Senin, 09 Juli 2018

Kajian hadits Ikaba 171-180

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 171 :*

*وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ( اَلْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا اَلْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ  وَلَهُ عِلَّةٌ*

Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa *Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Bumi itu seluruhnya masjid kecuali kuburan dan kamar mandi.* Riwayat Tirmidzi tetapi ada cacatnya.

*HADITS KE 172 :*

*وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-]قَالَ] : ( نَهَى اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُصَلَّى فِي سَبْعِ مَوَاطِنَ : اَلْمَزْبَلَةِ  وَالْمَجْزَرَةِ  وَالْمَقْبَرَةِ  وَقَارِعَةِ اَلطَّرِيقِ  وَالْحَمَّامِ  وَمَعَاطِنِ اَلْإِبِلِ  وَفَوْقَ ظَهْرِ بَيْتِ اَللَّهِ )  رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَضَعَّفَهُ* 

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu *bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk sholat di tujuh tempat: tempat sampah tempat penyembelihan hewan pekuburan tengah jalan kamar mandi/WC kandang unta dan di atas Ka'bah.* Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dinilai lemah olehnya.

*HADITS KE 173 :*

*وَعَنْ أَبِي مَرْثَدٍ اَلْغَنَوِيِّ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتَ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : ( لَا تُصَلُّوا إِلَى اَلْقُبُورِ  وَلَا تَجْلِسُوا عَلَيْهَا )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

Abu Murtsad Al-Ghonawy berkata: *Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Janganlah engkau sholat menghadap kuburan dan jangan pula engkau duduk di atasnya.* Riwayat Muslim.

*MAKNA HADITS :*

```Solat merupakan kewajipan yang telah difardukan oleh Allah (s.w.t) atas hamba-Nya yang beriman dan mensyaratkan tempat untuk menunaikan solat mestilah
suci. Oleh sebab itu, orang yang hendak solat wajib memilih tempat yang suci dan bukannya tempat umum seperti di tengah jalan, bukan pula tempat najis seperti
kuburan, tempat penyembelihan, dan tempat pembuangan sampah, bukan pula tempat yang pada umumnya tidak bebas dari najis, seperti kamar mandi, bukan
pula tempat yang menjadi tempat bersemayamnya syaitan-syaitan seperti tempat peternakan unta, dan bukan pula di atas Baitullah, kerana ketiadaan kiblat untuk
menghadap ke arahnya jika dia solat di atasnya.```

*FIQH HADITS :*

Bumi secara keseluruhannya adalah sah untuk dijadikan sebagai tempat solat kecuali tempat-tempat berikut:

1. Kuburan. Imam Ahmad dan murid-muridnya berpendapat haram mengerjakan solat di perkuburan dan solatnya tidak sah berlandaskan kepada larangan yang terdapat di dalam hadis ini yang bersifat umum ini. Imam Abu Hanifah berpendapat makruh mengerjakan solat di kuburan. Beliau tidak membedakan antara kuburan yang telah dibongkar lagi dan kuburan yang selain itu. Mazhab Maliki berpendapat bahwa mengerjakan solat di kuburan diperbolehkan dan tidak dimakruhkan selagi tidak diketahui bahwa ia adalah najis. Imam al-Syafi'i membedakan antara kuburan yang telah digali lagi dan perkuburan yang selain itu. Dalam kaitan ini, beliau berkata:
“Jika kuburan itu telah dibongkar hingga tanahnya bercampur dengan daging dan nanah mayat serta semua kotoran yang keluar darinya, maka tidak boleh mengerjakan solat di kuburan itu kerana adanya najis. Tetapi
jika seseorang mengerjakan solat di tempat yang suci di kawasan kuburan itu, maka solatnya tetap sah. Jika kuburan itu tidak dibongkar, maka diperbolehkan solat di kawasan sekitarnya, tetapi itu makruh. Jika dia ragu baik kuburan itu telah dibongkar ataupun tidak, maka ada dua pendapat dalam masalah ini.”

2. Tempat mandi air hangat. Imam al-Syafi'i dan Imam Abu Hanifah berpendapat sah solat di tempat mandi air hangat selagi tempat tersebut selamat dari barang najis, namun hukumnya makruh. Jika tidak selamat dari najis, maka solatnya tidak sah. Inilah tafsiran hadis di atas menurut Imam al-Syafi'i dan Imam Abu Hanifah. Imam Malik mengatakan boleh mengerjakan solat di tempat mandi air hangat dan tidak dimakruhkan. Sedangkan Imam Ahmad mengatakan tidak sah, kerana merujuk kepada larangan yang bersifat umum di dalam hadis ini.

3. Tempat penyembelihan dan tempat pembuangan sampah, sebab kedua tempat tersebut adalah mutanajjis.

4. Jalan umum. Sebab dilarang mengerjakan solat di jalan umum karena orang lain turut mempunyai hak untuk lewat di kawasan itu di samping solat yang dikerjakannya tidak terganggu oleh orang yang lalu lalang di sekitarnya.

5. Tempat istirahat. dilarang mengerjakan solat di tempat istirahat ternakan unta kerana
tempat itu merupakan tempat syaitan dan dikawatirkan unta-unta akan lari hingga mengakibatkan rusaknya solat orang yang bersangkutan.

6. Mengerjakan solat di atas Baitullah dilarang karena tidak ada lagi arah kemana dia mesti menghadap yang dalam hal ini adalah menghadap ke arah kiblat.

7. Dilarang duduk di atas kuburan. Larangan ini bermaksud makruh. Adapun duduk di atas atau di tepi kuburan dengan tujuan membuang air kecil atau air besar, maka hukumnya haram.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 174 :*

*وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ اَلْمَسْجِدَ  فَلْيَنْظُرْ فَإِنْ رَأَى فِي نَعْلَيْهِ أَذًى أَوْ قَذَرًا فَلْيَمْسَحْهُ  وَلْيُصَلِّ فِيهِمَا )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ  وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ*

Dari Abu Said Radliyallaahu 'anhu *bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang di antara kamu mendatangi masjid hendaklah ia memperhatikan jika ia melihat kotoran atau najis pada kedua sandalnya hendaklah ia membasuhnya dan sholat dengan mengenakannya.* Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah.

*HADITS KE 175 :*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا وَطِئَ أَحَدُكُمْ اَلْأَذَى بِخُفَّيْهِ فَطَهُورُهُمَا اَلتُّرَابُ )  أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ* 

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu *bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang di antara kamu menginjak najis dengan sepatunya maka sebagai pencucinya ialah debu tanah.* Dikeluarkan oleh Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

*MAKNA HADITS :*

