Sabtu, 22 September 2018

Kajian Hadits IKABA 221-230

*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 221 :*

*‏وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ إِذَا اِفْتَتَحَ اَلصَّلَاةَ  وَإِذَا كَبَّرَ لِلرُّكُوعِ  وَإِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ اَلرُّكُوعِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ*

*وَفِي حَدِيثِ أَبِي حُمَيْدٍ  عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ : ( يَرْفَعُ يَدَيْهِ حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ يُكَبِّرَ )*

*وَلِمُسْلِمٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رضي الله عنه نَحْوُ حَدِيثِ اِبْنِ عُمَرَ  وَلَكِنْ قَالَ : ( حَتَّى يُحَاذِيَ بِهِمَا فُرُوعَ أُذُنَيْهِ )*

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat kedua tangannya lurus dengan kedua bahunya ketika beliau memulai shalat ketika bertakbir untuk ruku' dan ketika mengangkat kepalanya dari ruku'. Muttafaq Alaihi.

Dalam hadits Abu Humaid menurut riwayat Abu Dawud: Beliau mengangkat kedua tangannya sampai lurus dengan kedua bahunya kemudian beliau bertakbir.

Dalam riwayat Muslim dari Malik Ibnu al-Huwairits ada hadits serupa dengan hadits Ibnu Umar tetapi dia berkata: sampai lurus dengan ujung-ujung kedua telinganya.

*MAKNA HADITS :*

```Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram di dalam sholat adalah disyariatkan berdasarkan ijmak ulama. Akan tetapi dilarang dilakukan ketika
mengucapkan salam, sedangkan apabila dilakukan ketika berpindah untuk rukuk dan mengangkat kepala dari rukuk, serta ketika berdiri dari tasyahhud pertama
untuk rakaat yang ketiga masih diperselisihkan. Hadis yang menceritakan hal tersebut cukup banyak. Pendapat inilah yang dianut oleh Imam al-Syafi'i dan
Imam Ahmad, dan ini merupakan salah satu dari riwayat Imam Malik. Ulama Kufah tidak menganut pendapat ini dan ini merupakan pendapat masyhur di kalangan mazhab Imam Malik.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan mengangkat kedua tangan ketika melakukan takbiratul ihram, rukuk, mengangkat kepala dari rukuk dan berdiri dari tasyahhud pertama sebagaimana yang telah ditetapkan oleh hadis Ibn Umar menurut riwayat al-
Bukhari disertai dengan tambahan yang disebutkan pada riwayat yang lain yaitu bacaan: “سمع الله لمن حمده“ ketika mengangkat kepala dari rukuk. Imam Malik, Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad berkata: “Batasan mengangkat kedua
tangan adalah sejajar dengan kedua bahu.” Sedangkan Imam Abu Hanifah berkata: “Batasan mengangkat kedua tangan sampai sejajar dengan kedua telinga.”

2. Menjauhkan kedua siku dari kedua sisi lambung ketika sedang sujud.

3. Disyariatkan meratakan kepala dengan tulang belakang ketika melakukan rukuk.

4. Disunatkan duduk di antara dua sujud dengan cara duduk iftirasy dan duduk dalam tasyahhud akhir dengan cara duduk tawarruk. Apa yang disunatkan ialah cara duduk, bukan duduknya itu sendiri, karena perbuatan duduk itu sendiri merupakan rukun sholat.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 222 :*

*‏وَعَنْ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ رضي الله عنه قَالَ : ( صَلَّيْتُ مَعَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَوَضَعَ يَدَهُ اَلْيُمْنَى عَلَى يَدِهِ اَلْيُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ )  أَخْرَجَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ*

Wail Ibnu Hujr berkata: Aku pernah sholat bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam beliau meletakkan tangannya yang kanan di atas tangannya yang kiri pada dadanya. Dikeluarkan oleh Ibnu Khuzaimah.

*MAKNA HADITS :*

```Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam sholat telah ditetapkan oleh banyak hadis sahih, tetapi atsar dan riwayat saling berselisih antara satu sama lain berkaitan tempat meletakkan keduanya itu. Ada yang mengatakan mesti diletakkan di atas pusat, ada yang mengatakan di bawah pusar dan ada pula yang
mengatakan di atas dada. Pembahasan masalah ini luas. Hikmah berbuat demikian
adalah cara ini mampu menyelamatkan seseorang yang sholat dari melakukan perbuatan sia-sia sekaligus bisa membantunya untuk meningkatkan khusyuk karena cara ini merupakan keadaan orang yang meminta-minta dengan penuh rasa rendah diri di hadapan Allah.```

*FIQH HADITS :*

1. Disyariatkan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada dada ketika berdiri dalam sholat. Inilah pendapat jumhur ulama. Sedangkan menurut Imam Malik,
disyariatkan melepaskan kedua tangan berjuntai ke bawah. Ini merupakan pendapat masyhur di kalangan Mazhab Maliki dari Ibn al-Qasim.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 223 :*

*‏وَعَنْ عُبَادَةَ بْنِ اَلصَّامِتِ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِأُمِّ اَلْقُرْآنِ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْه*

*وَفِي رِوَايَةٍ  لِابْنِ حِبَّانَ وَاَلدَّارَقُطْنِيِّ : ( لَا تَجْزِي صَلَاةٌ لَا يُقْرَأُ فِيهَا بِفَاتِحَةِ اَلْكِتَابِ )*

*وَفِي أُخْرَى  لِأَحْمَدَ وَأَبِي دَاوُدَ  وَاَلتِّرْمِذِيِّ  وَابْنِ حِبَّانَ : ( لَعَلَّكُمْ تَقْرَءُونَ خَلْفَ إِمَامِكُمْ ? " قُلْنَا : نِعْمَ . قَالَ : "لَا تَفْعَلُوا إِلَّا بِفَاتِحَةِ اَلْكِتَابِ  فَإِنَّهُ لَا صَلَاةِ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِهَا )*

Dari Ubadah Ibnu al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah sholat bagi orang yang tidak membaca Ummul Qur'an (al-fatihah)." Muttafaq Alaihi.

Dalam suatu riwayat Ibnu Hibban dan Daruquthni: "Tidak sah sholat yang tidak dibacakan al-fatihah di dalamnya."

Dalam hadits lain riwayat Ahmad Abu Dawud Tirmidzi dan Ibnu Hibban: "Barangkali engkau semua membaca di belakang imammu?" Kami menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Jangan engkau lakukan kecuali membaca al-fatihah karena sungguh tidak sah sholat seseorang tanpa membacanya."

*MAKNA HADITS :*

```Membaca Surah al-Fatihah di dalam sholat, baik dalam sholat sirriyah ataupun sholat jahriyyah, sholat fardu mahupun sholat sunat, merupakan salah satu rukun sholat sebagaimana yang telah ditegaskan oleh beberapa hadis yang jumlah teramat banyak. Inilah pendapat Imam Malik, Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad
berkenaan dengan sholat seseorang yang bersendirian dan bagi imam. Ini ditegaskan
hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban dan al-Daruquthni yang menunjukkan ketiadaan sholat, kerana sholat yang sudah dinafikan kesahihannya tidak termasuk
sholat yang disyariatkan. Disamping itu, Nabi (s.a.w) ketika mengetahui Khallad ibn Rafi' yang melakukan sholat tidak sempurna, baginda segera menyuruhnya
membaca Ummu al-Kitab dan bersabda kepadanya: “Kemudian lakukanlah hal yang serupa dalam semua sholatmu itu.” Nabi (s.a.w) membaca Surah al-Fatihah
dalam setiap rakaat dan baginda bersabda:

صلوا كما رأيتموني أصلي

“Sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat!”

Nabi (s.a.w) melarang makmum membaca selain Fatihah al-Kitab. Ini merupakan ikatan yang mentakhsis makna umum yang terdapat di dalam perintah supaya berdiam bagi makmum.```

*FIQH HADITS :*

Wajib membaca Surah al-Fatihah. Surah al-Fatihah merupakan salah satu rukun sholat. Demikian menurut pendapat jumhur ulama, sedangkan Imam Abu Hanifah
mengatakan bahwa Surah al-Fatihah tidak termasuk salah satu rukun sholat, sebaliknya rukun berkaitan bacaan disini ialah membaca al-Qur'an secara mutlak
dan ini sudah mencukupi.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 224 :*

*‏وَعَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ كَانُوا يَفْتَتِحُونَ اَلصَّلَاةِ بِـ (اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ ) )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ* 

*زَادَ مُسْلِمٌ: ( لَا يَذْكُرُونَ : (بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ ) فِي أَوَّلِ قِرَاءَةٍ وَلَا فِي آخِرِهَا )*

*وَفِي رِوَايَةٍ لِأَحْمَدَ  وَالنَّسَائِيِّ وَابْنِ خُزَيْمَةَ : ( لَا يَجْهَرُونَ ‏بِبِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيم ِ )*

*وَفِي أُخْرَى لِابْنِ خُزَيْمَةَ : ( كَانُوا يُسِرُّونَ ). وَعَلَى هَذَا يُحْمَلُ اَلنَّفْيُ فِي رِوَايَةِ مُسْلِمٍ  خِلَافًا لِمَنْ أَعَلَّهَا*

Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Abu Bakar dan Umar memulai sholat dengan (membaca) alhamdulillaahi rabbil 'alamiin. Muttafaq Alaihi.

Muslim menambahkan: Mereka tidak membaca bismillaahirrahmaanirrahiim baik pada awal bacaan maupun akhirnya.

Dalam suatu riwayat Ahmad Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah disebutkan: Mereka tidak membaca bismillaahirrahmaanirrahiim dengan suara keras.

Dalam suatu hadits lain riwayat Ibnu Khuzaimah: Mereka membaca dan amat pelan. (Pengertian ini --membaca dengan amat pelan-- diarahkan pada pengertian tidak membacanya seperti pada hadits riwayat Muslim yang tentunya berbeda dengan yang menyatakan bahwa hadits ini ma'lul).

*MAKNA HADITS :*

```Basmalah adalah sebagian dari ayat al-Qur'an di dalam Surah al-Naml, menurut ijmak ulama. Tetapi mereka berselisih pendapat mengenai basmalah pada
permulaan Surah al-Fatihah baik ia termasuk salah satu ayat darinya
karena ia ditulis dalam mushaf dan mereka tidaklah menulis basmalah di dalam mushaf melainkan ia termasuk sebagian dari al-Qur'an ataupun basmalah tidak termasuk sebagian ayat dari al-Fatihah, karena disebutkan pada
permulaannya hanya semata-mata untuk ber-tabarruk, sebagaimana ia disebutkan pada setiap permulaan surah untuk memisahkan antara satu surah dengan surah yang lain.

Hadis Anas (r.a) menegaskan bahwa apa yang mereka maksudkan ialah tidak membaca basmalah dengan suara kuat atau meniadakan bacaan basmalah lantaran bacaan itu tidak termasuk dari salah satu dari ayat Surah al-Fatihah. Apapun, hadis Anas (r.a) ini dinilai mudhtharib. Buktinya, Nabi (s.a.w) ada kalanya
ketika di dalam sholat membaca basmalah dengan suara kuat dan ada kalanya pula dengan suara tidak kuat. Baginda membacanya dengan suara kuat dalam sholat
jahriyyah dan membaca dengan suara tidak kuat dalam sholat sirriyyah. Tetapi adakalanya baginda membacanya dengan tidak kuat dalam sholat jahriyyah untuk menjelaskan bahwa itu boleh dilakukan.

Dengan cara demikian, hadis-hadis dalam masalah ini yang seakan berselisih antara satu sama lain dapat digabungkan pemahamannya. Ulama membahas masalah ini dengan panjang lebar, malah ada pula diantara mereka yang menulis secara khusus masalah ini.```

*FIQH HADITS :*

Basmalah dalam sholat tidak dibaca dengan suara kuat. Inilah pendapat Imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah. Tetapi Imam al-Syafi'i mengkhususkan hanya dalam sholat-sholat fardu yang dikerjakan pada waktu siang hari, kerana sholat fardu siang hari adalah sholat sirriyyah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 225 :*

*‏وَعَنْ نُعَيْمٍ اَلْمُجَمِّرِ رضي الله عنه قَالَ : ( صَلَّيْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَرَأَ : (بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ) . ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ اَلْقُرْآنِ  حَتَّى إِذَا بَلَغَ : (وَلَا اَلضَّالِّينَ)  قَالَ : "آمِينَ" وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ  وَإِذَا قَامَ مِنْ اَلْجُلُوسِ : اَللَّهُ أَكْبَرُ . ثُمَّ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ : وَاَلَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لَأَشْبَهُكُمْ صَلَاةً بِرَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم )  رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَابْنُ خُزَيْمَةَ* 

Nu'aim al-Mujmir berkata: Aku pernah sembahyang di belakang Abu Hurairah r.a. Dia membaca (bismillaahirrahmaanirrahiim) kemudian membaca al-fatihah sehingga setelah membaca (waladldlolliin) dia membaca: Amin. Setiap sujud dan ketika bangun dari duduk selalu membaca Allaahu Akbar. Setelah salam dia mengatakan: Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh aku adalah orang yang paling mirip sholatnya dengan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Riwayat Nasa'i dan Ibnu Khuzaimah.

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) adakalanya membaca basmalah ketika dalam sholat dengan suara keras dan adakalanya pula dengan suara tidak keras. Dalam solat jahriyyah, baginda membacanya dengan suara keras, sedangkan dalam solat sirriyyah, baginda membacanya dengan tidak keras. Tetapi adakalanya baginda membacanya dengan suara tidak keras dalam solat jahriyyah untuk menjelaskan bahwa itu boleh dilakukan. Dengan ini, riwayat yang meniadakan bacaan basmalah dan riwayat
yang menyuruh membacanya dapat digabungkan.

Antara Sunnah Nabi (s.a.w) adalah membaca amin dalam solat jahriyyah ketika selesai membaca Surah al-Fatihah dan membaca takbir dalam setiap perpindahan satu rukun ke rukun yang lain kecuali ketika mengangkat kepala dari rukuk. Bacaan ketika bangkit daripada rukuk adalah "سمع الله لمن حمده" ```

*FIQH HADITS :*

Disyariatkan bagi imam membaca amin dengan suara keras. Inilah pendapat Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, imam membaca amin dengan suara tidak keras, karena bacaan amin tidak lain kecuali sebagai tambahan do'a dan oleh karenanya, inti do'a lebih utama dari itu. Tetapi riwayat Imam Malik mengenai membaca amin dalam solat jahriyyah masih ada perselisihan pendapat. Ulama Mesir meriwayatkan dari Imam Malik, tidak ada bacaan amin dalam solat jahriyyah, karena
imam adalah orang yang berdo'a sedangkan membaca amin hanya disunatkan kepada orang yang tidak membaca do'a. Tetapi diriwayatkan pula dari Imam Malik bahwa hendaklah imam membaca amin dengan suara tidak kuat.

Meskipun begitu, mereka tidak berselisih pendapat dalam solat sirriyyah dimana imam dikehendaki membaca amin dengan suara tidak keras. Makmum juga hendaklah menngeraskan suara bacaan amin dalam solat jahriyyah dan tidak
menguatkan suara dalam solat sirriyyah. Inilah pendapat Imam al-Syafi'i dan Imam Ahmad. Imam Malik mengatakan bahwa makmum membaca amin dengan suara tidak kuat dalam keadaan apapun, baik dalam solat jahriyyah maupun dalam solat sirriyah. Orang yang solat sendirian juga sama hukumnya dengan makmum dalam masalah ini. Imam Abu Hanifah
mengatakan bahwa makmum hendaklah membaca amin dengan suara tidak keras, begitu juga dengan orang yang solat bersendirian.

2. Disyariatkan mengucapkan takbiratul intiqal ketika sujud, ketika bangkit dari
kedua sujud, dan ketika bangkit dari tasyahhud pertama.

3. Boleh bersumpah tanpa disertai permintaan untuk mengukuhkan perkara.

4. Ulama berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah dengan suara
kuat. Disini ada beberapa pendapat.

Imam al-Syafi'i mengatakan bahwa disunatkan membaca basmalah dengan suara yang keras dalam solat jahriyyah, dan dengan suara tidak keras dalam solat sirriyyah. Beliau mengatakan bahwa
basmalah merupakan salah satu dari Surah al-Fatihah. Seluruh ulama bersepakat bahwa basmalah di dalam Surah al-Naml merupakan sebagian daripadanya, tanpa ada ulama yang memperselisihkannya, meskipun mereka berselisih pendapat dalam surah yang lain. Pendapat yang paling sahih
menurut Imam al-Syafi'i adalah basmalah merupakan sebagian dari setiap surah. Beliau menguatkan pendapatnya dengan hadis yang diriwayatkan oleh ibnu huzaimah melalui Ummu Salamah (r.a) bahwa Nabi (s.a.w) membaca
ِ“ بسم الله الرحمن الرحيم"
ketika dalam solat dan baginda mengganggapnya sebagai satu ayat (dari al-Fatihah). Para sahabat telah bersepakat untuk menetapkannya dalam mushaf pada setiap permulaan surah kecuali pada permulaan Surah al-Baraah, yakni Surah al-Taubah.

Imam Malik mengatakan
bahwa basmalah tidak perlu dibaca dalam solat fardu baik solat sirriyyah maupun solat jahriyyah, karena basmalah tidak termasuk salah satu ayat dari al-Qur'an, baik pada permulaan Surah al-Fatihah mahupun pada permulaan surah yang lainnya kecuali Surah al-Naml, karena di dalam Surah al-Naml basmalah merupakan salah satu dari ayatnya. Di dalam solat
sunat, seseorang dibolehkan memilih baik membacanya atau sebaliknya.

Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad mengatakan bahwa disunatkan membaca basmalah dengan suara tidak kuat, bukan dengan suara kuat dalam solat
sirriyyah dan jahriyyah. Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad mengatakan bahwa basmalah merupakan ayat tersendiri dari al-Qur'an. Ia diturunkan untuk memohon keberkatan dan sebagai pemisah di antara satu surah dengan surah yang lain, tetapi ia tidak termasuk salah satu daripada ayat Surah al-Fatihah dan juga surah-surah yang lain. Pada awalnya Rasulullah (s.a.w) tidak
tahu apa yang patut dijadikan pemisah di antara satu surah dengan surah yang sebelum diturunkan kepadanya. Basmalah:  "بسم الله الرحمن الرحيم " Ini merupakan ketetapan yang menegaskan bahwa basmalah diturunkan untuk memisahkan
antara satu surah dengan yang lain, dan basmalah tidak termasuk sebagai ayat permulaan bagi setiap surah. Kedua ulama ini menguatkan pendapatnya dengan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim melalui Anas (r.a):

أن النبي صلى الله عليه وسلم وأبا بكر وعمر كانوا يفتتحون الصلاة ب " الحمد لله رب العالمين" لا يذكرون "بسم الله الرحمن الرحيم" في أول قرأة ولا في أخرها

“Nabi (s.a.w) dan Abu Bakar serta Umar memulai solat dengan bacaan "الحمد لله رب العالمين"
Mereka tidak membaca "بسم الله الرحمن الرحيم " baik pada permulaan bacaan maupun di akhir bacaan.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 226 :*

*‏وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِذَا قَرَأْتُمْ اَلْفَاتِحَةِ فَاقْرَءُوا : ( بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ )  فَإِنَّهَا إِحْدَى آيَاتِهَا )  رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ  وَصَوَّبَ وَقْفَهُ*

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila kamu membaca al-fatihah maka bacalah bismillaahirrahmaanirrahiim karena ia termasuk salah satu dari ayatnya." Riwayat Daruquthni yang menggolongkannya hadits mauquf.

*MAKNA HADITS :*

```Hadis ini menunjukkan bahwa basmalah merupakan sebagian ayat dari Surah al-Fatihah, namun hadis ini mawquf.```

*FIQH HADITS :*

Basmalah dalam solat dibaca dengan suara keras dan basmalah merupakan salah satu ayat dari Surah al-Fatihah.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 227 :*

*‏وَعَنْهُ قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَةِ أُمِّ اَلْقُرْآنِ رَفَعَ صَوْتَهُ وَقَالَ : "آمِينَ". )  رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ وَحَسَّنَهُ  وَالْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ*

*وَلِأَبِي دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيِّ مِنْ حَدِيثِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ نَحْوُهُ*

Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila selesai membaca Ummul Qur'an (al-fatihah) beliau mengangkat suaranya dan membaca: "Amin." Hadits hasan diriwayatkan oleh Daruquthni. Hadits shahih menurut Hakim.

Ada pula hadits serupa dalam riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi daari hadits Wail Ibnu Hujr.

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) menegaskan bahwa Surah al-Fatihah memiliki penutup yang dengannya baginda bertadharru‟ memohon kepada Allah seraya mengagungkan-Nya, yaitu dengan membaca lafaz “Amin”. Lafaz “Amin” merupakan isim fi'il amar yang dimabnikan. Maksudnya adalah: “Ya Allah, perkenankan do'a kami.” Antara
keistimewaan membaca “Amin” adalah barang siapa yang bacaan aminnya bertepatan dengan bacaan amin para malaikat, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.```

*FIQH HADITS :*

Imam shalat disyariatkan membaca amin. Penjelasan mengenainya telah disebutkan sebelum ini di fiqh hadis no. 225.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 228 :*

*‏وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : إِنِّي لَا أَسْتَطِيعُ أَنْ آخُذَ مِنْ اَلْقُرْآنِ شَيْئًا  فَعَلِّمْنِي مَا يُجْزِئُنِيٌ]مِنْهُ] . قَالَ : "سُبْحَانَ اَللَّهِ  وَالْحَمْدُ لِلَّهِ  وَلَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ  وَلَا حَوْلٌ وَلَا قُوَّةً إِلَّا بِاَللَّهِ اَلْعَلِيِّ اَلْعَظِيمِ . . . )  اَلْحَدِيثَ . رَوَاهُ أَحْمَدُ  وَأَبُو دَاوُدَ  وَالنَّسَائِيُّ  وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ  وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ وَالْحَاكِمُ*

Abdullah Ibnu Aufa Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki datang menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam seraya berkata: Sungguh aku ini tidak bisa menghafal satu ayat pun dari al-Qur'an maka ajarilah diriku sesuatu yang cukup bagiku tanpa harus menghapal al-Qur'an. Beliau bersabda: "Bacalah subhanallaah walhamdulillah walaa ilaaha illallaah wallaahu akbar walaa haula walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim (artinya= Maha Suci Allah segala puji hanya bagi Allah tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Allah Maha Besar tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagiMaha Agung)." Hadits riwayat Ahmad Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban Daruquthni dan Hakim.

*MAKNA HADITS :*

```Membaca Surah al-Fatihah merupakan salah satu rukun shalat yang wajib dipelajari bagi setiap orang yang baru masuk Islam supaya dia dapat membacanya ketika dalam shalat. Barang siapa yang masuk Islam lalu dia tidak menemukan seseorang pun yang mengajarkannya membaca Surah al-Fatihah atau waktunya terllalu ssempit hingga tidak sempat belajar Surah al-Fatihah, maka Surah al-Fatihah boleh digantikan dengan membaca zikir, tasbih, tahmid dan tahlil agar membolehkannya mengerjakan shalat tepat pada waktunya. Setelah itu, dia mesti belajar membaca al-Fatihah untuk shalat-shalat yang akan datang, sekalipun dia terpaksa bermusafir ke
negeri lain jika dia mempunyai biaya.```

*FIQH HADITS :*

_Barang siapa yang tidak mampu membaca al-Fatihah ketika dalam shalat, karena waktu yang terlalu sempit atau tidak ada orang lain yang mau mengajarkannya, maka dia boleh membaca penggantinya berupa zikir sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadis ini._

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 229 :*

*‏وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّي بِنَا  فَيَقْرَأُ فِي اَلظُّهْرِ وَالْعَصْرِ - فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ اَلْأُولَيَيْنِ - بِفَاتِحَةِ اَلْكِتَابِ وَسُورَتَيْنِ  وَيُسْمِعُنَا اَلْآيَةَ أَحْيَانًا  وَيُطَوِّلُ اَلرَّكْعَةَ اَلْأُولَى  وَيَقْرَأُ فِي اَلْأُخْرَيَيْنِ بِفَاتِحَةِ اَلْكِتَابِ. )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Abu Qotadah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu sholat bersama kami pada dua rakaat pertama dalam sholat Dhuhur dan Ashar beliau membaca al-Fatihah dan dua surat dan kadangkala memperdengarkan kepada kami bacaan ayatnya beliau memperpanjang rakaat pertama dan hanya membaca al-fatihah dalam dua rakaat terakhir

*MAKNA HADITS :*

```Rasulullah (s.a.w) memperpanjang waktu bacaan pada dua rakaat pertama dan
rakaat pertama lebih panjang daripada rakaat kedua supaya semua orang sempat
berjamaah shalat, karena semangat dalam rakaat pertama lebih kuat daripada rakaat
sesudahnya dan begitu pula dengan khusyuk pada rakaat pertama. Baginda senantiasa
meringankan pelaksanaan shalat selain dua rakaat pertama karena dikawatiri menyebabkan makmum merasa bosan dan jemu.

Antara Sunnah Nabi (s.a.w) ialah baginda mengkhususkan dua rakaat pertama dengan membaca surah selain dari Surah al-Fatihah, sedangkan dua rakaat yang berikutnya tidak demikian. Rasulullah (s.a.w) ada kalanya
memperdengarkan satu atau dua ayat diwaktu mengerjakan shalat sirriyyah kepada mereka untuk menjelaskan berapa kadar ayat yang dibacanya. Membaca surah
dengan suara yang tidak kuat dalam shalat sirriyyah bukanlah satu perkara yang wajib, malahan jika itu dilakukan, tidak menuntut seseorang supaya sujud sahwi
dilakukan.```

*FIQH HADITS :*

1. Diwajibkan membaca Surah al-Fatihah ketika dalam shalat.

2. Disyariatkan membaca surah sesudah membaca Surah al-Fatihah dalam dua rakaat pertama.

3. Disyariatkan memanjangkan bacaan surah dalam rakaat pertama yang kadarnya jauh lebih panjang daripada rakaat kedua.

4. Disyariatkan membaca Surah al-Fatihah dalam dua rakaat terakhir tanpa membaca surah yang lain.

5. Boleh menguatkan suara bacaan sebagian ayat dalam shalat sirriyyah.

6. Boleh mengutamakan dzahir suatu keadaan dalam menyampaikan berita tanpa
bergantung kepada keyakinan, sebab jalan untuk mengetahui bacaan surah dalam shalat sirriyyah tidak lain mesti ditempuh dengan cara mendengarkan
secara keseluruhan. Suara bacaan itu dapat diketahui dengan yakin apabila dilakukan diwaktu mengerjakan shalat jahriyyah. Jadi, pemberitaan ini seakan-akan diambil setelah mendengarkan sebagian bacaan yang dengannya dapat disimpulkan bacaan lain karena ada tanda-tandanya.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*KAJIAN KITAB IBANAH AL-AHKAM KARYA ASSAYYID ALAWI BIN ABBAS AL-MALIKI*

_*BAB TATACARA PELAKSANAAN SHOLAT*_

*HADITS KE 230 :*

*‏وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( كُنَّا نَحْزُرُ قِيَامَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي اَلظُّهْرِ وَالْعَصْرِ  فَحَزَرْنَا قِيَامَهُ فِي اَلرَّكْعَتَيْنِ اَلْأُولَيَيْنِ مِنْ اَلظُّهْرِ قَدْرَ : (الم تَنْزِيلُ) اَلسَّجْدَةِ . وَفِي اَلْأُخْرَيَيْنِ قَدْرَ اَلنِّصْفِ مِنْ ذَلِكَ . وَفِي اَلْأُولَيَيْنِ مِنْ اَلْعَصْرِ عَلَى قَدْرِ اَلْأُخْرَيَيْنِ مِنْ اَلظُّهْرِ  وَالْأُخْرَيَيْنِ مِنْ اَلظُّهْرِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ*

Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami pernah mengukur lama berdirinya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam sholat Dhuhur dan Ashar. Setelah kami ukur bahwa lama berdirinya dalam dua rakaat pertama sholat Dhuhur sekitar lamanya membaca (Alif Laam Mim. Tanziil) al-Sajadah. Dan dalam dua rakaat terakhir sekitar setengahnya dalam dua rakaat pertama sholat Ashar seperti dua rakaat terakhir sholat Dhuhur dan dua rakaat terakhir setengahnya. Diriwayatkan oleh Muslim.

*MAKNA HADITS :*

```Para sahabat adalah orang yang senantiasa bersemangat untuk menghafal Sunnah, menukil dan memastikannya untuk kemudian disampaikan kepada kaum
muslimin yang lain. Oleh itu, mereka selalu meneliti semua perbuatan dan perkataan Rasulullah (s.a.w). Mereka berjumlah tiga puluh orang, antara lain ialah Abu Sa'id al-Khudri. Beliau memperkirakan waktu sholat Rasulullah (s.a.w), lalu mereka menerangkan kadar lama berdiri Nabi (s.a.w) dalam setiap rakaat, begitu pula mengenai disiplin baginda diwaktu mengerjakan sholat.

Memandang waktu dzuhur adalah waktu istirahat pada waktu siang hari, maka Rasulullah (s.a.w) memperpanjang bacaannya dalam sholat tersebut dengan bacaan yang lebih panjang daripada sholat Asar, supaya orang yang terlambat sempat berjemaah sholat dengan baginda. Ketika mengerjakan sholat Asar, baginda
mempercepat karena sholat Asar dikerjakan ketika orang sedang bekerja.

Apa yang dikerjakan oleh Rasulullah (s.a.w) itu adalah menjadikan sholat-sholat yang
dikerjakannya sebagai rahmat ke atasnya. Nabi (s.a.w) adalah seorang yang pengasih lagi penyayang. Baginda memperpanjang bacaan sholatnya pada rakaat pertama dan mempercepat pada rakaat kedua memandang keadaan yang paling bersemangat bagi orang yang sedang sholat ialah pada permulaan sholat. Keadaan ini sentiasa dilakukan dalam setiap sholat.```

*FIQH HADITS :*

1. Disunatkan memperpanjang bacaan pada dua rakaat pertama sholat dzuhur dan Rasulullah (s.a.w) kadang membaca ayat yang lain selain al-Fatihah pada dua
rakaat yang berikutnya.

2. Disunatkan mempersingkat bacaan dalam sholat Asar, dan menjadikan kadarnya separuh dari bacaan sholat Dzuhur.

3. Diperbolehkan berpegang dengan prasangka dalam menyampaikan berita.

```Wallahu a'lam bisshowab..```

_*Demikian Kajian Hadits untuk hari ini.*_

Semoga bermanfaat. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar