Kamis, 13 Desember 2018

Kajian hadits ikaba 312-319

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 312 :*

*وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( أَوْتِرُوا قَبْلَ أَنْ تُصْبِحُوا )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

*وَلِابْنِ حِبَّانَ: ( مَنْ أَدْرَكَ الصُّبْحَ وَلَمْ يُوتِرْ فَلَا وِتْرَ لَهُ)*

_Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat witir-lah sebelum engkau masuk waktu Shubuh." Diriwayatkan oleh Muslim._

_Menurut Riwayat Ibnu Hibban: "Barangsiapa telah memasuki waktu Shubuh sedang dia belum sholat witir, maka tiada witir baginya."_

*HADITS KE 313 :*

*وَعَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ نَامَ عَن الْوِتْرِ أَوْ نَسِيَهُ فَلْيُصَلِّ إِذَا أَصْبَحَ أَوْ ذَكَرَ )  رَوَاهُ الْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيّ*

_Darinya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang luput sholat witir karena tidur atau lupa hendaknya ia sholat waktu Shubuh atau ketika ingat." Diriwayatkan oleh Imam Lima kecuali Nasa'i._

*MAKNA HADITS :*

```Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan waktu shalat witir, yaitu bermula sesudah mengerjakan shalat Isyak sampai dengan terbitnya fajar. Adapun shalat witir yang terlepas, maka dalam hal ini ada beberapa keadaan. Adakalanya seseorang
meninggalkannya dengan sengaja, maka orang ini telah menyia-nyiakan sunat yang mulia dan pahala yang berlimpah yang tidak lagi bakal dapat diraih olehnya.
Inilah yang diisyaratkan oleh hadis yang mengatakan: “Barang siapa yang menjumpai waktu subuh, sedangkan dia belum mengerjakan shalat witir, maka tidak ada witir baginya.” Adakalanya seseorang tertidur atau lupa hingga shalat witir tertinggal. Inilah hukum dimana seseorang itu dianjurkan mengerjakannya selagi bangun dari tidur atau ingat bahwa dia belum mengerjakan shalat witir. Dia tetap mendapat pahala yang sama dengan pahala orang yang mengerjakannya pada waktunya.
Sudah mencukupi uzur baginya karena tertidur atau lupa. Dia sama dengan orang yang meninggalkan shalat fardu karena tertidur atau lupa. Inilah yang diisyaratkan
oleh hadis: “Barang siapa yang meninggalkan shalat witir karena tertidur atau lupa, maka hendaklah dia mengerjakannya pada waktu subuh atau selagi dia ingat.”```

*FIQH HADITS :*

1. Waktu akhir shalat witir ialah sebelum subuh.

2. Orang yang meninggalkan shalat witir dengan sengaja disyariatkan supaya mengqadha'nya.

3. Wajib mengerjakan shalat witir jika berlandaskan kepada makna zahir hadis: " فليصل ".

4. Orang yang meninggalkan shalat witir karena tertidur atau lupa disyariatkan mengqadha'nya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 314 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ, وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ, فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ, وَذَلِكَ أَفْضَلُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

_Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa khawatir tidak bangun pada bagian akhir malam, hendaknya ia sholat witir pada awal malam dan barang siapa sangat ingin bangun pada akhirnya hendaknya ia sholat witir pada akhir malam karena sholat pada akhir malam itu disaksikan (oleh malaikat), dan hal itu lebih utama." Riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Bagi orang yang mengerjakan sgolat witir ada dua keadaan; keadaan hazm dan keadaan 'azm. Barang siapa yang tidak yakin dirinya bakal bangun di akhir malam, maka hendaklah dia berpegang dengan keadaan pertama, yaitu mengerjakan sholat witir di permulaan malam supaya waktunya tidak tertinggal. Barang siapa yang yakin dirinya mampu bangun di akhir malam, maka hendaklah dia bertekad untuk
meraih pahala yang lebih utama, yaitu mengakhirkan sholat witir di penghujung malam, sebab melakukan sholat di penghujung malam disaksikan oleh para malaikat yang bertugas pada waktu malam dan para malaikat siang hari (malaikat yang
menggantikan malaikat yang bertugas pada waktu malam). Waktu tersebut merupakan waktu turunnya rahmat Allah. Pada waktu inilah Rasulullah (s.a.w) selalunya mengerjakan sholat witir.

Sungguhpun begitu, Nabi (s.a.w) pernah mengerjakannya pada permulaan malam hari dan pada pertengahannya. Apa yang baginda lakukan pada hakikatnya
menjelaskan bahwa itu dibolehkan sekaligus menunjukkan waktu sholat witir itu luas.```

*FIQH HADITS :*

1. Keutamaan mengakhirkan sholat witir hingga sampai akhir malam bagi orang yang yakin dirinya mampu bangun tidur tepat pada waktunya.

2. Keutamaan mendahulukan sholat witir bagi orang yang merasa kawatir tidak
dapat bangun di akhir malam.

3. Sholat di akhir malam merupakan amalan yang digalakkan karena ia jatuh pada
waktu malam yang paling afdhal di samping disaksikan oleh malaikat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 315 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا-, عَن النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( إِذَا طَلَعَ الْفَجْرُ فَقَدْ ذَهَبَ كُلُّ صَلَاةِ اللَّيْلِ وَالْوَتْرُ، فَأَوْتِرُوا قَبْلَ طُلُوعِ الْفَجْرِ )  رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika fajar telah terbit maka habislah seluruh waktu sholat malam dan sholat witir. Maka berwitirlah sebelum terbitnya fajar." Diriwayatkan oleh Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Pada waktu malam terdapat bebeapa sholat sunat yang disyariatkan, diantaranya yang paling afdhal ialah sholat witir. Waktu sholat witir habis apabila waktu malam berakhir. Barang siapa yang meninggalkannya karena tertidur atau lupa, maka
hendaklah dia mengerjakannya apabila bangun dari tidur atau ingat sebagaimana yang telah diuraikan sebelum ini. Dalam satu hadis dinyatakan:

انه صلى الله عليه وسلم إذا لم يصل من الليل صلى من النهار اثنى عشر ركعة

“Nabi (s.a.w) apabila tidak mengerjakan sholat pada waktu malam, baginda mengerjakan sholat pada waktu siang hari sebanyak dua belas rakaat.”
(Diriwayatkan oleh al-Tirmizi dan berkata: “Hadis ini sahih dan hasan.”)

Ini dilakukan untuk mengqadha' sholat sunat yang tidak sempat dikerjakan pada waktu malam.```

*FIQH HADITS :*

1. Sholat witir merupakan sholat sunat malam yang paling penting.

2. Waktu sholat witir habis dengan berakhirnya waktu malam dan terbitnya fajar.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 316 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

*وَلَهُ عَنْهَا: ( أَنَّهَا سُئِلَتْ: هَلْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي الضُّحَى؟ قَالَتْ: لَا، إِلَّا أَنْ يَجِيءَ مِنْ مَغِيبِهِ )*

*وَلَهُ عَنْهَا: ( مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي سُبْحَةَ الضُّحَى قَطُّ، وَإِنِّي لَأُسَبِّحُهَا )*

_‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasanya sholat Dhuha empat rakaat dan menambah seperti yang dikehendaki Allah. Riwayat Muslim._

_Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah: Bahwa ‘Aisyah pernah ditanya: Apakah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasa menunaikan sholat Dhuha? Ia menjawab: Tidak, kecuali bila beliau pulang dari bepergian._

_Menurut riwayat Muslim dari ‘Aisyah: Aku tidak melihat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dengan tetap melakukan sholat Dhuha, tetapi sungguh aku melakukannya dengan tetap._

*MAKNA HADITS :*

```Antara keistimewaan agama Islam ialah menjadikan setiap waktu memiliki tugas ibadah tersendiri, baik ibadah wajib maupun ibadah sunat supaya jiwa
seseorang tidak terlampau jenuh lantaran hanya melakukan satu jenis ibadah ini tertentu. Ini merupakan satu rahmat terhadap hamba Allah.

Waktu sholat dhuha bermula apabila matahari agak tinggi dan semua ternakan dilepaskan di kawasan gembala. Ringkasnya, waktu sholat dhuha apabila matahari nampak kelihatan setinggi satu tombak dari ufuk timur. Syariat telah mensunatkan
sholat dhuha dan bilangan rakaatnya sekurang-kurangnya dua rakaat. Ini berlandaskan kepada sabda dan perbuatan Nabi (s.a.w). Apa yang disebut dalam hadis Aisyah (r.a) yang isinya mengingkari syariat sholat dhuha, maka itu dapat disanggah dengan alasan-alasan berikut:

1. Apa yang dikatakan oleh Aisyah bahwa beliau tidak pernah melihat Nabi (s.a.w) melakukan sholat dhuha, maka itu tidak berarti Nabi (s.a.w) sama sekali tidak pernah mengerjakan sholat dhuha.

2. Dalam salah satu hadis, Aisyah (r.a) menafikan (meniadakan) pelaksanaan sholat dhuha, tetapi dalam hadis yang lain beliau menetapkannya. Dalam kaitan ini,
hadis yang menetapkan mestilah diutamakan ke atas hadis yang meniadakan.

3. Aisyah (r.a) sendiri pernah mengerjakan sholat dhuha karena berlandaskan kepada hadis yang telah diterimanya bahwa sholat dhuha disyariatkan dan Nabi (s.a.w) telah menganjurkannya. Ini dengan tegas menyanggah perkataannya yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah melihat baginda
melakukannya.

4. Apa yang dimaksudkan oleh Aisyah (r.a) bahwa beliau tidak pernah melihat Nabi (s.a.w) melakukannya bermaksud baginda tidak mengerjakannya secara
terus menerus. Rasulullah (s.a.w) memang pernah mengerjakannya, namun tidak terus menerus. Ini tidak berarti meniadakan bukti yang menyatakan bahwa sholat
dhuha disyariatkan.

5. Hadis Aisyah (r.a) yang menetapkan sholat dhuha disyariatkan telahpun
diketengahkan oleh al-Syaikhain (al-Bukhari dan Muslim). Jadi, hadis ini mesti diutamakan dibanding hadis yang menafikannya yang hanya diriwayatkan oleh Muslim seorang diri. Dengan demikian, ketiga-tiga hadis di atas yang
seakan bertentangan dapat disatukan.

Hikmah sholat dhuha ialah untuk menyatakan rasa syukur tubuh di atas nikmat sehat yang dianugerahkan oleh Allah (s.w.t). Ini berlandaskan hadis lain yang
mengatakan:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ صَدَقَةٌ

“Setiap pergelangan tubuh manusia pada waktu pagi harinya dibebani untuk bersedekah.”

Kemudian Nabi (s.a.w) bersabda:

وَيَقُوْمُ مَقَامَ ذٰلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحٰى

“Itu dapat diganti dengan mengerjakan dua rakaat yang dilakukan oleh seseorang
pada waktu dhuha.”

Antara faedah sholat dhuha adalah menghapuskan dosa kecil sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis lain yang mengatakan:

مَنْ حَافَظَ عَنْ شَفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَتْ ذُنُوْبَهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barang siapa yang senantiasa mengerjakan dua rakaat sholat sunat dhuha, maka diampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan.”

Sanad hadis ini memang dha'if, tetapi dapat dijadikan dalil untuk
memperkukuh fadhail al-a'maal (keutamaan beramal). Antara dalil yang menunjukkan keutamaan sholat dhuha ini adalah wasiat Nabi (s.a.w) yang ditujukan kepada Abu Hurairah (r.a). Di dalamnya disebutkan bahwa Abu Hurairah tidak diperbolehkan sama sekali meninggalkan dua rakaat sholat dhuha. Hadis ini disebut di dalam kitab al-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih
Muslim).```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan mengerjakan sholat dhuha dan menjelaskan bilangan rakaatnya.

2. Menambahkan sholat dhuha menjadi empat rakaat dan jumlah bilangan rakaatnya tidak terbatas.

3. Disunatkan mengerjakan sholat dhuha apabila baru tiba dari suatu perjalanan.

4. Menjelaskan sejauh mana kasih sayang Rasulullah (s.a.w) kepada umatnya.

5. Menghimpun semua pengertian yang terdapat di dalam hadis Aisyah baik yang menafikan dan yang mengukuhkan sholat dhuha. Rasulullah (s.a.w) seringkali mengerjakan sholat dhuha pada sebagian waktunya karena ia memiliki keutamaan dan adakalanya baginda meninggalkannya karena kawatir itu kelak dianggap fardu oleh umatnya.

6. Aisyah (r.a) rajin mengerjakan sholat dhuha dan ini menunjukkan sholat dhuha memang disunatkan. Apa yang dilakukannya itu tidak lain bersumber dari Nabi (s.a.w) yang intinya menganjurkan supaya sholat dhuha dilaksanakan disamping diperkuatkan lagi dengan amal perbuatan Nabi (s.a.w) sendiri.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 317 :*

*وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( صَلَاةُ اَلْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ اَلْفِصَالُ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ*

_Dari Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholatnya orang-orang yang bertaubat itu ketika anak-anak unta merasa panas." Riwayat Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat al-Awwabin disunatkan oleh Rasulullah (s.a.w) yang waktunya ialah sesudah tengah hari, yaitu pada waktu itu dimana seluruh pintu langit dibuka dan Allah menurunkan rahmat-Nya kepada segenap makhluk-Nya. Dengan demikian, seseorang yang mengerjakan sholat ketika itu dicucuri rahmat Allah dalam waktu yang dipenuhi dengan keridhaan-Nya. Dia kembali bertaubat kepada Allah dari semua dosa dengan penuh penyesalan diatas segala kesalahan yang telah dilakukannya. Akan tetapi, hadis ini tidak menyebutkan berapa bilangan rakaat sholat al-Awwabin ini, meskipun dalam hadis yang lain disebutkan bahwa bilangan
rakaatnya ada empat.```

*FIQH HADITS :*

Menjelaskan waktu sholat al-Awwabin.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 318 :*

*وَعَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ صَلَّى اَلضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي اَلْجَنَّةِ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَاسْتَغْرَبَهُ*

_Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menunaikan sholat Dluha dua belas rakaat niscaya Allah membangunkan sebuah istana untuknya di surga." Hadits Gharib diriwayatkan oleh Tirmidzi._

*HADITS KE 319 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( دَخَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بَيْتِي, فَصَلَّى اَلضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ )  رَوَاهُ اِبْنُ حِبَّانَ فِي "صَحِيحِهِ"*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ke rumahku, kemudian beliau sholat Dluha delapan rakaat. Riwayat Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya._

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) menjelaskan bahwa Allah akan membangunkan satu istana di dalam surga bagi orang yang senantiasa mengamalkan sholat dhuha. Inilah satu penghormatan dan karunia Allah. Kebanyakan ulama Mazhab al-Syafi'i menyatakan bahwa sebanyak-banyak bilangan rakaat sholat dhuha ialah delapan rakaat, dan sebagian mereka mengatakan pula bahwa yang paling afdhal adalah delapan rakaat karena inilah yang paling kerap dilakukan oleh Nabi (s.a.w) menurut keterangan hadis yang sahih.```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan mengerjakan sholat dhuha disamping menjelaskan bilangan rakaat dan hikmah yang terdapat di dalam perbedaan jumlah rakaatnya yaitu bertujuan
memberi kemudahan kepada umat Islam. Setiap orang Islam hendaklah mengerjakannya sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya dan mereka yang mampu hendaklah bersaing dengan yang lain dalam melakukan amal
kebaikan.

Al-Tabarani meriwayatkan satu hadis dari Abu al-Darda secara marfu':

من صلى الضحى ركعتين ؛ لم يكتب من الغافلين ، ومن صلى أربعاً ؛ كتب من العابدين ، ومن صلى ستاً ؛ كفي ذلك اليوم ، ومن صلى ثمانياً؛ كتبه الله من القانتين ، ومن صلى ثنتي عشرة ركعة ؛ بنى الله له بيتاً في الجنة ، وما من يوم ولا ليلة إلا لله من يمن به على عباده صدقة، وما من الله على أحد من عباده أفضل من أن يلهمه ذكره

“Barang siapa yang mengerjakan sholat dhuha sebanyak dua rakaat, maka dia tidak dimasukkan ke dalam golongan orang yang lalai. Barang siapa yang mengerjakan
sholat dhuha sebanyak empat rakaat, maka dia dimasukkan kedalam golongan orang yang ahli ibadah. Barang siapa yang mengerjakannya sebanyak enam rakaat, maka pada hari itu dia diberi kecukupan. Barang siapa yang mengerjakannya
sebanyak delapan rakaat, maka dia dimasukkan Allah kedalam golongan orang yang khusyuk (taat). Barang siapa yang mengerjakannya sebanyak dua belas rakaat, Allah membangunkan baginya sebuah istana di dalam surga. Tiada suatu siang dan malam pun melainkan Allah mempunyai anugerah yang Dia berikan kepada hamba-hamba-Nya dan juga sedekah. Dan tiada suatu anugerah pun yang diberikan Allah kepada salah seorang di antara hamba-hamba-Nya lebih baik
selain daripada diberi ilham untuk berzikir kepada-Nya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Kajian hadits ikaba 304-311

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 304 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( مَا كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً, يُصَلِّي أَرْبَعًا, فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ, ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا, فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ, ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا. قَالَتْ عَائِشَةُ, فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ, أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ? قَالَ: "يَا عَائِشَةُ, إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي")  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.*

*وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا عَنْهَا: ( كَانَ يُصَلِّي مِنْ اللَّيْلِ عَشْرَ رَكَعَاتٍ, وَيُوتِرُ بِسَجْدَةٍ, وَيَرْكَعُ رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ, فَتِلْكَ ثَلَاثُ عَشْرَةَ )*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah menambah dalam sholat malam Ramadhan atau lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga rakaat. 'Aisyah berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum sholat witir? Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak." Muttafaq Alaihi._

_Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain: Beliau sholat malam sepuluh rakaat, sholat witir satu rakaat, dan sholat fajar dua rakaat. Jadi semuanya tiga belas rakaat._

*HADITS KE 305 :*

*وَعَنْهَا قَالَتْ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي مِنْ اللَّيْلِ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً, يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ, لَا يَجْلِسُ فِي شَيْءٍ إِلَّا فِي آخِرِهَا)*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat malam tiga belas rakaat, lima rakaat di antaranya sholat witir, beliau tidak pernah duduk kecuali pada rakaat terakhir._

*MAKNA HADITS :*

```Oleh kerana sholat sunat pada waktu malam hari adalah sunat, maka adakalanya Nabi (s.a.w) sengaja menambah jumlah rakaatnya dan adakalanya pula mengurangi bilangan rakaatnya.

Tujuannya ialah untuk membuktikan ia adalah sunat dan
ia boleh dengan cara seperti itu disamping menjaga keadaan supaya tetap bersemangat dan adakalanya pula baginda melakukan ketika sedang musafir.

Dengan demikian, dapatlah diketahui bahwa tidak ada kecelaruan dalam hadis Aisyah (r.a), sebaliknya apa yang dilakukan oleh Nabi (s.a.w) ketika mengerjakan sholat tahajjud memang berbeda-beda. Adakalanya Aisyah (r.a)
menceritakan bahwa baginda mengerjakan sholat sunat sebelas rakaat, adakalanya menceritakan tiga belas rakaat, dan adakalanya pula menceritakan lima belas
rakaat.

Oleh karena sebagian besar kebiasaan yang dilakukan oleh Nabi (s.a.w) adalah yang pertama, yaitu sebelas rakaat, maka Aisyah (r.a) mengatakan: “Dan tidak pula pada lainnya (selain Ramadhan).” Ini berdasarkan kebiasaan,
bukannya sebagai ikatan. Pembahasan mengenai masalah ini cukup luas.

Antara keistimewaan yang dimiliki oleh Rasulullah (s.a.w) ialah tidur baginda tidak membatalkan wuduk karena hati baginda tetap dalam keadaan sadar dan selalu hadir bersama Allah, yakni senantiasa ingat kepada-Nya.```

*FIQH HADITS :*

1. Menjelaskan jumlah bilangan rakaat sholat sunat pada waktu malam hari.

2. Menjelaskan jumlah bilangan rakaat solat witir.

3. Makruh tidur sebelum mengerjakan sholat witir.

4. Hati yang tidur membatalkan wuduk. Inilah pendapat Imam Malik dan berkata: “Tidur yang dilakukan oleh seseorang hingga tidak merasa lagi apa yang terjadi di hadapannya membatalkan wuduk. Rujuk pembahasan masalah
ini pada pembahasan sebelumnya.

5. Disyariatkan melakukan dua rakaat sunat fajar (qabliyyah Subuh).

6. Antara keistimewaan yang dimiliki oleh para nabi ialah mata mereka tidur, tetapi hati mereka tidak tidur, tetap sadar.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 306 :*

*وَعَنْهَا قَالَتْ: ( مِنْ كُلِّ اللَّيْلِ قَدْ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا.*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada setiap malam Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu sholat witir yang berakhir hingga waktu sahur. Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Waktu sholat witir dimulai sesudah mengerjakan sholat Isyak hingga fajar terbit. Kesemua waktu ini menunjukkan waktu ikhtiyari (pilihan) bagi Nabi (s.a.w).

Orang mukallaf boleh memilih waktu yang mana dia hendak mengerjakannya, baik pada permulaan malam hari, pertengahan ataupun akhir malam hari. Ulama bersepakat bahwa sholat witir tidak sah kecuali sesudah mengerjakan sholat
Isyak. Barang siapa yang tidak yakin pada dirinya untuk dapat bangun pada waktu tengah malam atau di akhirnya, maka dia boleh mengerjakan sholat witir pada
permulaan malam. Barang siapa yang mampu bangun pada waktu tengah malam atau di akhirnya, maka dia boleh mengakhirkannya, malah ini lebih diutamakan.

Mengerjakan sholat witir di penghujung malam lebih afdhal, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi (s.a.w) di samping ia merupakan waktu dimana do'a
dimakbulkan, sebab rahmat Allah diturunkan pada waktu sepertiga terakhir pada waktu malam itu.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh mengerjakan sholat witir pada saat-saat waktu malam hari asalkan setelah mengerjakan sholat Isyak.

2. Apa yang paling afdhal dalam sholat witir adalah dilakukan di akhir malam, yakni di penghujung waktu bagi orang yang meyakini mampu bangun pada waktu itu.

3. Sholat pada waktu sahur amat digalakkan karena ia merupakan waktu yang paling afdhal.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 307 :*

*وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا عَبْدَ اللَّهِ! لَا تَكُنْ مِثْلَ فُلَانٍ, كَانَ يَقُومُ مِن اللَّيْلِ, فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ* 

_Abdullah Ibnu Amar Ibu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda padaku: "Hai Abdullah, kamu jangan seperti si Anu, dulu ia biasa sholat malam kemudian ia meninggalkannya." Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Antara Sunnah yang diajarkan oleh Nabi (s.a.w) adalah baginda selalu meneliti hal ahwal yang dilakukan oleh sahabatnya. Baginda memuji orang yang berbuat baik dan membimbing orang yang berbuat jahat menuju kebaikan, menyadarkan orang yang berbuat dzalim dan membantu orang yang ditimpa musibah.

Inilah Abdullah ibn 'Amr. Dia biasa melakukan sholat malam, kemudian dia malas dan kemudian tidak lagi mengerjakannya. Nabi (s.a.w) menegurnya dan
mengatakan kepadanya dengan bahasa sindiran menerusi sabdanya: “Janganlah kamu seperti si fulan.” Nabi (s.a.w) sengaja tidak menyebutkan dirinya secara jelas,
melainkan menggunakan nama samaran, dengan maksud agar Abdullah ibn Amr tidak merasa malu.

Barang siapa yang membiasakan suatu amal ibadah, maka makruh baginya meninggalkan ibadah tersebut melainkan disebabkan ada uzur yang menghalanginya.
Jika tidak dapat mengerjakan amal ibadah yang biasa dia kerjakan, maka tetap dicatatkan baginya pahala yang sama seperti ketika dia melakukan ibadah itu. Ini merupakan karunia Allah.```

*FIQH HADITS :*

1. Sholat sunat malam tidak wajib, sebab Rasulullah (s.a.w) hanya sekadar menegur orang yang tidak mengerjakannya.

2. Disunatkan meneruskan amal kebaikan yang biasa dilakukan tanpa berlebihan dan orang yang meninggalkannya hendaklah ditegur.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 308 :*

*وَعَنْ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم ( أَوْتِرُوا يَا أَهْل الْقُرْآنَ, فَإِنَّ الله وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ )  رَوَاهُ الْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ*

_Dari Ali bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat witirlah wahai ahli Qur'an, karena Allah sesungguhnya witir (ganjil) dan dia mencintai yang ganjil (witir)." Diriwayatkan oleh Imam Lima dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah._

*MAKNA HADITS :*

```Orang mukmin adalah ahli al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi (s.a.w) lalu mereka beriman kepadanya dan mengamalkan hukum-hakam yang ada di dalamnya. Tetapi yang berhak menyandang gelar ini ialah mereka yang hafal al-Qur'an. Nabi (s.a.w) menganjurkan mereka supaya mengerjakan solat witir. Dalam hadis ini disebutkan lafaz al-Qur'an secara khusus dengan tujuan mereka sering membacanya ketika mengerjakan sholat witir itu.```

*FIQH HADITS :*

Sholat witir adalah sunah mu'akkad, bukan fardu dan bukan pula wajib. Inilah menurut jumhur ulama, kecuali Imam Abu Hanifah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 309 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اِجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jadikanlah sholat witir sebagai akhir sholatmu malam hari." Muttafaq Alaihi._

*MAKNA HADITS :*

```Manusia itu ada dua jenis dalam kaitannya dengan shalat witir. Sebagian ada yang yakin dirinya mampu bangun di penghujung malam. Dia pun mengakhirkan shalat witir karena itu lebih afdhal, yaitu waktu dimana rahmat Allah turun dan do'a dikabulkan. Sebagian yang lain ada yang tidak yakin dirinya mampu bangun
di penghujung malam. Dia pun mendahulukan shalat witir karena itu lebih afdhal di samping itu sebagai langkah berhati-hati. Apa yang disebut dalam hadis
ini ditujukan kepada golongan pertama. Mereka yakin mampu bangun di penghujung malam. Nabi (s.a.w) pernah mengerjakan shalat witir pada setiap waktu
malam hari, tetapi biasanya baginda mengerjakannya di penghujung waktu malam.```

*FIQH HADITS :*

Disunatkan mengakhiri shalat sunat malam dengan shalat witir. Shalat witir adalah shalat sunat terakhir pada waktu malam hari.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 310 :*

*وَعَنْ طَلْقٍ بْنِ عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالثَّلَاثَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ*

_Tholq Ibnu Ali berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada dua witir dalam satu malam." Riwayat Ahmad dan Imam tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban._

*MAKNA HADITS :*

```Shalat witir tidak boleh dilakukan secara berulang dalam satu malam; mengulanginya berarti membatalkan pengertian witir itu sendiri yang bermaksud ganjil, karena keadaannya berubah menjadi syafa' (genap).

Barang siapa telah mengerjakan shalat witir lalu dia hendak mengerjakan shalat sunat lagi, maka dia boleh mengerjakannya lagi, tetapi jangan mengerjakan
shalat witir. Jika tetap ingin melakukannya, maka sebaiknya menggabungkan satu rakaat lain kepada witir yang pertama, lalu mengerjakan shalat berapapun dia mau dan dia boleh melakukan shalat witir di penghujung shalatnya. Ini boleh dilakukan
selagi tidak dikawatiri waktu Subuh segera tiba dan waktunya cukup panjang untuk mengerjakannya.```

*FIQH HADITS :*

Tidak boleh membatalkan shalat witir sesudah mengerjakannya. Inilah pendapat kebanyakan ulama salaf dan ulama khalaf.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 311 :*

*وَعَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُوتِرُ بِـ "سَبِّحِ اِسْمَ رَبِّكَ اَلْأَعْلَى", و: "قُلْ يَا أَيُّهَا اَلْكَافِرُونَ", و: "قُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ" )  رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ. وَزَادَ: ( وَلَا يُسَلِّمُ إِلَّا فِي آخِرِهِنَّ )*

*وَلِأَبِي دَاوُدَ, وَاَلتِّرْمِذِيِّ نَحْوُهُ عَنْ عَائِشَةَ وَفِيهِ: ( كُلَّ سُورَةٍ فِي رَكْعَةٍ, وَفِي اَلْأَخِيرَةِ: "قُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ", وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ )*

_Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya sholat witir dengan membaca (Sabbihisma rabbikal a'la dan (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan (Qul huwallaahu Ahad)." Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i. Nasa'i menambahkan: Beliau tidak salam kecuali pada rakaat terakhir._

_Menurut riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi terdapat hadits serupa dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu dan didalamnya disebutkan: Masing-masing surat untuk satu rakaat dan dalam rakaat terakhir dibaca (Qul huwallaahu Ahad) serta dua surat al-Falaq dan an-Naas._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) melakukan shalat witir dengan cara yang berlainan antara satu sama lain. Adakalanya baginda mengerjakannya sebanyak tiga rakaat tanpa salam kecuali pada rakaat terakhir dan adakalanya sebanyak tiga rakaat yang pada rakaat kedua mengucapkan salam pertama, kemudian satu rakaat lagi dan kemudian salam. Semua itu dilakukan melalui perbuatan Nabi (s.a.w). Sedangkan apa yang
paling banyak baginda lakukan ialah melakukan salam sesudah dua rakaat, kemudian melakukan rakaat yang ketiga dengan mengucapkan salam yang lain.
Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa shalat witir boleh dilakukan secara sekaligus dan boleh pula secara terpisah dengan melakukan salam pada
rakaat yang kedua. Tetapi riwayat yang mengatakan shalat witir boleh dikerjakan secara terpisah lebih kuat daripada riwayat yang mengatakan boleh dikerjakan
secara sekaligus.```

*FIQH HADITS :*

1. Salah satu cara shalat witir yang dilakukan oleh Nabi (s.a.w) adalah tiga rakaat dengan satu kali salam.

2. Disunatkan membaca surah-surah tersebut dalam rakaat shalat witir. Mazhab Maliki, mazhab al-Syaff'i, mazhab Hanbali dan mazhab Hanafi mengatakan
bahwa disunatkan membaca Surah al-A'la, Surah al-Kafirun dan Surat al-Ikhlas saja, selain itu tidak.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Kajian hadits ikaba 294-303

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 293 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُخَفِّفُ اَلرَّكْعَتَيْنِ اَللَّتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ ، حَتَّى إِنِّي أَقُولُ : أَقَرَأَ بِأُمِّ اَلْكِتَابِ؟ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meringkaskan dua rakaat sebelum sholat Shubuh sampai aku bertanya: Apakah beliau membaca Ummul Kitab (al-Fatihah)? Muttafaq Alaihi._

*HADITS KE 294 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ- : ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ : ( قُلْ يَا أَيُّهَا اَلْكَافِرُونَ ) و : ( قُلْ هُوَ اَللَّهُ أَحَدٌ )   رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam dua rakaat fajar membaca (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan (Qul Huwallaahu Ahad). Riwayat Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Jumhur ulama berpendapat, meringankan pelaksanaan dua rakaat sunat fajar karena berlandaskan kepada makna dzahir hadis Aisyah (r.a). Hikmahnya untuk mengejar keutamaan melaksanakan sholat Subuh pada permulaan waktu dan tidak
menghalangi usaha imam untuk segera mengerjakan sholat Subuh agar datang memasuki masjid. Selain itu, ada hadis lain yang menegaskan bahwa seorang
mukmin diringankan hisabnya kelak sesuai dengan dua rakaat fajar yang dilakukannya secara ringan. Jadi, mengerjakannya dengan ringan mengandung
harapan baik supaya hisab amalnya kelak turut diringankan sekaligus mengikuti amal perbuatan Rasulullah (s.a.w).

Adapun surah yang dibaca oleh Nabi (s.a.w) ketika mengerjakan dua rakaat sholat sunat fajar ialah pada rakaat pertama Surah al-Kafirun untuk mengisyaratkan
maqam tajrid dan pada rakaat kedua Surah al-Ikhlas untuk mengisyaratkan maqam
tauhid. Tetapi telah dinukil dari Imam Abu Hanifah bahwa disunatkan mengerjakan kedua rakaat ini dengan panjang, yakni dalam waktu yang cukup lama.```

*FIQH HADITS :*

Dianjurkan meringankan sholat sunat qabliyyah Subuh, begitu pula dengan bacaannya disesuaikan dengan apa yang telah disebut dalam hadis ini kerana mengikuti Sunnah Nabi (s.a.w).

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 295 :*

*وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( كَانَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا صَلَّى رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ اِضْطَجَعَ عَلَى شِقِّهِ اَلْأَيْمَنِ )  رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ*

_'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila selesai sholat dua rakaat fajar berbaring atas sisinya yang kanan. Riwayat Bukhari._

*HADITS KE 296 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ اَلرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ اَلصُّبْحِ , فَلْيَضْطَجِعْ عَلَى جَنْبِهِ اَلْأَيْمَنِ )  رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu selesai sholat dua rakaat sebelum sholat Shubuh, hendaknya ia berbaring atas sisinya yang kanan." Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi._

*MAKNA HADITS :*

```Berbaring sesudah mengerjakan sholat sunat qabliyyah Subuh adalah disyariatkan melalui sabda Nabi (s.a.w) dan dikuatkan lagi dengan perbuatannya. Maksudnya
adalah berbaring dalam waktu sebentar pada lambung yang sebelah kanan seraya menghadap ke arah kiblat. Tujuannya supaya seseorang itu senantiasa ingat tempat pembaringannya di dalam kubur kelak. Dengan demikian, dia berusaha dan berupaya melakukan amal sholeh sebagai bekalannya. Sedangkan Mazhab Zahiri
mengemukakan pendapat yang berlainan dengan mengatakan bahwa berbaring pada lambung sebelah kanan adalah wajib berlandaskan kepada makna dzahir perintah yang terdapat di dalam hadis ini. Akan tetapi, apa yang dikatakannya itu dapat disanggah dengan kenyataan bahwa Nabi (s.a.w) adakalanya tidak berbaring pada lambung sebelah kanan setelah mengerjakan sholat sunat fajar. Bukti inilah yang memalingkan hukum wajib pada perkataan perintah yang
terdapat dalam hadis ini. Imam Malik menganggap makruh berbuat demikian apabila diniatkan sebagai sunat, tetapi beliau membolehkan apabila diniatkan
sebagai istirahat. Apa yang dikatakannya ini berpegang kepada apa yang biasa dilakukan oleh masyarakat Madinah dan perbuatan yang dilakukan oleh Ibn Umar (r.a) yang menurut satu riwayat beliau sering melempari orang yang berbaring pada lambung setelah mengerjakan sholat sunat fajar dengan batu kerikil.```

*FIQH HADITS :*

Orang yang sholat pada waktu malam hari disyariatkan berbaring pada lambung yang sebelah kanan untuk mengistirahatkan tubuh dari keletihan setelah lama berdiri ketika mengerjakan qiyamul lail supaya ketika mengerjakan sholat Subuh, tubuh menjadi segar kembali dan penuh semangat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 297 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى , فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحِ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً , تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

*وَلِلْخَمْسَةِ - وَصَحَّحَهُ اِبْنِ حِبَّانَ - : ( صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى" )  وَقَالَ النَّسَائِيُّ : "هَذَا خَطَأٌ"*

_Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat malam itu dua dua, maka bila seorang di antara kamu takut telah datang waktu Shubuh hendaknya ia sholat satu rakaat untuk mengganjilkan sholat yang telah ia lakukan." Muttafaq Alaihi._

_Dalam Riwayat Imam Lima yang dinilai shahih oleh Ibnu Hibban adalah lafadz: "Sholat malam dan siang itu dua dua." Nasa'i menyatakan bahwa ini salah._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat tahajjud pada waktu malam hari mempunyai keutamaan yang luar biasa. Ini telah disebut dalam firman Allah (s.w.t):

إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا (6)

“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Surah al Muzzammil: 6).

Sholat tahajud dilakukan dua rakaat-dua rakaat, dengan perkataan lain bahwa seseorang hendaklah mengucapkan salam pada setiap dua rakaat. Ini untuk
memberikan peluang baginya untuk beristirahat sesudah salam dan untuk menunaikan keperluannya apabila ada urusan penting lain yang datang secara
tiba-tiba.

Waktu sholat ini panjang hingga terbit fajar. Jika seseorang merasa kawatir waktu sholat Subuh hampir tiba, maka sebaiknya dia mengerjakan sholat satu rakaat
untuk mewitirkan semua rakaat genap yang telah dikerjakannya sepanjang malam. Ini merupakan satu kemudahan dalam mengerjakan ibadah. Apapun, sholat tahajud itu boleh juga dilakukan empat rakaat-empat rakaat.```

*FIQH HADITS :*

1. Disunatkan mengerjakan sholat sunat pada waktu malam hari.

2. Apa yang lebih afdhal ketika mengerjakan sholat sunat pada waktu malam hari adalah mengucapkan salam untuk setiap dua rakaat.

3. Menentukan dua rakaat sebelum witir.

4. Waktu witir berakhir dengan terbitnya fajar.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 298 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( أَفْضَلُ اَلصَّلَاةِ بَعْدَ اَلْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اَللَّيْلِ )  أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ*

_Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sholat yang paling utama setelah sholat fadlu ialah sholat malam." Dikeluarkan oleh Muslim._

*MAKNA HADITS :*

```Malam hari diselimuti oleh keheningan dan ketenangan. Ketika itu orang sedang lelap tidur dan pada waktu itu pula merupakan saat yang paling menunjang untuk berkomunikasi secara langsung dengan Allah. Orang pilihan pastinya bangun dari tidur dengan penuh ikhlas untuk menunaikan ibadah dan bermunajat kepada Allah. Ketika itu, rahmat-Nya turun pada waktu sepertiga terakhir malam hari. Oleh itu, sholat sunat malam dikatakan lebih afdhal pahalanya
setelah sholat lima waktu yang fardu.```

*FIQH HADITS :*

Sholat sunat pada waktu malam hari adalah sholat sunat yang paling afdhal, tetapi tidak ada sholat sunat manapun yang lebih afdhal daripada sholat fardu.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 299 :*

*وَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ , مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ , وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ )  رَوَاهُ اَلْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ , وَرَجَّحَ النَّسَائِيُّ وَقْفَهُ*

_Dari Ayyub al-Anshory bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir itu hak bagi setiap muslim. Barangsiapa senang sholat witir lima rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir tiga rakaat hendaknya ia kerjakan, barangsiapa senang sholat witir satu rakaat hendaknya ia kerjakan." Riwayat Imam Empat kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut Nasa'i._

*HADITS KE 300 :*

*وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه قَالَ : ( لَيْسَ اَلْوِتْرُ بِحَتْمٍ كَهَيْئَةِ اَلْمَكْتُوبَةِ , وَلَكِنْ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ*

_Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu berkata: Witir itu tidaklah wajib sebagaimana sholat fardlu, tapi ia hanyalah sunat yang dilakukan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Hadits diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa'i dan Hakim. Hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut Hakim._

*MAKNA HADITS :*

```Sholat witir adalah sholat sunat muakkad menurut pendapat jumhur ulama dan bukannya sholat wajib berdasarkan keterangan yang disebut dalam hadis ini karena
dalam masalah ini tidak ada lagi ruang bagi akal manusia. Selain itu, ia turut dikuatkan oleh hadis orang Arab badwi ketika bertanya: “Apakah masih ada perkara lain yang diwajibkan ke atas diriku?” Nabi (s.a.w) menjawab: “Tidak ada, kecuali jika kamu hendak mengerjakan sholat sunat).”

Lain halnya dengan Imam Abu Hanifah dimana beliau mengatakan bahwa sholat witir itu hukumnya wajib. Ini tidak lain karena menurutnya sesuatu yang
wajib dapat ditetapkan hanya dengan adanya dalil yang bersifat zhanni. Beliau mendukung pendapatnya dengan hadis Abu Ayyub (r.a) yang di dalamnya
disebutkan bahwa sholat witir wajib ke atas setiap muslim.

Jumhur ulama menyanggah pendapatnya dengan menegaskan bahwa maksud lafaz al-haq tidak menunjukkan makna wajib. Wajib itu adakalanya bermaksud
pengukuhan sebagaimana dalam hadis mengenai perintah mandi pada hari Jumaat:

غسل الجمعة واجب على كل محتلم

“Mandi pada hari Jum'at disunatkan secara muakkad bagi setiap orang yang telah baligh.”

Selain itu, maksud takhyir (pilihan) yang terdapat dalam hadis menerusi sabdanya “من احب" (barang siapa yang ingin) menunjukkan witir bukan sesuatu
yang diwajibkan, karena tidak ada pilihan bagi sesuatu yang wajib.

Sholat witir boleh pula dilakukan di atas kendaraan, sebagaimana dibolehkan pula melebihkan
dan mengurangkan jumlah bilangan rakaatnya. Ini merupakan satu bukti yang sholat witir adalah sunat.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan mengerjakan sholat witir. Jumhur ulama mengatakan bahwa sholat witir itu sunat muakkad, karena adanya pilihan dalam bilangan rakaatnya
yang menunjukkan bahwa ia tidak wajib. Lain halnya dengan Imam Abu Hanifah dimana beliau berpendapat bahwa sholat witir itu wajib.

2. Menjelaskan bilangan rakaat sholat witir. Ulama berbeda pendapat mengenai masalah ini. Untuk itu, Imam Malik mengatakan bahwa witir hanya dilakukan satu rakaat. Imam Abu Hanifah mengatakan witir hanya dilakukan
tiga rakaat, sedangkan Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad mengatakan bahwa witir boleh dilakukan satu rakaat, tiga rakaat, hingga sampai sebelas rakaat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 301 :*

*وَعَنْ جَابِرٍ ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَامَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ, ثُمَّ اِنْتَظَرُوهُ مِنْ الْقَابِلَةِ فَلَمَّا يَخْرُجْ , وَقَالَ : " إِنِّي خَشِيتُ أَنْ يُكْتَبَ عَلَيْكُمْ الْوِتْرُ )  رَوَاهُ اِبْنُ حِبَّانَ*

_Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sholat malam pada bulan Ramadhan. Kemudian orang-orang menunggu beliau pada hari berikutnya namun beliau tidak muncul. Dan beliau bersabda: "Sesungguhnya aku khawatir sholat witir ini diwajibkan atas kamu." Riwayat Ibnu Hibban._

*MAKNA HADITS :*

```Nabi (s.a.w) adalah seorang penyuluh yang amat menyayangi umatnya. Baginda meninggalkan beberapa perkara sunat karena kawatir jika dilakukan secara
terus menerus dianggap menjadi fardu ke atas umatnya dan ini tentu menyukarkan mereka.

Wahyu turun kepada Rasulullah (s.a.w) setiap pagi dan petang. Baginda kadangkala meninggalkan suatu amalan; padahal jika itu dikerjakan tentu ia lebih
baik. Baginda berbuat demikian karena kasihan kepada umatnya. Nabi (s.a.w) tidak mau keluar menemui para sahabat untuk melakukan sholat tarawih bersama mereka pada malam kedua dan malam ketiga, sekalipun baginda tahu mereka telah berhimpun menunggu kedatangannya. Ini baginda lakukan karena kawatir jika sholat ini akan diwajibkan ke atas mereka, sebagaimana yang kita ketahui berdasarkan alasan yang baginda kemukakan dan baginda menjelaskan kepada
mereka bahwa sholat witir itu tidak wajib.```

*FIQH HADITS :*

1. Boleh mengerjakan sholat sunat di dalam masjid secara berjamaah, tetapi apa yang lebih afdhal ialah mengerjakannya secara sendirian di dalam rumah,
kecuali apabila dilakukan secara berjamaah maka boleh untuk menyemarakkan lagi syi'ar Islam seperti sholat kedua gerhana, sholat tarawih dan lain-lain.

2. Boleh bermakmum kepada orang yang tidak berniat menjadi imam. Ini pendapat jumhur ulama.

3. Jika kemaslahatan berbenturan dan dikawatiri muncul kemudharatan, maka apa yang mesti dilakukan adalah menutup segala kemungkinan yang bakal
mengakibatkan kepada kerusakan itu. Nabi (s.a.w) melihat bahwa
mengerjakan sholat sunat di dalam masjid secara berjamaah mimang ada maslahatnya karena ia sekaligus menjelaskan yang perbuatan itu dibolehkan.
Akan tetapi, ketika baginda merasa kawatir kalau itu bakal dianggap fardu ke atas mereka, maka baginda meninggalkan perbuatan itu karena kawatir akan
menimbulkan mudharat yang lebih besar, yaitu apabila mereka tidak mampu mengerjakannya ketika perbuatan difardukan. Apapun, perasaan kawatir seperti ini tidak lagi wujud setelah baginda wafat. Oleh karenanya, ia boleh dikerjakan di dalam masjid secara berjamaah.

4. Jika pemimpin suatu kaum mengerjakan sesuatu yang sukar difahami oleh pengikutnya karena adanya uzur yang datang secara tiba-tiba, maka hendaklah dia menjelaskan puncaknya kepada mereka untuk menghibur hati
mereka sekaligus menghilangkan prasangka buruk akibat godaan syaitan yang dikawatiri telah merasuk ke dalam jiwa mereka.

5. Rasulullah (s.a.w) amat menyayangi umatnya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 302 :*

*وَعَنْ خَارِجَةَ بْنِ حُذَافَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ اللَّهَ أَمَدَّكُمْ بِصَلَاةٍ هِيَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ " قُلْنَا : وَمَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ? قَالَ : " اَلْوِتْرُ , مَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى طُلُوعِ الْفَجْرِ )  رَوَاهُ الْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ*

*وَرَوَى أَحْمَدُ : عَنْ عَمْرِوِ بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ نَحْوَهُ*

_Dari Kharijah Ibnu Hudzafah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah membantu kamu dengan sholat yang lebih baik bagimu daripada unta merah?" Kami bertanya: Sholat apa itu ya Rasulullah? Beliau menjawab: "Witir antara sholat Isya' hingga terbitnya fajar." Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits Shahih menurut Hakim._

_Ahmad juga meriwayatkan hadits serupa dari Amr Ibnu Syuaib dari ayahnya dari kakeknya._

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan sholat witir dan dianjurkan mengerjakannya.

2. Sholat witir bukan wajib. Seandainya wajib, maka bukan hanya dianjurkan untuk mengerjakannya, melainkan sudah dipastikan dengan bentuk perintah yang tegas, yaitu ”ٌْفرض عليكم“ atau ”ٌْاوجب عليكم“ karena itu tentu tidak dapat ditawar-tawar lagi.

3. Waktu sholat witir dimulai setelah selesai mengerjakan sholat Isyak hingga fajar terbit.

4. Membuat perumpamaan dengan gambaran harta yang paling berharga untuk mudah difaham.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB GAMBARAN SHALAT SUNNAH*_

*HADITS KE 303 :*

*وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ , عَنْ أَبِيهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْوِتْرُ حَقٌّ, فَمَنْ لَمْ يُوتِرْ فَلَيْسَ مِنَّا )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَد لَيِّنٍ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ*

*وَلَهُ شَاهِدٌ ضَعِيفٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عِنْدَ أَحْمَدَ*

_Dari Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Witir adalah hak, maka barangsiapa tidak sholat witir ia bukanlah termasuk golongan kami." Dikeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang lemah. Shahih menurut Hakim._

_Hadits tersebut mempunyai saksi yang lemah dari Abu Hurairah menurut riwayat Ahmad._

*MAKNA HADITS :*

Lafaz "حق" menurut bahasa bermaksud wajib dan sunat mu‟akkad. Ulama yang
mengartikannya wajib antara lain Imam Abu Hanifah, berarti beliau cenderung mentafsirkannya sebagai wajib sebagaimana dalam firman Allah:

حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِيْنَ (١٨٠)

“… (Ini adalah) kewajiban atas orang yang bertakwa.” (Surah al-Baqarah: 180)

Ulama yang mengatakan sholat witir itu sunat mu'akkad, berarti dia mentafsirkannya sunat yang dikukuhkan dengan menggabungkan antara hadis ini
dengan hadis lain yang menunjukkan makna tidak wajib. Ini merupakan pendapat
jumhur ulama sebagaimana di dalam firman Allah:

حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ (٢٣٨)

“Yang demikian itu merupakan ketetapan bagi orang yang berbuat kebajikan.” (Al-
Baqarah: 236)

*FIQH HADITS :*

Shalat witir adalah sunah muakkad berdasarkan pemahaman yang menggabungkan diantara hadis yang menunjukkan bahwa ia tidak wajib.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..