```Ketika Nabi (s.a.w) sedang berada di hadapan Allah dan bermunajat kepada-Nya
dalam solat, tiba-tiba baginda menanggalkan kedua sandalnya. Melihat itu, para sahabat yang bermakmum di belakangnya turut menanggalkan sandal mereka masing-masing karena perbuatan Nabi (s.a.w). Ketika selesai mengerjakan solat, baginda bertanya kepada mereka mengenai sebab yang mendorong mereka turut menanggalkan sandal mereka. Mereka menjawab: “Kami melihat tuan menanggalkan kedua sandal.” Nabi (s.a.w) bersabda kepada mereka: “Jibril tadi datang kepadaku, lalu dia memberitahu bahwa pada kedua sandalku terdapat najis, maka aku segera melepaskannya.” Kemudian Nabi (s.a.w) memberitahukan kepada mereka: “Barang siapa yang datang ke masjid lalu melihat najis pada sandalnya, maka hendaklah dia menggosokkannya ke tanah, lalu dia boleh mengerjakan solat dengan memakainya.”```

*FIQH HADITS :*

1. Sholat tidak batal kerana adanya najis yang baru dia ketahui, tetapi dengan syarat segera menghilangkannya dengan melakukan sedikit gerakan sesudah mengetahuinya. Jika itu dilakukan dengan banyak gerakan, maka solatnya menjadi batal. Inilah pendapat yang masyhur di kalangan mazhab Hanbali.

Menurut pendapat Imam al-Syafi'i dalam qaul qadim dan qaul jadid, batal solatnya. Inilah pendapat yang masyhur di sisinya.

Mazhab Maliki mengatakan, batal solatnya apabila seseorang mengetahui adanya najis itu,
kecuali jika najis berada pada bagian bawah khuffnya maka dia mesti segera melepaskan kedua khuffnya itu.

2. Rasulullah (s.a.w) mengajarkan kepada umatnya apa yang mesti mereka lakukan terhadap najis yang mereka ketahui ada pada diri mereka ketika sedang solat.

3. Solat dengan memakai sandal adalah disyariatkan selagi keduanya dalam keadaan suci.

4. Menggosokkan sandal ke tanah dapat menyucikan najis yang ada pada bagian bawahnya, sekalipun najis itu basah. Inilah pendapat Imam Ahmad dan Abu Yusuf berlandaskan kepada makna zahir hadis di atas. Imam Malik
dan Imam al-Syafi'i mengatakan, apabila najis yang ada pada selipar itu basah, maka ia tidak menjadi suci hanya dengan menggosokkannya ke tanah,
sebaliknya ia wajib dibasuh. Kedua  ulama ini mentafsirkan hadis ini
bahwa najis yang diinjak tersebut dalam keadaan kering, lalu sebagian kecil darinya melekat pada bagian bawah sandal, tetapi dapat dihilangkan dengan cara menggosokkannya ke tanah. Imam Abu Hanifah berpendapat, apa
yang dimaksudkan dengan najis di sini ialah najis yang nampak bendanya dan ia kering, karena najis yang basah mencemari tanah dan akan menyebar ke setiap tempat.

5. Bergerak dengan sedikit gerakan dalam solat tidak membatalkan solat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 176:*

*وَعَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ اَلْحَكَمِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ هَذِهِ اَلصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ اَلنَّاسِ  إِنَّمَا هُوَ اَلتَّسْبِيحُ  وَالتَّكْبِيرُ  وَقِرَاءَةُ اَلْقُرْآنِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ* 

Dari Muawiyah Ibnul Hakam Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: *Sesungguhnya sholat ini tidak layak di dalamnya ada suatu perkataan manusia. Ia hanyalah tasbih takbir dan bacaan al-Qur'an.* Diriwayatkan oleh Muslim.

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) selalu berakhlak mulia, gemar memaafkan kesalahan orang
jahil, berbelas kasihan, membimbing dan memberinya petunjuk ke jalan yang benar dengan cara lemah lembut.
Ketika masih baru masuk Islam, para sahabat menerima ilmu dari Rasulullah (s.a.w) secara berperingkat. Mereka sering kali mengkritik apabila melihat baginda melakukan perkara-perkara yang menurut mereka berselisih antara satu sama lain. Oleh itu, mereka memprotes Mu'awiyah ibn al-Hakam ketika membaca tasymith terhadap orang yang bersin, padahal dia sedang sholat; perbuatan tersebut membatalkan sholat. Kemudian Rasulullah (s.a.w) meredakan ketegangan dan
kritikan mereka melalui keputusan hukum yang baginda ajarkan kepada mereka dari satu waktu ke waktu yang lain, sebagai asas yang kuat bagi agama ini untuk
memastikannya terus terpelihara sampai hari kiamat nanti.```

*FIQH HADITS :*

1. Haram berbicara disaat dalam sholat, baik karena keperluan penting ataupun sebaliknya, baik ada kaitannya dengan kemaslahatan sholat atau
sebaliknya. Jika untuk mengingatkan sesuatu atau memberi izin masuk kepada
tamu dan sebagainya, maka hendaklah bertasbih bagi lelaki dan bertepuk tangan bagi perempuan. Inilah pendapat Imam Malik, Imam al-Syafi'i, Imam
Abu Hanifah, dan jumhur ulama salaf dan khalaf. Sekumpulan ulama berkata: “Berbicara untuk kemaslahatan yang ada kaitannya dengan sholat diperbolehkan
dan ini berdasarkan kepada hadis Dzu al-Yadain.” Hal ini berkaitan dengan orang yang berbicara dengan sengaja dan tahu hukumnya. Adapun orang yang
berbicara karena lupa dan orang yang tidak tahu hukum solat kerana baru masuk Islam, maka sholatnya tidak batal selagi apa yang dibicarakan itu hanya
sedikit. Inilah pendapat Imam al-Syafi'i, Imam Malik dan Imam Ahmad. Mereka berpendapat demikian kerana berlandaskan kepada hadis Dzu al-Yadain mengenai orang yang lupa hingga berbicara di dalam solatnya, dan
hadis Mu'awiyah mengenai orang yang tidak tahu hukum sholat. Sedangkan Imam Abu Hanifah mengatakan sholat mereka tetap batal.

2. Diperbolehkan melakukan sedikit gerakan dalam sholat. Ini tidak membatalkan sholat dan tidak pula makruh apabila untuk suatu keperluan.

3. Menjelaskan kemuliaan akhlak Rasulullah (s.a.w), bersikap lemah lembut terhadap orang yang tidak tahu hukum agama dan berkasih sayang kepada umat Islam.

4. Anjuran untuk berakhlak sebagaimana akhlak Nabi (s.a.w) yang dalam hal ini adalah bersikap lemah lembut terhadap orang yang tidak tahu hukum agama,
cara mengajar mereka dengan baik, berbelas kasihan kepada merela serta memberikan penjelasan dan uraian kepada mereka dengan kaidah yang
mudah difahami.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 177:*

*وَعَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رضي الله عنه قَالَ : ( إِنْ كُنَّا لَنَتَكَلَّمُ فِي اَلصَّلَاةِ عَلَى عَهْدِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يُكَلِّمُ أَحَدُنَا صَاحِبَهُ بِحَاجَتِهِ  حَتَّى نَزَلَتْ : (حَافِظُوا عَلَى اَلصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ اَلْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ)]اَلْبَقَرَة : ٢٣٨]  فَأُمِرْنَا بِالسُّكُوتِ  وَنُهِينَا عَنْ اَلْكَلَامِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ  وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ*

Zaid Ibnu Arqom berkata: *Kami benar-benar pernah berbicara dalam sholat pada jaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam salah seorang dari kami berbicara dengan temannya untuk keperluannya sehingga turunlah ayat (Peliharalah segala sholat(mu) dan sholat yang tengah dan berdirilah untuk Allah dengan khusyu') lalu kami diperintahkan untuk diam dan kami dilarang untuk berbicara.* Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim.

*MAKNA HADITS :*

```Pada permulaan Islam, berbicara di dalam sholat tidak membatalkan sholat.
Setelah Allah melihat kaum muslimin telah mematuhi semua apa yang telah diperintahkan oleh Rasulullah (s.a.w) sesuai dengan perintah Allah, Allah kemudian menurunkan kepada Rasul-Nya satu ayat yang menyuruh mereka
memelihara sholat. Secara khusus Allah memerintahkan agar memelihara sholat Asar
memandangkan sholat Asar merupakan sholat yang sering kali terlepas, sebab ia merupakan waktu istirahat sesudah lelah bekerja sepanjang siang hari. Allah menyuruh mereka diam (tidak berbicara) semasa di dalam sholat dan menyuruh mereka mengerjakan sholat menghadap kepada Allah dengan khusyuk.```

*FIQH HADITS :*

1. Dianjurkan memelihara sholat lima waktu.

2. Diaujurkan memelihara sholat wustha, yakni sholat Asar.

3. Haram berbicara diwaktu mengerjakan sholat dan sholat menjadi batal karena berbicara adalah dengan sengaja bukan untuk kemaslahatan.

4. Penggunaan perkataan al-qunut menunjukkan arti diam dan ini merupakan salah satu maknanya. Para sahabat memahami makna ini bagi lafaz al-qunut dari al-Qur'an dan berlandaskan tafsiran Nabi (s.a.w) terhadapnya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 178:*

*وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلتَّسْبِيحُ لِلرِّجَالِ  وَالتَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. زَادَ مُسْلِمٌ ( فِي اَلصَّلَاةِ )

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tasbih itu bagi laki-laki dan tepuk tangan itu bagi wanita. Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: Di dalam sholat.

*MAKNA HADITS :*

```Kaum wanita diperintahkan untuk merendahkan suara, karena dikawatiri menimbulkan fitnah. Ada kalanya seorang wanita mengalami suatu keadaan di luar dugaan ketika sedang sholat dan dia ingin memberikan peringatan mengenai keadaan dirinya. Dalam keadaan seperti ini dia disyariatkan bertepuk tangan untuk memberitahukan bahwa dia berada dalam sholat. Sedangkan bagi lelaki disyariatkan membaca tasbih untuk memberitahukan kepada orang yang mendengarnya bahwa dia sedang sholat.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan membaca tasbih bagi kaum lelaki dan bertepuk tangan bagi kaum wanita apabila keduanya terpaksa melakukan sesuatu ketika dalam sholat seperti memberi izin bagi orang yang hendak masuk rumah, mengingatkan orang buta, mengingatkan orang yang lalai, atau mengingatkan imam tentang sesuatu yang termasuk dalam urusan sholat atau perkara lain di luar sholat. Hukum berbuat demikian adalah kerana riwayat yang mengatakan "فليسبح" dengan
memakai bentuk kata perintah.

2. Suara perempuan adalah fitnah. Oleh sebab itu, dia mesti merendahkan suaranya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 179 :*

*وَعَنْ مُطَرِّفِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ الشِّخِّيرِ  عَنْ أَبِيهِ قَالَ : ( رَأَيْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي  وَفِي صَدْرِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ اَلْمِرْجَلِ  مِنْ اَلْبُكَاءِ )  أَخْرَجَهُ اَلْخَمْسَةُ  إِلَّا اِبْنَ مَاجَهْ  وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ.*

Dari Mutharrif Ibnu Abdullah Ibnus Syikhir dari ayahnya dia berkata: *Aku melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang sholat dan di dadanya ada suara seperti suara air yang mendidih karena menangis.* Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

*MAKNA HADITS :*

```Allah mengampuni dosa-dosa Rasulullah (s.a.w) yang terdahulu maupun yang akan datang. Walaupun begitu, baginda senantiasa merasa takut kepada Allah dengan perasaan takut yang disertai takzim. Baginda berdiri di hadapan Allah dalam sholat, sedangkan air matanya mengalir hangat dengan deras disertai dengan suara tangisan dan rintihan. Jika membaca ayat rahmat, baginda pun gembira, tetapi apabila membaca ayat azab, maka bergetarlah hatinya dengan penuh rasa ketakutan. Ini karena baginda adalah orang yang paling tahu tentang Allah dan paling dekat denganNya. Maka tidak heran apabila hatinya dipenuhi dengan perasaan takut kepada Allah, hingga mengalirlah air matanya dengan deras, lalu
terdengar suara tangisan dan rintihannya. Hal ini tidak membatalkan sholat.```

*FIQH HADITS :*

Menangis dalam sholat karena merasa takut kepada Allah tidak membatalkan sholat di sisi jumhur ulama.

Imam al-Syafi'i berkata: “Jika keluar dari tangisan itu dua huruf, maka ia membatalkan sholat secara mutlak, sama ada disebabkan rasa takut kepada Allah ataupun sebaliknya.”

Ulama berbeda pendapat mengenai tangisan yang bukan kerana takut kepada Allah :

Imam Malik berkata: “Jika tangisannya tidak bersuara, maka itu dimaafkan. Jika bersuara, maka hukumnya itu sama dengan berbicara di dalam sholat. Jika dilakukan dengan sengaja, maka batal sholatnya, baik sedikit ataupun banyak. Jika dilakukan karena lupa dan itu dilakukan dengan banyak, maka ia membatalkan sholat, tetapi jika tangisan yang sedikit, maka itu tidak membatalkan sholat.”

Imam Ahmad berkata: “Jika dari tangisan itu keluar dua huruf, maka ia membatalkan sholat selagi bukan karena tidak tertahankan, tetapi jika tidak dapat mengawal lagi tangisannya hingga keluar darinya dua huruf, maka sholatnya
tidak batal.”

Imam Abu Hanifah berkata: “Jika menangis karena sakit atau musibah, maka sholatnya batal, karena itu bererti mengungkap perasaan kesal, gundah gulana dan tidak ridha dengan apa yang telah ditakdirkan Allah atas dirinya.”

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB SYARAT-SYARAT SHOLAT*_

*HADITS KE 180 :*

*وَعَنْ عَلَيٍّ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ لِي مَعَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَدْخَلَانِ  فَكُنْتُ إِذَا أَتَيْتُهُ وَهُوَ يُصَلِّي تَنَحْنَحَ لِي )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ  وَابْنُ مَاجَهْ*

Ali Radliyallaahu 'anhu berkata: *Aku mempunyai dua pintu masuk kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam maka jika aku mendatanginya ketika beliau sholat beliau akan berdehem buatku.* Diriwayatkan oleh Nasa'i dan Ibnu Majah.

*MAKNA HADITS :*

```Ali bin Abi Thalib (r.a) termasuk orang yang paling dekat dengan Nabi (s.a.w). Beliau dididik dalam asuhan Nabi (s.a.w) dan dibesarkan di dalam rumahnya. Tidak heran apabila Nabi (s.a.w) mempunyai dua kamar yang satu dikhususkan
untuk Ali bin Abi Thalib.

Antara kisah yang diceritakan Ali bin Abi Thalib adalah jika beliau masuk hendak menemui Nabi (s.a.w), sedangkan baginda dalam keadaan shalat, baginda
berdehem kepadanya. Ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu, karena baginda sering mengucapkan tasbih kepadanya, dan tasbih adalah lebih utama sekalipun berdehem tidak membatalkan shalat mengikuti pendapat yang paling kuat.```

*FIQH HADITS :*

Berdehem di dalam shalat tidak membatalkannya. Imam al-Syafi'i berkata: “Jika keluar dua huruf dari berdehem itu atau satu huruf yang mempunyai makna, maka shalatnya batal, tetapi jika tidak memiliki makna, maka shalatnya tidak batal.”

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar