan memperhatikan keadaan para makmum.

4. Keperluan penting yang menyangkut urusan duniawi merupakan satu udzur yang dapat mempersingkat pelaksanaan sholat, karena hati (fikiran)
disibukkan olehnya hingga seseorang tidak dapat melakukan khusyuk dengan sempurna.

5. Perintah untuk mempercepat pelaksanaan sholat tetapi tetap dilakukan dengan sempurna dan hukuman takzir bagi orang yang memperpanjang bacaan
sholatnya apabila para makmum tidak setuju dengan tindakannya itu.

6. Makmum boleh memutuskan sholat berjamaah karena adanya udzur dan boleh meninggalkan tempat sholat berjamaah setelah dia menyelesaikan sholatnya itu.

7. Boleh membaca pertengahan surah mufassal dalam sholat Isyak berjamaah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SHALAT BERJAMAAH DAN IMAM SHALAT*_

*HADITS KE 330 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فِي قِصَّةِ صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالنَّاسِ, وَهُوَ مَرِيضٌ - قَالَتْ: ( فَجَاءَ حَتَّى جَلَسَ عَنْ يَسَارِ أَبِي بَكْرٍ, فَكَانَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ جَالِسًا وَأَبُو بَكْرٍ قَائِمًا, يَقْتَدِي أَبُو بَكْرٍ بِصَلَاةِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم وَيَقْتَدِي النَّاسُ بِصَلَاةِ أَبِي بَكْرٍ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه*

_Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah sholat berjama'ah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ketika beliau sakit. 'Aisyah berkata: Beliau datang dan duduk di sebelah kiri Abu Bakar. Beliau mengimami jama'ah dengan duduk sedang Abu Bakar berdiri. Abu Bakar mengikuti sholat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan orang-orang mengikuti sholat Abu Bakar. Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Allah (s.w.t) mengajarkan sopan santun kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dimana tidak seorang pun diantara mereka yang berani melangkah di hadapan
Rasulullah (s.a.w) karena menghormatinya, kecuali jika baginda mengizinkannya.

Allah (s.w.t) berfirman:

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ الله وَرَسُوْلِهِ.... (١)

“Hai orang yang beriman janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya...” (Surah al-Hujurat: 1)

Ketika sakit yang diderita Rasulullah (s.a.w) sudah membaik, baginda menemui jamaah sholat, sementara Abu Bakar sedang menjadi imam kepada mereka. Melihat kedatangan Rasulullah (s.a.w), sahabat yang bermakmum di belakang Abu Bakar lalu bertakbir, kemudian Abu Bakar mundur dan menjadi makmum sekaligus menjadi muballigh bagi imamnya, padahal sebelum itu dia menjadi imam sholat. Meskipun Rasulullah (s.a.w) memberikan isyarat kepadanya agar tetap berada di tempatnya sebagai imam, tetapi demi mengamalkan sopan santun, maka Abu
Bakar pun segera mundur, hingga dia berkata kepada Rasulullah (s.a.w) sesudah selesai mengerjakan sholat: : ”Tidaklah patut bagi Ibn Abu Quhafah (yakni dirinya) mendahului Rasulullah.” Akhirnya dia mengerjakan sholat di sebelah kiri Nabi (s.a.w) sebagai muballigh (juru penyampai takbir imam) bagi orang yang
bermakmum di belakangnya menerusi suaranya.```

*FIQH HADITS :*

1. Seseorang dibolehkan mengerjakan sholat di sebelah kanan imam, sekalipun ada
orang lain bersamanya.

2. Keutamaan Abu Bakar (r.a) ke atas sahabat yang lain.

3. Boleh mengikuti sholat orang yang bermakmum.

4. Boleh mengangkat suara ketika membaca takbir supaya bisa di dengar oleh para makmum.

5. Boleh mengikuti suara makmum.

6. Orang yang sholat sambil berdiri boleh bermakmum di belakang orang yang sholat sambil duduk. Tetapi masalah ini masih diperdebatkan di antara ulama sebagaimana yang telah diuraikan sebelum ini.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar